Apa dan Bagaimana Sih Bahasa Pijin dan Kreol Itu?

Banyak pendapat yang menyatakan bahwa bahasa Indonesia merupakan pijin, kreol, atau bukan pijin maupun kreol. Pijin ialah suatu bahasa campuran dari dua bahasa (atau lebih) yang muncul secara alamiah karena masing-masing pihak penutur bahasa aslinya tidak saling mengerti (Wardhaugh, 1986:57; Fasold, 1990:181; Crystal, 1992:334).
Bahasa pijin muncul pada daerah yang dihuni oleh orang-orang sesama pendatang di suatu
tempat yang masing-masing memiliki bahasa ibu berlainan, yang di antara mereka tidak dapat saling memahami bahasa ibu pihak lain. Untuk itu,
mereka menggunakan, misalnya, bahasa Inggris (sebagai bahasa internasional) yang juga sebenarnya tidak mereka pahami sepenuhnya.
Akhirnya, bahasa yang muncul secara spontan ialah bahasa Inggris bercampur dengan kedua bahasa ibu mereka sehingga terbentuklah bahasa pijin Inggris (Wardhaugh, 1986:58-75). Pijin yang
sudah menjadi bahasa ibu bagi para penuturnya itu disebut kreol. Dengan demikian kreol ialah pijin yang sudah memiliki penutur asli (Todd,1974:52; Wardhaugh, 1986:76; Fasold, 1990:186; Crystal, 1992:336).

Referensi : Sukesti, R. (2015). Pendekatan Linguistik Sinkronis dan Diakronis pada Beberapa Dialek Melayu: Pemikiran Kritis atas Sejarah Bahasa Melayu. Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra, 15(1), 46-56.

Istilah pijin diturunkan dari bahasa Inggris pidgin yang berarti ā€˜usaha, bisnis.ā€™
Bahasa pijin berarti sebuah bahasa yang dibentuk dari percampuran dua bahasa atau lebih. Perangkat bahasa pijin dibangun dari kosa-kata suatu bahasa, sementara strukturnya dibentuk dari bahasa lain.

Pijinisasi merupakan suatu proses penghilangan jati diri sebuah bahasa karena
perangkat kebahasaanya lebih banyak dicampur dengan unsur-unsur bahasa lain.
Percampuran bahasa itu melahirkan suatu bentuk bahasa baru yang apabila
kemudian dijadikan bahasa ibu oleh suatu guyub tutur, misalnya, kelompok ras
tertentu atau suku tertentu, maka bahasa pijin itu disebut bahasa kreol.

Istilah kreol berasal dari bahasa Portugis crioulo (gabungan dari kata criar ā€˜men-
gangkatā€™ dan akhiran ā€“oulo ā€˜keaslian yang dimasalahkanā€™). Istilah ini bermula dari sejarah perbudakan di Afrika. Pada zaman ini, anak Afrika (yang dilahirkan dari hu-
bungan gelap antara majikan berdarah Portugis dengan budak wanita berdarah
Afrika) menggunakan bahasa kreol, baik kepada orangtuanya maupun kepada sesamanya. Bahasa kreol Afrika ini merupakan sebuah bahasa yang berkosa-kata Portugis, tetapi berstruktur bahasa Afrika. Penutur bahasa kreol ini menjadi pelayan di rumah ayahnya, tetapi dibesarkan oleh ibunya.

Referensi :
Pastika, I. W. (2010). Bahasa Pijin dan Bahasa Kasar dalam Acara TV Indonesia. Dalam Jurnal e-Utama.[online], 15.
http://www.mlc.alc.nie.edu.sg/docs/wayan_pastika.pdf

