Apapun Rasa Perjalanan Hidup Ambilah Sisi Positifnya

Aku mau lewat…. Ya! mau curhat maksudnya. Curhatanku kali ini ada hal yang menariknya lho, apa yang menarik? yang menarik adalah aku menulis ini sampai ingin menangis tapi aku tahan – tahan karena ada bapak. Bukan, bukan, bukan itu hal menariknya setelah mendengarkan curhatanku kamu bisa mengetahui perjalananku dan mengambil pesan – pesan positifnya, pasti menarik. Selamat membaca reader tercinta.

Halo perkenalkan aku seorang manusia yang alhamdulillahnya sekarang sedang menempuh perjalanan hidup baru menjadi seorang mahasiswi Ilmu Administrasi Negara di UNS. Aku ingin membagikan sepenggal kisahku tentang bagaimana sampai akhirnya bisa berkuliah di jurusan Ilmu Administrasi Negara UNS ini. Yang pastinya karena menginputkan pilihan Ilmu Administrasi Negara di sistem pendaftaran online masuk perguruan tinggi yah. Namun aku ingin bercerita dahulu apa cita – citaku saat SMA yang ingin aku wujudkan ketika kelak aku berkuliah. Saat itu ketika awal masuk SMA guru mata pelajaran seni budaya memberi pertanyaan kepada semua siswa kelas X IPS 3 yang diantaranya ada aku disana untuk memperkenalkan diri. Ketika pertanyaan apa cita – citamu ditanyakan kepadaku, aku menjawab cita cita apa yang sudah aku impikan yaitu guru sejarah. Ya cita – cita guru adalah yang aku inginkan dan dambakan sejak dulu dan sejarah adalah mata pelajaran yang paling aku sukai.

Seiring berjalannya waktu masa – masa SMA tidak terasa hampir selesai kulalui setelah kurang lebih 3 tahun dengan cerita penuh rasa manis maupun pahit didalamnya. Telah tiba saat yang membingungkan bagiku. Tepatnya dikelas XII aku dan teman – teman seangkatan mendapat pengumuman dari guru BK bahwa akan ada seleksi nasional masuk perguruan tinggi negeri atau SNMPTN yang persyaratannya nanti akan dipilih beberapa siswa yang eligible saja. Sejak itu aku mulai mengikuti webinar – webinar dan live streaming dari LTMPT agar tahu dan mempunyai gambaran seperti apa alur SNMPTN itu, karena semasa SMA aku tidak terlalu banyak mencari informasi mengenai SNMPTN namun hanya dari mendengarkan bapak dan ibu guru bahwa harus mendapatkan nilai yang baik dan mempertahankannya untuk bisa mengikuti seleksi ini itulah yang kulakukan. Pengumuman dari BK selanjutnya menyatakan siapa saja siswa siswi yang eligible dan bersyukur aku bisa menjadi siswa eligble. Selanjutnya tidak lain tidak bukan aku diharuskan mengikuti alur pendaftaran SNMPTN. Beberapa hari menuju pengisian pilihan jurusan dan universitas aku merasakan dilema yang sangat kuat menyelimuti diri. Aku belum punya tujuan pasti, mau kutaruh kemana pilihan ini karena sebelumnya aku belum mempunyai keinginan yang matang. Dengan segala pertimbangan saat itu aku memutuskan untuk mengisi pilihan pertama dengan Ilmu Administrasi Negara di UNS.

Tibalah hari dimana pengumuman SNMPTN itu. Aku membuka pengumuman dan aku senang sekali dan menangis bahagia karena ada ucapan selamat disana. Tidak lupa untuk bersyukur kepada Allah swt. Namun, alangkah anehnya pikiranku setelah hari pengumuman. Hari demi hari waktu demi waktu keputusan yang aku ambil menjadi kenyataan terkabulkan itu selalu terngiang di otakku, entah saat duduk – duduk santai, berjemur demi meningkatkan imunitas tubuh, mencuci piring, melamun sebelum tidur sampai kemimpi pun muncul. Diriku seakan akan tidak mau menerima hasil itu. Aku merasa sangat menyesal dan kecewa mengapa tidak aku siapkan dari jauh hari apalagi menyangkut hal yang sangat penting.

Kutanamankan dalam hati bahwa rencana Allah itu pasti lebih baik daripada rencana kita. Hati yang lemah ini sedikit terkuatkan oleh kata – kata tersebut. Namanya saja manusia rasa ingin mengikhlaskan mungkin terkadang sulit. Dari salah satu ayat al qur’an surat Al – Baqarah : 216 yang artinya berbunyi “Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui”. Takdir Allah adalah yang terbaik untuk kita selalu menjadi pegangan dan semangat menjalani kehidupanku selanjutnya. Dengan mengambil sisi positif dan menjadikan kesalahan menjadi pembelajaran itulah yang paling baik dan tepat yang harus kulakukan. Terus berusaha sebaik mungkin yang kita bisa dan jangan cepat putus asa. Semangat!

Terima kasih kepada pembaca yang sudah mau meluangkan waktunya untuk mendengarkan curhatan Maulia semoga sehat selalu

2 Likes

Terus semangat ya. “Jatuh 99 kali, harus bangkit 100 kali”