Anemia pada Remaja Putri di Indonesia

Kita pastinya sering mendengar istilah anemia di sekeliling kita, bahkan kerap kali banyak berita- berita yang beredar di stasiun televisi, berita dari sekolah bahkan dari puskesmas/ fasilitas kesehatan setempat yang menyatakan tingginya jumlah remaja putri yang mengalami anemia. Sebenarnya apa sih anemia itu? Mengapa anemia terjadi pada remaja putri? Penyebab dan dampaknya apa sih? Jika pertanyaan- pertanyaan tersebut terlintas dipikiran kita, artinya kita perlu mengenal lebih dalam lagi mengenai anemia pada remaja putri. Terus kita bisa mengenal anemia pada remaja putri dengan cara apa? Tak perlu khawatir disini nanti akan dijelaskan dengan detail dan rinci mengenai anemia pada remaja putri yang tentunya mudah dipahami bagi kalian semua.

Berdasarkan hasil laporan Riset Kesehatan Dasar tahun 2018 jumlah remaja putri yang mengalami anemia sebanyak 27,2% pada kelompok usia 15- 24 tahun. Tingginya jumlah remaja putri yang mengalami anemia menjadi masalah kesehatan yang serius pada remaja putri. Penanganan anemia pada remaja putri yang tidak baik akan berlanjut hingga dewasa dan akan menyebabkan kematian ibu, bayi lahir dengan berat badan yang rendah, dan bayi lahir premature. Salah satu upaya yang dilakukan pemerintah dalam menangani tingginya kejadian anemia pada remaja putri yaitu dengan diberikannya tablet tambah darah. Pemberian tablet tambah darah pada remaja putri biasanya melalui fasilitas kesehatan (puskesmas) dan sekolahan.

Anemia merupakan kondisi tubuh dimana jumlah sel darah merah lebih rendah/ bahkan kurang dari batas normal. Tidak hanya itu, anemia dapat diartikan dimana kadar hemoglobin dalam darah lebih rendah dibandingkan batas normalnya. Pada remaja putri kadar hemoglobin normal 12- 15 gr/dl. Ada berbagai penyebab remaja putri mengalami anemia, diantaranya :

  1. Pola Makan Remaja Putri
    Dapat kita lihat bahwa zaman sekarang kebanyakan remaja putri lebih menyukai konsumsi makanan/ jajanan cepat saji dibandingkan dengan makanan sehat. Padahal kalau kita perhatikan, justru makanan/ jajanan cepat saji yang kita temui di sekeliling kita mengandung tinggi lemak namun rendah serat dan zat gizi lainnya yang tentunya seperti zat besi yang menjadi penyebab terjadinya anemia pada remaja putri. Zat besi sangat diperlukan dalam tubuh kita, karena zat besi dapat meningkatkan kadar hemoglobin dalam darah kita sehingga dapat mencegah anemia. Makanan yang mengandung zat besi dapat ditemukan pada sayuran hijau, seperti bayam, brokoli, kangkung, daging merah, hati ayam.

  2. Pola Tidur Remaja Putri
    Tanpa kita sadari, pola tidur juga mempengaruhi terjadinya anemia pada remaja putri. Durasi tidur yang baik pada remaja putri selama 7- 8 jam dalam sehari. Kebanyakan remaja putri menghabiskan waktu istirahat dengan bermain handphone sampai larut malam dan mengabaikan waktu tidurnya yang kurang. Dampak dari kurangnya waktu tidur menjadikan tubuh lemas, kehilangan konsentrasi, dan mengalami anemia.

  3. Menstruasi
    Kebanyakan remaja putri mengabaikan menstruasi mereka apakah tergolong normal atau bahkan tergolong tidak normal. Lamanya menstruasi tergolong normal selama 2-7 hari. Namun ada juga sebagian remaja putri yang mengalami menstruasi lebih dari 1 minggu dengan jumlah dara yang keluar melebihi batas normal. Hal tersebut yang menyebabkan terjadinya anemia pada remaja putri.

Kejadian anemia pada remaja putri dapat menyebabkan cepat lelah, konsentrasi belajar menurun sehingga mempengaruhi prestasi belajar dan dapat menurunkan daya tahan tubuh. Tingginya dampak anemia pada remaja putri dapat dicegah dengan berbagai cara untuk menurunkan jumlah remaja putri yang mengalami anemia. Pencegahan yang dapat dilakukan dengan lebih memberikan edukasi mengenai anemia terhadap remaja putri/ semua kalangan masyarakat, meningkatkan konsumsi makanan yang mengandung zat gizi tinggi seperti makanan hewani (daging, ikan, ayam, hati, dan telur), makanan nabati (sayuran berwarna hijau, kacang- kacangan, dan tempe), mengonsumsi sayuran dan buah yang mengandung vitamin C seperti daun katuk, daun singkong, bayam, jambu, dan makanan yang dapat membantu penyerapan zat besi dalam tubuh.
Pentingnya memperhatikan tubuh, khususnya remaja putri agar terhindar dari anemia karena tingginya jumlah anemia yang terjadi pada remaja putri. Pencegahan anemia dapat dilakukan dengan mengkonsumsi makanan bergizi yang dapat meningkatkan kadar hemoglobin dalam darah serta mengatur durasi tidur yang cukup sehingga tidak terdampak anemia yang dapat menurunkan konsentrasi belajar sehingga mempengaruhi prestasi belajar dan dapat menurunkan daya tahan tubuh.