Menurut Pastika, I. W. (2010) Bahasa pijin diturunkan dari bahasa Inggris pidgin yang berarti ā€œusaha, bisnisā€. Bahasa pijin berarti sebuah bahasa yang dibentuk dari percampuran dua bahasa atau lebih. Perangkat bahasa pijin dibangun dari kosa-kata suatu bahasa, sementara strukturnya dibentuk dari bahasa lain. Lebih lanjut lagi Wardhaugh (1986:57) menuturkan bahwa bahasa Pijin ialah suatu bahasa campuran dari dua bahasa (atau lebih) yang muncul secara alamiah karena masing-masing pihak penutur bahasa aslinya tidak saling mengerti. Sama halnya dengan terbentuknya bahasa pijin, bahasa kreol menurut Pastika, I. W. (2010) bahasa kreol berasal dari bahasa Portugis criouo(gabungan dari kata criar ā€˜mengangkatā€™ dan akhiran ā€“oulo ā€˜keaslian yang dimasalahkanā€™). Istilah ini bermula dari sejarah perbudakan di Afrika. Pada zaman ini, anak Afrika (yang dilahirkan dari hubungan gelap antara majikan berdarah Portugis dengan budak wanita berdarah Afrika) menggunakan bahasa kreol, baik kepada orangtuanya maupun kepada sesamanya. Bahasa kreol Afrika ini merupakan sebuah bahasa yang berkosa kata Por-tugis, tetapi berstruktur bahasa Afrika. Penutur bahasa kreol ini menjadi pelayan di rumah ayahnya, tetapi dibesarkan oleh ibunya

REFRENSI
Pastika, I. W. (2010). Bahasa Pijin dan Bahasa Kasar dalam Acara TV Indonesia. Dalam Jurnal e-Utama.[online], 15.
Wardhaugh, Ronald. 1988. An Introduction to Sociolinguistics. Cambridge: Basil Blackwell

Bahasa memiliki fungsi sebagai alat komunikasi manusia. Oleh karena itu, ada ratusan bahasa di dunia ini yang digunakan sebagai alat komunikasi. Dari bahasa-bahasa itu, ada bahasa pijin dan bahasa kreol.
Pijin ialah suatu bahasa campuran dari dua bahasa (atau lebih) yang muncul secara alamiah karena masing-masing pihak penutur bahasa aslinya tidak saling mengerti (Wardhaugh, 1986:57; Fasold, 1990:181; Crystal, 1992:334). Biasanya, bahasa pijin terjadi dari bahasa penduduk asli yang bercampur dengan bahasa kaum pendatang. Kreol adalah pidgin yang membutuhkan penutur asli (native-speaker). Banyak dari pidgin ini yang kemudian menjadi kreol. Bahasa ini digunakan oleh anak-anak sebagai bahasa pertama mereka dan digunakan dalam jangkauan domain yang luas.

Referensi:
Wardhaugh, Ronald. 1988. An Introduction to Sociolinguistics. Cambridge: Basil Blackwell.
Asrifan, A. (2021). Pendalaman Mata Kuliah Sociolinguistics Variasi Sosial Pengguna Bahasa.

Pijin merupakan sebuah bahasa campuran dari dua bahasa maupun lebih yang kemudian muncul secara alami karena pihak penutur bahasa asli tidak saling mengerti (Wardhaugh, 1986:57;
Fasold, 1990:181; Crystal, 1992:334).
bahasa pijin tercipta supaya
para pihak bisa saling
berkomunikasi. Bahasa pijin biasa
terjadi pada bahasa penduduk asli yang
telah tercampur dengan bahasa kaum pendatang.
referensi : Sukesti, R. (2015). Pendekatan Linguistik Sinkronis dan Diakronis pada Beberapa Dialek Melayu: Pemikiran Kritis atas Sejarah Bahasa Melayu. Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra, 15(1), 46-56.

