Apa itu Preposisi? Apa Saja Bentuk, Macam, dan Fungsi Preposisi?

Preposisi dalam bahasa Latin prae ( sebelum ), ponere ( menempatkan, tempat ). Preposisi sendiri memiliki arti “kata depan”, menandai berbagai hubungan makna antara konstituen di depan, posisi tersebut dengan konstituen di belakangnya.

Ditinjau dari sintaksisnya,preposisi berada di depan nomina adjektiva, sehingga terbentuklah frasa preposisional, seperti ke pasar, sampai penuh, dan dengan segera. Sedangkan ditinjau dari bentuk , preposisi terdiri dari preposisi tunggal dan propesisi majemuk.

Preposisi termasuk golongan kelas kata tertutup, maksudnya jumlahnya terbatas. Sekalipun terbatas, tetapi penggunaannya kadang-kadang menimbulkan kesulitan. Preposisi selalu diikuti kata/ frasa, berbeda dengan kata penghubung yang diikuti klausa, khususnya kata penghubung yang tidak setara (Ramlan 208: 63).

Setelah mengetahui tentang preposisi, maka berikut jabaran bentuk dan makna preoposisi, yang pertama, tunggal ( hanya terdiri atas satu kata, entah itu kata dasar atau kata berafiks ). Contoh preposisi dasar : sampai, dan contoh preposisi berafiks : bersama . Kedua preposisi gabungan, terdiri atas preposisi berdampingan, preposisi berkolerasi, dan preposisi nomina lokatif. Contoh propersi yang berdampingan : daripada, contoh propersi yang berkolerasi : antara….dengan…., selanjutnya contoh : sekitar kampus. Ketiga preposisi berdampingan ( terdiri atas dua propesisi yang letaknya berurutan ). Dan terakhir ada peran semantis preposisi ( sebagai penanda hubungan ). Peran semantis proposisi yang diklaim dalam bahasa Indonesia yaitu sebagai penanda hubungan tempat, peruntukan, sebab, kesertaan atau cara, pelaku, waktu, ihwal ( peristiwa ), dan milik.

Berdasarkan fungsinya sebagai penanda pertalian semantik, preposisi dapat digolongkan menjadi dua belas, yaitu: 1) Preposisi yang berfungsi menandai pertalian semantik ‘keberadaan’; 2) Preposisi yang berfungsi menandai pertalian semantik ‘asal’; 3) Preposisi yang berfungsi menandai pertalian semantik ‘arah’; 4) Preosisi yang berfungsi menandai pertalian semantik ‘alat; 5) Preposisi yang berfungsi menandai pertalian semantik ‘peserta’; 6) Preposisi yang berfungsi menandai pertalian semantik ‘ cara’; 7) Preposisi yang berfungsi menandai pertalian semantik ‘peruntukan’; 8) Preposisi yang berfungsi menandai pertalian semantik ‘ sebab/alasan’; 9) Preposisi yang berfungsi menandai pertalian semantik ‘ perbandingan’; 10) Preposisi yang berfungsi menandai pertalian semantik ‘agentif’; 11) Preposisi yang berfungsi menandai pertalian semantik ‘batas terakhir’; 12) Preposisi yang berfungsi menandai pertalian semantik ‘ perihal atau berkenaan dengan’.

DAFTAR PUSTAKA :

Alwi Hasan dkk. 2009. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka

Ramlan, M. 2008. Kalimat, Konjungsi, dan Preposisi Bahasa Indonesia dalam Penulisan

Karangan Ilmiah. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.