Apa itu Metonimi/Metonimia atau Hubungan Makna Dalam Semantik?

Haiiii mijilions, apa kabar nih? Semoga selalu sehat dan bahagia ya! sebelum mau menikmati libur semester, kita baca artikel mengenai metonimi/metonimia atau hubungan makna dulu yuk temen-temen :raised_hands:

Jadi apa sih yang metonimi/metonimia atau hubungan makna itu?

Mari kita simak pembahasan di bawah ini, selamat membaca dan memahami teman-teman semua.

Dalam linguistik terdapat cabang ilmu lainnya yakni seperti semantik, semantik merupakan ilmu yang mempelajari tentang makna. Hal ini diperkuat dengan pernyataan Abdul Chaer (1994) bahwa semantik merupakan ilmu yang mempelajari bidang kajian pada linguistik yang berfokus pada objek penelitian mengenai makna bahasa. Di dalam ilmu semantik, terdapat beberapa pendekatan mengenai makna, pada artikel kali ini kita akan membahasa mengenai metonimi/mentonimia atau dapat kita sebut dengan hubungan makna.
Metonimi/metonimia atau dapat kita sebut dengan hubungan makna dapat kita katakan sebagai majas atau sebuah kata atau perumpamaan yang mengacu pada objek atau ide yang menunjukkan nama lain dari kata yang dituju. Hal ini serupa dengan pernyataan (Herwandar dan Piantari: 2018) menyatakan bahwa metonimi adalah suatu majas yakni kata-kata yang digunakan untuk mengekspresikan kata lain yang memiliki kesamaan makna.

Menurut Qoriah (2018) bahwa metonimia memiliki beberapa jenis, antara lain:

  1. Metonimia Spasial : metonimia spasial ini merupakan metonimia yang makna katanya memiliki hubungan dengan kata yang bersifat lokatif dengan makna kata yang digantikannya.
  2. Metonimia Logikal : metonimia logikal merupakan metonimia yang digunakan masih berkaitan dengan nama pemiliknya, hal ini bertujuan sebagai tanda hormat untuk sang pencipta.
  3. Metonimia Temporal : metonimia temporal merupakan metonimia yang memiliki hubungan temporal atau memiliki hubungan dengan waktu.
  4. Metonimia Sebagian-keseluruhan : metonimia ini merujuk pada sebagian atau bahkan secara keseluruhan mengenai kebiasaan dari individu-individu yang menonjol.

Sedangkan menurut Sridianti (2021) jenis-jenis metonimi yakni sebagai berikut:

  1. Metonimi yang mengacu pada penyebab efek, contohnya pada kalimat “Para preman adalah keresahan masyarakat”. Merujuk pada kegelisahan, kekhawatiran yang disebabkan atas perbuatan para preman
  2. Tempat atau wadah untuk isi, contohnya yakni pada“minum botol”. tersebut merujuk pada isi yang di botol.
  3. Sebagai simbol sebagai lambang, contohnya pada “dia bersumpah setia pada pancasila”. Makna dari kalimat tersebut adalah untuk memberikan pernyataan bahwa dia bersumpah pada negara.
  4. Metonimia sebagai bagian untuk keseluruhan. Contohnya pada kalimat “pertahankan kerja kelompok anda”
  5. Metonimia yang mengacu pada seluruh bagian, contohnya “cuci motornya”. Untuk merujuk pada semua bagian.
  6. Metonimia yang mengacu pada materi untuk objek. Contohnya “ dia melukis kertas” untuk menunjuk sebuah lukisan di kertas.
  7. Metonimia yang mengacu pada instrument yang digunakannya. Contohnya “ini adalah rancangan yang paling luar biasa di pameran ini” untuk merujuk pada designer.
    Untuk fungsi metonimia sendiri yakni metonimia digunakan untuk menghidupkan benda mati, maksudnya yakni pada saat kita sedang menulis sajak terkadang kita menggunakan makna kata lain yakni contohnya dengan perumpaan dari benda mati yang kita buat seolah-olah benda tersebut hidup. Selain itu metonimia dapat kita temui pada komunikasi sehari-hari, yakni ketika seseorang menyebutkan merk yang pada dasarnya orang tersebut mengacu pada makna benda yang ingin diucapkannya. Berikut beberapa contohnya:
  8. “ibuku kemarin membeli supermi untuk stok dirumah”
    Pada kalimat tersebut terdapat nama merk yakni “Supermi” yang aslinya mengacu pada bahan makanan yakni mie instan.
  9. “rinso yang dibawa Mada siang tadi berceceran dilantai”
    Pada kalimat di atas maksud kata dari “rinso” yakni mengacu pada sabun cuci baju.
    Contoh dari metonimia lainnya yakni:
  10. “Anak itu adalah anak yang dapat memiliki kata-katanya”. Maknanya anak yang dapat menepati janjinya.
  11. “kakak sudah makan dua piring”. Maknanya mengacu kepada isi yang ada di piring.

Berdasarkan penjelasan di atas dapat kita simpulkan bahwa metonimi/metonimia atau hubungan makna adalah kata yang digunakan untuk mengacu pada makna kata yang sama dengan aslinya, metonimi juga dapat disebut majas yang dapat digunakan untuk perumpamaan.

Sekian penjelasan mengenai metonimi/metonimia atau hubungan makna dari saya, semoga dapat dipahami dan dapat bermanfaat untuk semuanya :blush:
Selamat berlibur teman-teman :pinching_hand: :sunglasses:

Referensi:
Chaer, Abdul. 1994. Pengantar Semantik Bahasa Indonesia. Jakarta: Rineka
Cipta.

Herwandar, R., & Piantari, L. L. (2018). Metonimia dan Metafora dalam Norma dan Eksploitasi Tipe Semantis Adjektiva Value Frasa Nomina Eye pada Coca. Jurnal Al-Azhar Indonesia Seri Humaniora, 4(2), 79-93.

Qori’ah, A. (2021). PENGGUNAAN METAFORA DAN METONIMIA DALAM NOVEL BLUMBANGAN KARYA NARKO WIRAHASTA (Doctoral dissertation, Universitas Muhammadiyah Malang).

Rohman, M. H. (2021). Metonimia Dalam Berita Sepak Bola di Situs Bola. Net.