Bahasa Pijin (Pidgin) adalah sebuah bahasa yang muncul sebagai hasil interaksi antara dua kelompok yang berbicara dengan bahasa yang berbeda dan tidak mengerti apa yang dibicarakan satu sama lain, sehingga mereka menggunakan apa yang dinamakan dengan pidgin tersebutuntuk berkomunikasi. Disituasi lain, ada beberapa orang dengan latarbelakang bahasa yang berbeda yang harus berkomunikasi dengan yang lainnya, tetapi dengan satu bahasa yang paling dominan digunakan (Wardaugh & Fuller, 2015 :117). Bahasa pijin berarti sebuah bahasa yang dibentuk dari percampuran dua bahasa atau lebih. Perangkat bahasa pijin dibangun dari kosa-kata suatu bahasa, sementara strukturnya dibentuk dari bahasa lain. Menurut Holmes, kreol merupakan sebuah pidgin yang telah diperluas dalam struktur dan kosakata untuk dapat mengungkapkan deretan arti dan menyajikan barisan fungsi yang dibutuhkan sebagai bahasa pertama. Dapat disimpulkan bahwa Pidgin adalah sebuah bahasa pertama yang berkembang sebagai suatu alat komunikasi antar dua kelompok atau lebih. Sedangkan kreol adalah muncul ketika pidgin menjadi bahasa ibu pada suatu komunitas tertentu.

Refersnsi :
Ariyana, A. (2019). Analisis Bahasa Pijin pada Iklan Pertelevisian Indonesia. Silampari Bisa: Jurnal Penelitian Pendidikan Bahasa Indonesia, Daerah, dan Asing, 2(1), 118-131.
Pastika, I. W. (2010). Bahasa Pijin dan Bahasa Kasar dalam Acara TV Indonesia. Dalam Jurnal e-Utama.online, 15.

Pijin ialah suatu bahasa campuran dari dua bahasa (atau lebih) yang muncul secara alamiah karena masing-masing pihak penutur bahasa aslinya tidak saling mengerti (Wardhaugh, 1986:57; Fasold, 1990:181; Crystal, 1992:334). Sementara itu, menurut Holmes (2013:85) bahasa pijin adalah bahasa yang berasal dari bukan penutur asli.

Maka dapat disimpulkan bahwa pijin adalah bahasa yang dihasilkan oleh sekelompok orang yang tidak memiliki bahasa yang sama tetapi bahasa ini tidak memiliki penutur asli. Biasanya bahasa Pijin terjadi di kota-kota pelabuhan tempat bertemunya pedagang dan pelaut dari berbagai bangsa dan atau suku bangsa yang berlainan dengan bahasa ibunya. Pijin terbentuk sebagai bahasa campuran dari bahasa pelaut dan pedagang tersebut dan hanya digunakan sebagai alat komunikasi di antara mereka yang berbahasa ibu yang berbeda. Oleh sebab itu bahasa Pijin tidak memiliki ciri vitalitas, standardisasi, otonomi, dan historisitas.

Sebagai lingua franca, pijin tersebut digunakan dalam kurun waktu yang relatif lama dari generasi ke generasi sehingga memungkinkan pijin itu menjadi bahasa ibu bagi generasi berikutnya. Pijin yang sudah menjadi bahasa ibu bagi para penuturnya itu disebut kreol. Dengan demikian kreol ialah pijin yang sudah memiliki penutur asli (Todd, 1974:52; Wardhaugh, 1986:76; Fasold, 1990:186; Crystal, 1992:336).

Referensi :
Ariyana, A. (2019). Analisis Bahasa Pijin pada Iklan Pertelevisian Indonesia. Silampari Bisa: Jurnal Penelitian Pendidikan Bahasa Indonesia, Daerah, dan Asing, 2(1), 118-131.

Sukesti, R. (2015). Pendekatan Linguistik Sinkronis dan Diakronis pada Beberapa Dialek Melayu: Pemikiran Kritis atas Sejarah Bahasa Melayu. Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra, 15(1), 46-56.

Pastika (2008) menjelaskan istilah kata ā€œpijinā€ diturunkan dari bahasa Inggris pidgin yang memiliki makna ā€˜usaha, bisnis.ā€™ Bahasa pijin adalah sebuah bahasa yang terbentuk dari percampuran dua bahasa atau
lebih. Adapun pembentukan bahasa pijin dibangun dari kosa-kata suatu bahasa dan strukturnya dibentuk dari bahasa lain.
Namun, pijinisasi menjadi suatu proses penghilangan jati diri sebuah bahasa karena perangkat kebahasaanya lebih banyak dicampur dengan unsur-unsur dari bahasa lain. Percampuran bahasa itu melahirkan suatu bentuk bahasa baru yang apabila
kemudian dijadikan bahasa ibu oleh suatu guyub tutur, misalnya, kelompok ras tertentu atau suku tertentu, maka bahasa pijin itu disebut bahasa kreol.

