Analisis Novel "Laskar Pelangi" Karya Andrea Hirata Dengan Pendekatan Pragmatik

Karya-LASKAR_PELANGI
Sumber gambar: Artikel "Laskar Pelangi" - Ensiklopedia Sastra Indonesia

Penulis: Aprilia Dwi Marlina (@Apriliadwi), Elsanita Rahma Hidayati (@elsanita.r), Muhammad Bintang Ramadhan (@heybin), Rosa Indria Kurniawati (@RosaKurnia)

Analisis Novel “Laskar Pelangi” Karya Andrea Hirata Dengan Pendekatan Pragmatik
Dalam sebuah karya sastra tentu saja tak dapat lepas dari sebuah kritikan. Kritik sastra ini yang nantinya akan mengkaji baik dan buruknya sebuah karya sastra yang muncul dalam masyarakat. menurut pendapat H.B. Jassin (dalam Santosa, 2017), kritik sastra merupakan salah satu jenis esai yang berisi pertimbangan baik atau buruk suatu hasil kesusastraan. Pertimbangan tersebut memuat alasan-alasan mengenai isi dan bentuk hasil kesusastraan.

Kritik dalam sastra memiliki beberapa jenis pendekatan, salah satunya adalah pendekatan pragmatik. Pendekatan pragmatik merupakan sebuah pendekatan yang dalam pengkajian sastra menekankan telaahnya pada hal-hal, nilai-nilai, atau fungsi-fungsi yang berkaitan erat dengan faktor pembaca (Abrams,1981:36—37). Dalam pendekatan ini karya sastra hanya dianggap sebagai sarana untuk menyampaikan tujuan (fungsi) kepada pembaca sehingga pemahaman terhadapnya ditekankan pada tujuan-tujuan, fungsi-fungsi, atau nilai-nilai yang hendak disampaikan oleh karya sastra kepada pembaca (Suwondo, 2010:126).

Analisis kritik sastra pada novel “Laskar Pelangi” karya Andrea Hirata dengan pendekatan pragmatik ini dapat disimpulkan bahwa Andrea Hirata selaku penulis novel ini sudah sangat merepresentasikan tujuannya dengan jelas. Dari beberapa kutipan diatas dapat diketahui pada dasarnya Andrea Hirata berfokus pada pengangkatan isu kesenjangan. Novel ini sangat mengkritisi sebagian orang seperti pejabat, pemerintah, orang berada, dan penguasa bahwa mereka hanya mementingkan apa yang ia mau tanpa melihat kondisi lingkungan sekitar. Mereka hanya mau menguntungkan diri sendiri dan acuh pada sekitar. Penulis juga menyatakan bahwa memang benar jika kesenjangan adalah bentuk kejahatan dalam hak asasi manusia. Maka dari itu novel ini sangatlah membawa inspirasi untuk kita semua agar peka terhadap masih adanya kesenjangan dalam kehidupan bermasyarakat.

Pada novel ini juga menggambarkan sebuah bentuk perjuangan dalam mengenyam pendidikan ditengah-tengah kesenjangan yang terjadi. Semangat juang yang digambarkan dalam novel ini patut untuk ditiru oleh semua masyarakat Indonesia dalam mewujudkan cita-cita.

Referensi:
Abdul, H. K. (2016). Aktualisasi keikhlasan dalam pendidikan; telaah atas novel laskar pelangi. Jurnal Ilmiah AL-Jauhari: Jurnal Studi Islam dan Interdisipliner, 1(1), 66-82.

Furqon, H., Sari, P. A., Imroatana, A., & Rahayu, E. R. (2018). NILAI PENDIDIKAN DALAM TETRALOGI LASKAR PELANGI KARYA ANDREA HIRATA. PENTAS: Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, 4(2), 20-29.

HIRATA, K. A. ANALISIS NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL LASKAR PELANGI.

KUROYANAGI, K. T. NILAI-NILAI PENDIDIKAN DALAM NOVEL TOTTO-CHAN: GADIS CILIK DI JENDELA.

Mar’ati, K. K., & Setiawati, W. (2019). Analisis Nilai Moral Dalam Novel Laskar Pelangi Karya Andrea Hirata. Parole (Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia), 2(4), 659-666.

Rukiyah, S. (2019). Pandangan Moral Andrea Hirata Dalam Novel Laskar Pelangi. Dalam Prosiding Seminar Nasional STKIP PGRI Bandar Lampung (Vol. 1, No. 1, pp. 199-214).

Sa’adah, D. N. (2021). Nilai-Nilai Pendidikan Moral Dalam Novel Laskar Pelangi Karya Andrea Hirata Dan Relevansinya Dengan Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di Madrasah Ibtidaiyah. (Skripsi, Universitas Islam Negeri Walisongo). Diakses dari https://eprints.walisongo.ac.id/13957/1/1403096021_Dewi%20Nuris%20Sa_adah_Skripsi%20Lengkap.pdf

Yulianto, A. (2016). NOVEL LASKAR PELANGI : SEBUAH REFLEKSI PERJUANGAN DALAM DUNIA PENDIDIKAN [Novel Laskar Pelangi: Reflections of a Strunggle in The Education]. TOTOBUANG, 4(2), 135-145

2 Likes