Antara Mimpi dan Realita Hidup

Hai fellas! Kali ini aku berkesempatan untuk membagikan kisahku dalam perjalanan meraih mimpi masa depanku. Sekitar satu tahun yang lalu, aku masih berada di bangku kelas 12 SMA. Tentunya itu adalah saat dimana para siswa mulai mempersiapkan diri untuk mengikuti ujian masuk universitas. Aku sama seperti siswa yang lain. Belajar dan latihan soal ujian selalu kulakukan setiap hari. Aku juga memiliki mimpi berkuliah di jurusan Manajemen Kebijakan Publik UGM.

Mimpi sudah kubuat, tujuan sudah kupastikan, tinggal saatnya berjuang kan? Yah, tidak mudah sih mewujudkan tujuanku yang satu itu. Setiap hasil try out bulanan yang kuikuti keluar, hasilnya masih buruk. Ada perasaan takut, kalut, dan minder yang mengendap dalam diriku pada waktu itu. Aku merasa kurang yakin dengan persiapan yang kumiliki jika dibanding dengan teman-temanku. Disisi lain, kedua orang tuaku kurang menunjukkan dukungannya untukku. Banyak dari temanku mengikuti bimbel, bahkan ada yang mengambil 2 bimbel sekaligus. Orang tuaku tidak mau membawaku ke bimbel. Anehnya, mereka malah selalu mengajakku liburan ke luar kota. Senang sih liburan, tapi sebenarnya aku lebih pilih belajar di rumah dan ikut bimbel karena saat itu aku benar-benar khawatir dengan progress belajarku.

Enam bulan telah berlalu dan pergantian semester pun dimulai. Di bulan Januari 2021 terdengar pengumuman dari guru BK bahwa akan dipilih siswa eligible yang bisa mengikuti program SNMPTN. Progam ini adalah jalur undangan rapor untuk masuk universitas bagi siswa berprestasi di sekolah. Wah, saat itu aku benar-benar tidak bisa berharap lebih. Mengingat masa kelas 10 dan kelas 11 kuhabiskan dengan mengikuti organisasi juga lomba basket membuat nilaiku di rapor tidak terlalu tinggi. Namun, banyak orang di sekitarku yang selalu meyakinkan bahwa aku bisa mendapatkannya.

Harap cemas ku menunggu waktu pengumuman siswa eligible. Dan waktunya pun tiba, aku bisa mendapatkan kuota eligible tersebut. Senangnya bukan main kawan, riuh teriakan dari telepon temanku terdengar dengan jelas saat itu. Akhirnya aku bergegas mengumpulkan berkas dan segera mendaftar SNMPTN. Namun, ternyata ada lagi masalah yang datang. Tiba- tiba saja orang tuaku tidak mengizinkanku mendaftar di universitas impianku yang ada di Jogja. Mereka bilang mereka khawatir jika aku tidak bisa menjaga diri di kota orang. Padahal aku yakin aku bisa menjaga diri dengan baik dan aku tidak ingin dikekang orang tua lagi. Puluhan cara sudah kulakukan demi mendapat izin dari orang tuaku, tetapi sama saja. Keputusan mereka sudah bulat dan aku hanya bisa pasrah. Kata orang melawan kehendak orang tua itu pamali, ya sudahlah aku mencoba mencari alternatif lain.

Akhirnya aku memutuskan untuk mendaftar di UNS mengambil jurusan yang sesuai dengan minatku. Administrasi Negara menjadi pilihan pertamaku. Kumantapkan hatiku sembari meyakinkan diri bahwa semua akan baik - baik saja meski realita tidak sesuai anganku selama ini. Hari pengumuman pun tiba, doa sudah kurapalkan terus sejak pagi. Dan akhirnya saat ku membuka pengumuman, warna biru dan ucapan selamat menyambutku. Segera ku kabari kedua orang tuaku juga teman - temanku. Aku sangat senang dan lega melihat mereka juga senang mendengar kabar ini. Ya, disinilah aku berada. Menjadi salah satu mahasiswa Administrasi Negara di kampus jingga. Aku senang karena bisa mengenal banyak teman - teman baik disini. Kekompakan dan kebahagiaan sangat kurasakan disini dan aku bersyukur karena Tuhan telah memberiku kesempatan merasakan ini semua.

Terkadang memang banyak kita jumpai kenyataan yang mengecewakan. Membangun mimpi setinggi langit, lalu dipatahkan dengan fakta kehidupan. Sakit dan jatuh adalah sesuatu yang kerap tak terelakan. Tetapi yang Maha Kuasa punya cara tersendiri untuk membuat umat-Nya merasakan kebahagiaan. Semua ada waktunya, dan aku harap kabar bahagia itu segera datang menjemputmu.