Istilah kata ā€œkreolā€ berasal dari bahasa Portugis crioulo (yang merupakan gabungan dari kata criar atau mengangkat dan akhiran ā€“oulo atau keaslian yang dimasalahkan). Istilah tersebut bermula dari sejarah perbudakan di Afrika. Pada zaman ini, anak Afrika (yang dilahirkan dari hubungan gelap antara majikan berdarah Portugis dengan budak wanita berdarah Afrika) menggunakan bahasa kreol, baik kepada orangtuanya maupun kepada sesamanya. Bahasa kreol Afrika ini merupakan sebuah bahasa yang berkosa-kata Portugis tetapi berstruktur bahasa Afrika. Penutur bahasa kreol ini menjadi pelayan di rumah ayahnya, tetapi dibesarkan oleh ibunya.

Referensi
Prastika, I Wayan. (2008). Bahasa Pijin dan Bahasa Kasar
dalam Acara TV Indonesia. Jurnal e-Utama : Jurnal Elektronik Jabatan Bahasa dan Kebudayaan Melayu

Berkaitan tentang bahasa Pijin dan Kreol. Bahasa Pijin adalah bahasa dengan penyederhanaan berbagai bentuk bahasa yang digunakan untuk kebutuhan dalam kontak komunikasi sedangkan bahasa Kreol adalah bahasa Pijin yang telah berkembang dan memiliki penutur asli (Purawinangun & Wiharja, 2019).

Menurut Siegel (1997) menekankan bahwa meskipun perkembangan penggunaan bahasa Pijin dan Kreol begitu pesat, namun kesuksesan di dalam komunikasi ditentukan juga oleh penguasaan penutur terhadap bahasa yang berlaku di daerah tersebut atau penguasaan terhadap bahasa nasional yang digunakan oleh kelompok masyarakat di sekitar tempat tinggalnya.

Dalam penggunaan bahasa Pijin, Sukesti (2015) mengungkapkan bahwa bahasa Pijin tercipta dengan maksud agar masing-masing pihak dapat saling berkomunikasi. Biasanya, penggunaan bahasa pijin terjadi dari bahasa penduduk asli yang bercampur dengan bahasa kaum pendatang dan biasanya pula, bahasa pijin berupa ā€œsumbanganā€ dari bahasa penduduk asli lebih banyak daripada ā€œsumbanganā€ dari bahasa kaum pendatang, namun hal itu tidak bersifat mutlak. Sedangkan untuk penggunaan bahasa Kreol, menurut Pastika (2010) memaparkan bahwa bahasa Kreol pada mulanya tercipta dari percampuran bahasa itu melahirkan suatu bentuk bahasa baru yang apabila kemudian dijadikan bahasa ibu oleh suatu guyub tutur, misalnya, kelompok ras tertentu atau suku tertentu.

Sumber Referensi :

Purawinangun, I. A., & Wiharja, I. A. (2019). Bahasa Pijin Mahasiswa Thailand di Kota Tangerang Provinsi Banten. Silampari Bisa: Jurnal Penelitian Pendidikan Bahasa Indonesia, Daerah, Dan Asing, 2(1), 108-117.

Siegel, J. (1997). Using a Pidgin Language in Formal Education: Help or Hindrance? Applied linguistics, 18(1), 86-100.

Sukesti, R. (2015). Pendekatan Linguistik Sinkronis dan Diakronis pada Beberapa Dialek Melayu: Pemikiran Kritis atas Sejarah Bahasa Melayu. Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra, 15(1), 46-56.

Pastika, I. W. (2010). Bahasa Pijin dan Bahasa Kasar dalam Acara TV Indonesia. Dalam Jurnal e-Utama.[online], 15.

Bahasa Pijin dan Bahasa Kreol
Kedua bahasa ini merupakan sebuah kajian ilmu linguistik yang muncul karena terdapat adanya hubungan bahasa dengan masyarakat sosial.

