Konstruksi sintaksis merupakan satuan bahasa yang bermakna yang termasuk ke dalam bidang sintaksis yang minimal terdiri atas dua unsur atau lebih. Sintaksis ialah bidang ilmu bahasa yang membicarakan seluk-beluk wacana, kalimat, klausa, dan frase. Oleh karena itu, konstruksi sintaksis ialah konstruksi yang mungkin berupa wacana, kalimat, klausa, atau frase.
Kalimat ialah konstruksi sintaksis yang terdiri atas unsur-unsur segmental yang mungkin berupa kata, frase, atau klausa dan unsur-unsur suprasegmental yang berupa jeda atau kesenyapan dan intonasi. Walaupun ada kalimat yang hanya terdiri atas satu kata, pada umumnya kalimat terdiri atas dua kata atau lebih yang mungkin pula berupa konstruksi frase atau klausa. Terlepas dari berapa jumlah kata yang menjadi unsurnya, semua kalimat memiliki unsur suprasegmental yang berupa kesenyapan dan intonasi.
Konstruksi kalimat bisa terdiri atas satu kata seruan (ih), satu kata (jalan), dua kata atau satu frase (belum ada), satu klausa (semua penonton bersorak-sorak), dua klausa (yaitu klausa kendaraan itu menepi dan klausa para penumpang turun), dan tiga klausa (yaitu klausa kendaraan itu menepi, klausa pintu segera dibuka oleh kondektur, dan klausa para penumpang turun). Di samping itu, konstruksi kalimat juga bisa terdiri lebih dari tiga klausa.
Jadi, sebenarnya yang menentukan satuan kalimat bukan banyaknya kata, frase, atau klausa yang menjadi unsurnya, melainkan intonasinya. Antara kalimat yang satu dan kalimat yang lain dibatasi oleh jeda panjang atau kesenyapan dan setiap kalimat selalu diakhiri oleh intonasi atau nada, naik atau turun, yang menandai bahwa kalimat itu seudah selesai.
Selain itu kalimat juga merupakan objek kajian sintaksis. Berbagai bentuk kalimat yang menampakkan berbagai makna juga merupakan permasalahan yang dikaji, dideskripsikan, dan diterangjelaskan oleh sintaksis. Sebagai objek sintaksis, kalimat diperlakukan sebagai sebuah konstruksi yang memiliki dua unsur, yaitu unsur segmental yang berupa kata, frase, atau klausa dan unsur suprasegmental yang berupa kesenyapan atau jeda dan intonasi. Paduan antara unsur segmental dan suprasegmental itu merupakan aspek bentuk kalimat. Di samping itu kalimat juga memiliki aspek makna. Jadi, berbagai paduan unsur segmental dan suprasegmental yang merupakan aspek bentuk itu berkorelasi dengan berbagai aspek makna yang dimilikinya. Unsur segmental yang berbeda-beda yang diwarnai unsur suprasegmental yang berbeda-beda itu oleh sintaksis diduga memiliki korelasi dengan aspek makna yang berbeda-beda. Itulah permasalahan kalimat yang menjadi objek sintaksis dan yang dikaji, dideskripsikan, dan diterangjelaskan oleh sintaksis.
Wow, ternyata seperti itu pengertiannya! Menarik bukan? Pastinya teman-teman sekarang sudah bisa lebih mengenal dekat dengan kontruksi kalimat. Semoga, semakin tau dan tau lagi!