Analisis Makna Puisi “Dengan Puisi, Aku” Karya Taufik Ismail

Karya sastra merupakan suatu bentuk ide atau gagasan dari penulis yang dituangkan dalam bentuk tulisan. Salah satu jenis karya sastra yakni puisi, Kosasih (2012) menyatakan bahwa puisi merupakan karya sastra yang berisi rangkaian kata-kata yang indah dan penuh akan makna. Puisi biasanya menggambarkan suasana hati atau pikiran yang sedang dialami oleh penulisnya. Tak sedikit juga orang menyukai atau bahkan menjadi penikmat puisi, karena puisi penuh dengan makna yang berkesan disetiap barisnya. Seperti pada puisi “Dengan Puisi, Aku” karya Taufik Ismail. Taufik Ismail adalah seorang sastrawan Indonesia yang termasuk ke dalam angkatan 66.

Pada artikel kali ini akan mengupas makna dari puisi “Dengan Puisi, Aku” karya Taufik Ismail, namun sebelum itu berikut merupakan puisi “Dengan Puisi, Aku”

Dengan Puisi, Aku

Karya Taufik Ismail

Dengan puisi, aku bernyanyi
Sampai senja umurku nanti.
Dengan puisi, aku bercinta
Berbatas cakcrawala.

Dengan puisi, aku mengenang
Keabadian yang akan datang.
Dengan puisi, aku menangis
Jarum waktu bila kejam mengiris.

Dengan puisi, aku mengutuk
Nafas zaman yang busuk.
Dengan puisi, aku berdoa
Perkenankanlah kiranya.

Madani (2022) menyatakan bahwa salah satu cara untuk memahami makna puisi yakni dengan menarasikannya menjadi prosa atau dapat disebut dengan parafrase. Puisi “Dengan Puisi, Aku” karya Taufik Ismail memiliki makna yang sangat dalam. Bait pertama menggambarkan perasaan penulis terhadap karya sastra puisi, bahwa melalui puisi penulis akan menceritakan kisah hidupnya sampai masa tuanya nanti, dengan puisi penulis juga menceritakan kehidupan cintanya yang setinggi langit.

Bait kedua menceritakan bahwa dengan puisi penulis dapat mengenang tentang kehidupan, dapat merenungkan kehidupan yang pada akhirnyasemua akan mati dan berada pada keabadian. Dengan puisi juga penulis dapat menuangkan perasaan sedihnya. Pada bait ketiga bermaksud bahwa dengan puisi penulis menceritakan tentang kehidupan yang ada pada zaman yang semakin rusak. Dengan puisi penulis memanjatkan doa kepada Tuhan atas segala hal yang penulis lakukan dalam hidupnya.

Dapat disimpulkan bahwa puisi “Dengan Puisi, Aku” karya Taufik Ismail bermakna tentang bagaimana suatu karya sastra dapat menjadi wadah untuk menceritakan tentang kehidupan, kisah cinta, sebagai pengingat akan bagaimana rusaknya kehidupan dan sebagai renungan akan masa sekarang dan masa yang akan datang yang pada akhirnya akan berada dalam kehidupan yang kekal.

Referensi:

Kosasih, E. (2012). Dasar-dasar keterampilan bersastra. Yrama Widya.

Madani, M. U. (2022). PENGARUH KEMAMPUAN MEMPARAFRASEKAN PUISI KE PROSA TERHADAP KEMAMPUAN MEMAKNAI PUISI DENGAN PUISI, AKU KARYA TAUFIK ISMAIL PADA SISWA KELAS X SMA IT JABAL NOOR (Doctoral dissertation, Universitas Negeri Medan).

Mulyani, L. (2022). Nilai Kehidupan dan Gaya Bahasa Pada Puisi “Dengan Puisi Aku” Karya Taufiq Ismail. Concept: Journal of Social Humanities and Education , 1 (4), 115-126.

Rosyadah, N., Sari, I. P., KF, A. Z., & Adilia, Y. E. (2022). ANALISIS GAYA BAHASA PADA PUISI DENGAN PUISI AKU KARYA TAUFIQ ISMAIL. Bahtera Indonesia; Jurnal Penelitian Bahasa dan Sastra Indonesia , 7 (1), 204-217.