  • Bahasa Pijin
    Merupakan bahasa campuran yang mana dapat dituliskan pijin atau pidgin yang dapat diketahui bahwa pijin merupakan bahasa dengan konsep penyederhanaan berbagai bentuk bahasa yang digunakan dalam kebutuhan komunikasi.

  • Bahasa Kreol
    Merupakan suatu bahasa yang berasal dari bahasa pijin yang mana bahasa tersebut sudah berkembang dan mempunyai penutur asli.

Referensi :
Purawinangun, I. A., & Wiharja, I. A. (2019). Bahasa Pijin Mahasiswa Thailand di Kota Tangerang Provinsi Banten. Silampari Bisa: Jurnal Penelitian Pendidikan Bahasa Indonesia, Daerah, Dan Asing, 2(1), 108-117.

Istilah pijin diturunkan dari bahasa Inggris pidgin yang berarti ā€˜usaha, bisnis.ā€™ Bahasa pijin berarti sebuah bahasa yang dibentuk dari percampuran dua bahasa atau lebih. Perangkat bahasa pijin dibangun dari kosa-kata suatu bahasa, sementara strukturnya dibentuk dari bahasa lain. Pijin, jelas-jelas bukan merupakan bahasa ibu bagi para penuturnya. Namun, pijin itu dapat sebagai lingua franca (alat komunikasi).

Menurut Todd (1974:52) kreol ialah pijin yang sudah memiliki penutur asli. Istilah kreol berasal dari bahasa Portugis crioulo (gabungan dari kata criar ā€˜mengangkatā€™ dan akhiran ā€“oulo ā€˜keaslian yang dimasalahkanā€™). Istilah ini bermula dari sejarah perbudakan di Afrika. Pada zaman ini, anak Afrika (yang dilahirkan dari hubungan gelap antara majikan berdarah Portugis dengan budak wanita berdarah Afrika) menggunakan bahasa kreol, baik kepada orangtuanya maupun kepada sesamanya.

Bahasa Pijin dan Kreol adalah kajian linguistik yang muncul karena adanya hubungan bahasa dengan masyarakat sosial. Dalam jurnal tentang bahasa pijin dan kreol menerangkan bahwa pijin adalah bahasa dengan penyederhanaan berbagai bentuk bahasa yang digunakan untuk kebutuhan dalam kontak komunikasi. Di lain pihak kreol adalah pijin yang telah berkembang dan memiliki penutur asli.

Siegel (1997) menekankan bahwa meskipun perkembangan bahasa pijin dan kreol begitu pesat, namun kesuksesan didalam komunikasi ditentukan juga oleh penguasaan penutur terhadap bahasa yang berlaku di daerah tersebut atau penguasaan terhadap bahasa nasional yang digunakan oleh kelompok masyarakat di sekitar tempat tinggalnya.

Woodward (1973) menjelaskan jika bahasa pijin dan kreol memiliki kesamaan bentuk dan bunyi dengan bahasa yang digunakan di tengah-tengah masyarakat tersebut, maka tidak mengapa para penutur menggunakan bahasa pijin dan kreol untuk berkomunikasi dengan masyarakat sekitar.

Referensi:
Pastika, I. W. (2010). Bahasa Pijin dan Bahasa Kasar dalam Acara TV Indonesia. Dalam Jurnal e-Utama.[online], 15.
Purawinangun, I. A., & Wiharja, I. A. (2019). Bahasa Pijin Mahasiswa Thailand di Kota Tangerang Provinsi Banten. Silampari Bisa: Jurnal Penelitian Pendidikan Bahasa Indonesia, Daerah, Dan Asing, 2(1), 108-117.

ā€¢ Bahasa pijin atau pidgin adalah sebuah bentuk bahasa kontak yang digunakan oleh orang-orang dengan latar belakang penutur bahasa yang berbeda-beda. Sebuah pijin biasanya memiliki tata bahasa yang sangat sederhana dengan kosakata dari bahasa yang berbeda-beda. Sebuah pijin tidak memiliki penutur bahasa ibu. Jika memiliki penutur asli maka bahasa ini disebut bahasa kreol.

