Karya sastra puisi Indonesia mengalami adanya penggolongan berdasarkan waktu berkembangnya, yaitu dari zaman dahulu (puisi lama) hingga sekarang (puisi baru). Puisi adalah karya sastra sebagai bentuk ekspresi yang mengungkapkan perasaan dan pikiran penulis ke dalam kata-kata yang indah dan menggugah. Selain puisi juga berperan sebagai salah satu sarana untuk menyampaikan ide atau gagasan terhadap suatu hal atau peristiwa. Puisi lama di ciptakan oleh masyarakat pada zaman dulu untuk tujuan hiburan dan memberikan nasehat, puisi lama juga dapat disebut sebagai puisi rakyat. Salah satu puisi lama adalah Huesca Oleh Chairil Anwar. Dalam puisi Huesca Oleh Chairil Anwar memiliki dua struktur yang membangunnya, yaitu struktur fisik dan struktur batin.
Apa sobat sudah tau, apa saja struktur fisik dan struktur batin yang membangun puisi Huesca Oleh Chairil Anwar?
Yuk simak penjelasan mengenai struktur fisik dan batin pada puisi lama yang berjudul Huesca Oleh Chairil berikut ini!
Pengertian puisi lama
Puisi lama atau puisi rakyat adala karya sastra pada masa lampau yang mempunyai ciri dan keindahannya sendiri, pada masa lampau puisi lama di sampaikan dari orang-keorang tanpa di ketahui pengarangnya. Puisi lama juga memiliki keunikan ialah adanya aturan-aturan yang terikat pada baris, bait, rima, irama, dan belum terpengaruh oleh budaya asing dan berisikan nasehat pesan-pesan kehidupan yang penuh makna
Menurut wahyuni (2014: 35) menyatakan bahwa puisi lama adalah jenis puisi yang terikat oleh aturan-aturan, di antaranya jumlah kata dalam satu baris, jumlah baris dalam satu bait, persajakan (rima), banyak suku kata setiap baris, dan irama.
PUISI
Huesca Oleh Chairil Anwar
Jiwa di dunia yang hilang jiwa
Jiwa sayang, kenangan padamu
Adalah derita di sisiku
Bayangan yang bikin tinjauan beku
Angin yang bangkit ketika senja
Mengigatkanku musim gugur akan tiba
Aku cemas akan kehilangan kau
Aku cemas pada kecemasanku
Di batu penghabisan ke Huesca
Di batas terakhir dari kebanggaan kita
Kenanglah sayang dengan mesra
Kaulah bayangan disisiku, ada
Dan jika untung malang menghamparkan
Aku dalam kuburan dangkal
Ingatlah sebisamu segala yang indah
Dan cintaku yang kekal
ANALISIS PUISI
A. Analisis Struktur Fisik Huesca :
- Diksi :
Puisi Huesca karya Chairil Anwar ini sendiri adalah puisi terjemahan dari salah satu puisi karya John Cornford. Dimana dari baris pertama dari bait kesatu mulanya berasal dari kata Heart yang mana di terjemahkan menjadi jiwa. Seharusnya dalam artian secara umum, heart sendiri berarti hati.
Ada juga pada bait ketiga baris pertama, teks “On the last mile to Huesca” yang umumnya di artikan pada Mil terakhir menuju Huesca, disini dialih-bahasakan menjadi “Di batu penghabisan ke Huesca”oleh Chairil Anwar - Pengimajian ( imaji visual )
Dan jika untung malang menghamparkan
Aku dalam kuburan dangkal - Kata Konkret
angin bangkit ketika senja
ngingatkan musim gugur akan tiba - Bahasa Figuratif (Majas)
• Personifikasi:
Angin bangkit ketika senja - Versifikasi
a) Rima
Bentuk Intern Pola Bunyi Aliterasi di Awal Kata
Persamaan bentuk konsonan diawal kata
Jiwa di dunia yang hilang jiwa
Bayangan yang bikin tinjauan beku
Kau kubayangkan di sisiku ada.
Bentuk Intern Bunyi Pola Asonansi di Akhir Kata
Pada bait ke-3 memiliki persamaan bunyi kalimat pertama sampai keempat yaitu (a).
Di batu penghabisan ke Huesca,
Di batas terakhir dari kebanggaan kita.
Kenanglah sayang, dengan mesra
Kau kubayangkan di sisiku, ada.
Pada bait ke-4 memiliki persamaan bunyi kalimat pertama sampai keempat yaitu (a) sebelum diakhiri konsonan
Dan jika untung malang menghamparkan
Aku dalam kuburan dangkal
Ingatlah sebisamu segala yang indah
Dan cintaku yang kekal
b) Pengulangan Kata/Ungkapan (Enjabemen)
Pada bait 1 pada larik pertama dan kedua
Jiwa di dunia yang hilang jiwa
Jiwa sayang, kenangan padamu
Pada bait 2 pada larik ketiga dan keempat
Aku cemas bisa kehilangan kau
Aku cemas pada kecemasanku sendiri
6) Tata wajah (Tipografi)
• Bait 1
11(a) – 10(u) – 10(u) – 12(u)
• Bait 2
9(a) – 11(a) – 11(u) – 11(u)
• Bait 3
11(a) - 13(a) – 9(a) – 11(a)
• Bait 4
11(a) – 9 (a) – 13 (a) – 6(a)
B. Analisis Struktur Batin Huesca
- Tema
Puisi ini bertemakan perasaan yang mendalam dapat di buktikan dari sajak “aku cemas bisa kehilangan kau” dan “aku cemas pada kecemasan ku” ini dengan jelas merupakaan ungkapan akan rasa khawatir. - Perasaan
Sedih dan Gelisah. - Nada dan Suasana
• Sedih
Pada bait ke-4:
Dan jika untung malang menghamparkan
Aku dalam kuburan dangkal
• Gelisah
Pada bait ke-2:
Aku cemas bisa kehilangan kau
Aku cemas pada kecemasanku sendiri - Amanat
Pesan moral yang dapat kita ambil sebagai pembaca dari puisi ini adalah, sejauh apapun kita terpisah dengan orang yang kita sayangi,seberapa banyakpun masalah dan rasa cemas menerpa ketika terpisah,kita harus selalu ingat bahwa jarak itu hanyalah dalam fisik, tidak berlaku untuk perasaan.
Refrens
Nurhidayah, V. A. (2018). Penerjemahan Puisi. Diglossia: Jurnal Kajian Ilmiah Kebahasaan dan Kesusastraan, 9(2), 123-138.
Rachmawati, R. (2013). Strategi Penerjemahan Puisi-Puisi Chairil Anwar oleh Raffel Dalam Buku The Complete Prose and Poetry of Chairil Anwar. Madah: Jurnal Bahasa dan Sastra, 4(2), 140-148.
Ridiawati, R., Munaris, M., & Samhati, S. (2015). Pembelajaran menulis puisi lama dan puisi baru di kelas vii. Jurnal Kata: Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya, 3(2).
Suhita, S. (2017). Persepsi Guru Bahasa Indonesia Terhadap Puisi Lama Gurindam. Aksis: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, 1(2), 152-169.
ANWAR, C. PENERJEMAHAN PUISI HEUSCA KEDALAM BAHASA INDONSIA.