Analisis Novel “Bumi Manusia Karya Pramoedya Ananta Toer” dengan Pendekatan Mimetik

20221129_101119_0000

penulis : Aulia Putri, Faqih H, Jenia Siwi, Nobel Rajendra, Renda Adi, Yunita Nur

Analisis Novel Bumi Manusia Karya Pramoedya Ananta Toer

Novel Bumi Manusia merupakan salah satu novel dari rangkaian tetralogi buru karya Pramoedya Ananta Toer yang terbit pada tahun 1980. Novel ini dibuat saat Pramoedya menjalani masa pengasingan sebagai tahanan politik di Pulau Buru. Novel Bumi Manusia ini dapatlah menarik karena latar utama pada novel ini adalah pada masa awal abad ke-20, lebih tepatnya pada tahun 1900.

Dalam novel ini mengisahkan kehidupan seorang anak, yang namanya di sanarkan menjadi Minke, mengisahkan kisah hidup dan percintaan Minke, Minke sendiri merupakan seorang keturunan ningrat Jawa yang sangat membenci sistem tata nilai keningratan, karena orang tua Minike merupakan seorang bupati, Minke sendiri juga berstatus sebagai siswa HBS di Surabaya, Minke juga memiliki watak berpola pikir maju dan moderen, dan pencinta ilmu pengetahuan, Minike memiliki kepandaian untuk dapat berbahasa Belanda dan terampil menulis di surat kabar.

Di sini penulis akan coba mengungkap dan menganalisi Novel Bumi Manusia ini dengan pendekatan Mimetik (analisis yang menghubungkan karya sastra dengan realitas kehidupan). Pada halaman pertama tertulis kutipan: Orang memanggil aku: Minke. Namaku sendiri… Sementara ini tak perlu kusebutkan. Bukan karena gila misteri. Telah aku timbang: belum perlu benar tampilkan diri di hadapan mata orang lain.(Bumi, hal.1)

Pada kutipan di atas menyiratkan ada yang sedang di sembunyikan oleh tokoh mengenai identitas nama aslinya (tokoh). Di sini penulis menganalisis, mengapa sang toko menyembunyikan identitasnya, karena tokoh Minike yang sebenarnya adalah seorang R.M. Tirto Adhi Soerjo perintis pers Indonesia. Mengapa demikian, penulis menemukan catatan (biografi) yang mirip atantara Minike dengan R.M. Tirto Adhi Soerjo, mereja sama-sama mempunyai gelar ningrat dan putra dari Bupati Bojonegoro, dan juga pernah mengenyam pendidikan di di HBS Surabaya.

Pada halaman kelima tertulis kutipan: Dara kekasih para dewa ini seumur denganku: delapanbelas. Kami berdua dilahirkan pada tahun yang sama: 1880. hanya satu angka yang berbentuk batang, tiga lainnya bulat-bulat seperti kelereng salah cetak. Hari dan bulannya juga sama 31 Agustus. (Bumi, hal.5)

Dari kutipan di atas, membuktikan kembali pada catatan biografi tokoh R.M dan Minke memiliki kesamaan waktu kelahiran (31 Agustus 1880). Di tambah lagi seratus penamaan Minke dalam Bumi Manusia seakan menegaskan status fiksi yang terkandung dalam novel tersebut. Tirto Adhi Soerjo.

Pada halaman kedua tertulis kutipan: Dalam hidupku, baru seumur jagung, sudah dapat kurasai: ilmu pengetahuan telah memberikan padaku suatu restu yang tiada terhingga indahnya. Ilmu dan pengetahuan yang kudapatkan dari sekolah dan kusaksikan sendiri pernyataaanya dalam hidup, telah membikin pribadiku menjadi agak berbeda dari sebangsaku pada umumnya. Menyalahi wujudku sebagai orang Jawa atau tidak aku pun tidak tahu. Dan justru pengalaman hidup sebagai orang Jawa berilmu penngetahuan Eropa yang mendorong aku suka mencatat-catat. Suatu kali akan berguna, seperti sekarang ini. (Bumi, hal. 2).

Dari kutipan di atas Minke di gambarkan hidup pada saat zaman di mulainya adanya perkembangan ilmu pengetahuan dan mulai ditemukannya beberapa hasil penemuan, beberapa hasil penemuan dari zaman tersebut adalah kereta api, adanya percetakan dan zincografi. “kowe kira, kalo sudah pake pakean Eropa, bersama orang Eropa, bisa sedikit bicara Belanda lantas jadi Eropa ? tetap monyet !” ( Bumi, hal.43). Dapat di lihat dari kutipan di atas sikap dari tokoh Robert Mellema dan Herman Mellema memperlihatkan sikap rasis dan rasial, karena dapat kita ketahui pada saat itu dalam sejarah kolonial Belanda membuat ordonansi yang dikeluarkan pada tahun 1854. Membaca tetralogi buru khususnya Bumi Manusia secara tidak langsung membawa pembaca ke dalam bumi manusia Hindia pada fase pergantian abad 19 ke abad 20 dimana Hindia dihuni oleh beragam penduduk. Interaksi antar beragam penduduk itu.

Selain banyak hal yang menunjukkan menganai penemuan ilmiah yang berkontribusi memajukan peradaban manusia, Minke kerap memperhatikan dan menulis catatan mengenai kemajuan dari suatu negara, perkembangan peradaban yang paling menyita perhatian Minke adalah Negara Jepang.