ā€¢ Bahasa Kreol adalah turunan dari Bahasa Pijin yang menjadi bahasa ibu bagi sekelompok orang yang berasal dari latar belakang berbeda-beda. Kajian umum menunjukkan bahwa bahasa-bahasa kreol yang ada di dunia menunjukkan adalah kesamaan, khususnya dari segi tata bahasa. Bahasa kreol ini juga dipengaruhi oleh kosakata-kosakata yang dibawa oleh para penuturnya.

Referensi:

Sukesti, R. BAHASA INDONESIA; SEBUAH PIJINKAH?.

Mohamed, N. (2006). Deskripsi Leksiko-Fonologi Bahasa Kreol Melayu Chitty Melaka.

Pastika (2010) menjelaskan sedikit tentang asal usul dan pengertian dari bahasa pijin dan bahasa kreol yang diantaranya sebagai berikut.

Istilah pijin diturunkan dari bahasa Inggris pidgin yang berarti ā€˜usaha, bisnis.ā€™ Bahasa pijin berarti sebuah bahasa yang dibentuk dari percampuran dua bahasa atau lebih. Perangkat bahasa pijin dibangun dari kosa-kata suatu bahasa, sementara strukturnya dibentuk dari bahasa lain.

Pijinisasi merupakan suatu proses penghilangan jati diri sebuah bahasa karena perangkat kebahasaanya lebih banyak dicampur dengan unsur-unsur bahasa lain. Percampuran bahasa itu melahirkan suatu bentuk bahasa baru yang apabila kemudian dijadikan bahasa ibu oleh suatu guyub tutur, misalnya, kelompok ras tertentu atau suku tertentu, maka bahasa pijin itu disebut bahasa kreol.

Istilah kreol berasal dari bahasa Portugis crioulo (gabungan dari kata criar ā€˜mengangkatā€™ dan akhiran ā€“oulo ā€˜keaslian yang dimasalahkanā€™). Sejarahnya dimulai pada zaman perbudakan di Afrika, anak Afrika (yang dilahirkan dari hubungan gelap antara majikan berdarah Portugis dengan budak wanita berdarah Afrika) menggunakan bahasa kreol, baik kepada orangtuanya maupun kepada sesamanya. Bahasa kreol Afrika ini merupakan sebuah bahasa yang berkosa-kata Portugis, tetapi berstruktur bahasa Afrika.

Dilihat dari sejarah Indonesia, pijinisasi sudah terjadi semenjak abad ke-
16. Pada abad itu bahasa Melayu yang bercampur dengan bahasa lokal dan Portugis melahirkan bahasa pijin yang kemudian menjadi kreol karena dituturkan oleh para budak yang berlatar suku berbeda. Para budak ini pada abad ke-17 dibawa oleh Belanda ke berbagai daerah di Indonesia dan Afrika Selatan. Di tempat baru di Indonesia para budak itu tetap berbicara dalam bahasa kreol yang dikenal dengan Melayu Pasar di Batavia, Melayu Ambon di Maluku, dan Melayu Papua di Papua.

Referensi:
Pastika, I. W. (2010). Bahasa Pijin dan Bahasa Kasar dalam Acara TV Indonesia. Dalam Jurnal e-Utama.[online] , 15 .

Wardhaugh (1988) dan Holmes (2001) mendefinisikan pijin adalah bahasa yang tidak mempunyai penutur asli. Wardhaugh (1988) menambahkan bahwa pijin kadang-kadangdianggap sebagai sebuah variasi yang mengurangi bahasa normal, dengan penyederhanaan tata bahasa dan kosa kata, variasi fonologi, dan pencampuran kosa kata bahasa lokal.
Refrensi: Ariyana, A. (2019). Analisis Bahasa Pijin pada Iklan Pertelevisian Indonesia. Silampari Bisa: Jurnal Penelitian Pendidikan Bahasa Indonesia, Daerah, dan Asing, 2(1), 118-131.