Analisis Kemiskinan Dari Sisi Pola Pikir Individu


(Diedit di Canva)

Sebuah permasalahan yang meliputi fundamental perekonomian suatu negara dan juga dari sisi individu. Masalah kemiskinan merupakan bagian dari masalah negara yang sudah lama menjadi perbincangan di forum nasional maupun internasional. Dimana kemiskinan sangat dipengaruhi oleh berbagai aspek salah satunya memiliki pengaruh terhadap pola pikir individu. Kuncoro dan Mudrajad (1997) menguraikan bahwa kemiskinan berkaitan pada ketidakmampuan seorang individu dalam pemenuhan standar hidup minimumnya.

Mengacu pada data Badan Pusat Statistik (BPS) kemiskinan adalah hal yang berkaitan pada ketidakmampuan seorang individu dalam memenuhi kebutuhan dasarnya. Dari tahun 1998 kemiskinan di Indonesia relatif mengalami penurunan hal ini berdasar pada Badan Pusat Statistik. Definisi kemiskinan menurut Badan Pusat Statistik (BPS) yaitu orang dianggap miskin ketika pengeluarannya Rp472.525,00 per bulan atau sekitar Rp15.750,00 per hari artinya orang yang memiliki pengeluaran diatas Rp15.750,00 per hari dianggap bukan termasuk orang miskin. Tapi jika dibandingkan dengan standar definisi kemiskinan internasional orang yang dianggap miskin adalah orang yang pengeluarannya 2 dollar atau sekitar Rp28.000,00 per hari.

Dari fakta di lapangan menunjukkan bahwa pembangunan belum mampu merendam adanya kemiskinan, perlu diketahui bahwa kemiskinan tidak hanya dilihat dari faktor eksternalnya saja tapi dari sisi individu, yang mana mempunyai korelasi dengan kemiskinan, korelasi ini memiliki peranan yang relatif signifikan karena berkaitan terhadap respon atas tindakan individu. Kemiskinan sering kali berkaitan dengan dimensi ekonomi karena mudah untuk dinilai dan diperbandingkan namun disini kemiskinan akan dinilai dari segi pola pikir (mindset). Chambers (dalam Nasikun, 2001) memaparkan adanya jebakan dalam kemiskinan yang meliputi ketidakmampuan (kemiskinan), lemah fisik, isolasi (tertutup), dan kelemahan. Dimana bagian tersebut menjadikan kemiskinan yang struktural, yaitu fenomena kemiskinan yang kondisinya terisolasi oleh struktur sosial dan lingkungan. Dalam hal ini akan lebih dibahas tentang kemiskinan dari segi pola pikir individu yaitu mindset.

Mindset adalah fondasi dasar individu yang berpengaruh terhadap segala aspek pola perilaku, menurut Carol Dweck seorang Profesor Psikologi di Universitas Standford, menggambarkan dua bentuk mindset yaitu growht mindset dan fixed mindset. Growht mindset adalah pola pikir berkembang dimana selalu terbuka terhadap perubahan yang mengantarkan pada sebuah pembelajaran sementara fixed mindset merupakan pola pikir dimana tidak adanya proses perkembangan dalam diri individu karena pola pikir ini tidak terbuka terhadap sebuah perubahan. Mindset merupakan cerminan dari kondisi mental seseorang dari hal ini terbentuknya sebuah karakteristik dalam individu.

Lalu bagaimana kondisi pola pikir (mindset) masyarakat miskin ?

Mindset berhubungan dengan kepribadian yang mana berkorelasi dengan pola perilaku individu artinya jika ingin merubah mindset hal pertama yang dilakukan adalah dengan merubah perilaku terlebih dahulu. Korelasi antara mindset dan perilaku ini di dasari oleh pola di lingkungan yang mengarah kepada kebiasaan sehingga terbentuklah perilaku yang tetap yaitu pada pola pikir. Dapat diartikan bahwa mindset ini terbentuk dari adanya kebiasaan yang melekat pada diri individu, berkaitan dengan hal tersebut kecenderungan pola pikir masyarakat miskin adalah sebuah takdir yang sudah digariskan. Mindset atau pola pikir dimana banyak penelitian yang menunjukkan bahwa pola pikir masyarakat miskin merepresentasikan sebuah pola dimana kondisi di sekitar adalah sebuah kewajaran, keprasahan, dan merupakan jalan hidup, pola pikir yang keliru inilah yang mengantarkan pada pandangan masyarakat miskin bahwa kemiskinan adalah sesuatu yang menjadi bagian dari kehidupan mereka, pola pikir ini membuat masyarakat tersebut merasa aman ketika berada di lingkungan sosial yang sesuai dengan kondisi mereka dan ketika terdapat tetangga yang memiliki kondisi finansial yang lebih memadai mereka menganggap hal tersebut merupakan sebuah ancaman, menjadikan masyarakat miskin sebagai bentuk mekanisme pertahanan diri yang disebabkan oleh ketidaksiapan kondisi psikologis seseorang terhadap perubahan disekitarnya yang dianggap sebuah ancaman. Ketidaksiapan kondisi psikologis ini membuat masyarakat miskin cenderung memiliki fixed mindset yaitu sebuah pola pikir tetap dimana pembentukan pola pikir ini didasari oleh proses pola asuh dan lingkungan disekitarnya. Untuk mengubah mindset pada masyarakat miskin tidaklah mudah karena kemiskinan merupakan sebuah kondisi yang selalu ada tuntutan-tuntutan yang memicu adanya stressor (sumber stress), ketidakstabilan kondisi inilah yang membuat pola pikir tetap (fixed mindset) itu mengakar dari generasi ke generasi dalam masyarakat miskin. Ketika paradigma tersebut mengakar dimana beranggapan bahwa kemiskinan adalah suatu kewajaran maka terbentuklah sebuah pola perilaku yang tanpa disadari membuat masyarakat miskin sulit untuk keluar dari kemiskinan. Langkah awal yang bisa dilakukan oleh masyarakat miskin adalah merubah perspektif bahwa kemiskinan bukan suatu kewajaran tapi sesuatu yang bisa dirubah dengan selalu terbuka terhadap setiap kesempatan yang ada. Memang hal ini tidaklah mudah tapi dengan merubah perspektif membuat seseorang bisa melihat sesuatu dengan sudut pandang yang berbeda. Ketika perspektif ini berubah maka terdapat sebuah dorongan individu untuk merubah nasib menjadi lebih baik lagi. Berkaitan dengan sudut pandang kemiskinan juga dipengaruhi oleh faktor budaya yaitu etos kerja dimana hal ini berkaitan dengan ketahanan dan kegigihan yang mana dasar dari hal tersebut adalah pola pikir (mindset). Adanya sebuah hubungan yang saling berkaitan dan memengaruhi antara mindset, perspektif, dan etos kerja dimana hal ini haruslah selalu di pupuk oleh setiap lapisan masyarakat demi kehidupan yang lebih baik lagi. Memang indikator dari kemiskinan itu meliputi seluruh aspek tapi setidaknya dapat dirubah dari dasar individu yaitu dengan manajemen pola pikir.

Daftar Pustaka

Kuncoro, Mudrajad. (2006). Ekonomika Pembangunan, Teori, Masalah, dan Kebijakan. Edisi Keempat. Yogyakarta: UPP AMP YKPN

Nasikun. (2001). Isu dan Kebijakan Penanggulangan Kemiskinan. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada.

https://www.bps.go.id. Diakses tanggal 20 Juni 2022

2 Likes