Tulisan itu memperkaya catatanku tentang negri Jepang yang banyak dibicarakan dalam bulan-bulan terakhir ini. Tak ada diantara teman sekolahku yang mempunyai perhatian pada negri dan bangsa ini sekalipun barang dua kali pernah disinggung dalam diskusi sekolah. Teman-teman menganggap bangsa ini terlalu rendah untuk dibicarakan. Secara selintas mereka menyamaratakan dengan pelacur-pelacurnya yang memenuhi Kembang Jepun, warung-warung kecil, restoran dan pangkas rambut, verkoper, dan kelontongnya yang sama sekali: tak dapat mencerminkan suatu pabrik yang menantang ilmu dan pengetahuanmoderen.

Dalam suatu diskusi sekolah, waktu guruku, tuan Lastendienst, mencoba menarik perhatian para siswa, orang lebih banyak tinggal mengobrol pelan. Ia bilang ilmu Jepang juga mengalami kebangkitan. Kitasato telah menemukan kuman pes, Shiga menemukan kuman disentri-dan dengan demikian Jepang telah juga berjasa pada umat manusia. (Bumi, hal.121)

Tulisan diatas merupakan kutipan catatan dari Minke mengenai Negara Jepang. Terdapatnya sebuah tulisan dari majalah yang diberikan Robert, catatan Minke menjadi tambah banyak.Tentang kesibukan di Jepang untuk menentukan strategi pertahanannya. Aku tak banyak mengerti tentang hal demikian. Justru karna hal itu aku catat. Paling tidak akan menjadi bahan bermegah dalam diskusi sekolah.Terdapatnya persaingan angkatan darat dengan Angkatan Laut Jepang menambah kekayaan cerita. Kemudian dilanjut dengan dipilihnya strategi maritim guna pertahanannya. Angkatan Darat yang berdasar pada tradisi samurainya yang sudah lama ada merasa kurang senang.

Tulisan itu juga mengatakan: Jepang mencoba meniru Inggris di perairan. Dan pengaranggya memperingatkan agar menghentikan ejekan terhadap bangsa itu sebagai monyet peniru. Pada setiap awal pertumbuhan, katanya semua hanya meniru. Setiap kita semasa kanak-kanak juga hanya meniru. Tapi kanak-kanak itu pun akan dewasa, mempunyai perkembangan sendiri…. ( Bumi, hal. 123). Faktanya pada perkembangan di Negara Jepang seusai Restorasi yang dilakukan oleh Meiji memang telah mengalami kemajuan yang cukup signifikan, tidak hanya pada kajian ilmu pengetahuan dan maritim saja yang digunakan, bahkan pada bidang kemajuan ekonomi hingga militer pun Jepang jauh lebih maju ketimbang bangsa-bangsa Asia pada umumnya.

Pusat perhatian Minke yang tak kalah menarik untuk dianalisis adalah isi diskusi dan surat menyurat antara Minke dengan Sarah dan Miriam de la Croix tentang teori assosiasi Doktor Snouck Hurgronje. Berikut ini adalah kutipan diskusi antara Minke dengan Sarah dan Miriam de la Croix :
“pernah kau dengar tentang teori assosiasi ?”
"juffrouw Miriam, kaulah sekarang guruku,” jawabku mengelak cepat.
“bukan, bukan guru,” tiba-tiba ia jadi rendah hati.” Sudah pada galibnya ada pertukaran pikiran antara kaum terpelajar. Begitukan? jadi belum pernah dengar tentangnya?”
“belum”
“baik. Teori itu berasal dari sarjana itu. Teori baru. Dia punya pikiran, kalau percobaannya berhasil, pemerintah Hindia-Belanda bisa mulai memperaktekannya. Begitukan, Sarah?”
“ tetuskan sendiri,” Sarah mengelak.
“Yang dimaksudkan dengan assosiasi adalah kerjasama berdasarkan serba Eropa antara para pembesar Eropa dengan kaum terpelajar pribumi. Kalian yang sudah maju diajak memerintah negri ini bersama-sama. Jadi tanggung jawab tidak dibebankan pada bangsa kulit putih saja. Dengan demikian tak perlu lagi ada jabatan kontroloir, penghubung antara pemerintah Eropa dengan pemerintah pribumi. Bupati bisa langsung berhubungan dengan pemerintahan putih. Kau mengerti”( Bumi, hal 159).

DAFTAR PUSTAKA

Abrams, M. H. (1981). Teori Pengantar Fiksi. Yogyakarta: Hanindita Graha Wida.

Efendi Ahmad. (2021). Sinopsis Novel Bumi Manusia Karya Pramoedya Ananta Toer.

Ghani, Y. (2016). Analisis Sosiologi Sastra Terhadap Novel Laskar Pelangi Karya Andrea Hirata. Jurnal Elektronik Fakultas Sastra Universitas Sam Ratulangi, 2(2)

Hardjana, Andre. (1981). Kritik Sastra: Sebuah Pengantar. Jakarta: PT Gramedia.

Nisa, I. N. (2019, November). Perbedaan Kelas Sosial Pada Novel Bumi Manusia Karya Pramoedya Ananta Toer. In Prosiding Seminar Nasional Bahasa dan Sastra Indonesia (SENASBASA) (Vol. 3, No. 2).

Rahayu, I. (2014). Analisis bumi manusia karya pramoedya ananta toer dengan pendekatan mimetik. Deiksis Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, 1(1).

Semi Atar M. (1992). Anatomi Sastra. Bandung: Rosda Karya.

2 Likes