Analisis Cerpen “Lima Menit Biola di Kelas Matematika” Karya Kurnia JR

WhatsApp Image 2023-07-01 at 10.32.02

Karya sastra adalah ungkapan dari seorang manusia berupa suatu peristiwa, perasaan, ide, atau suatu pemikiran yang terjadi dalam kehidupan yang akan dituangkan dalam bentuk Bahasa maupun dalam bentuk tulisan yang sangat umum dijumpai dalam kehidupan kita. Karya sastra dapat dibedakan menjadi dua yaitu karya sastra fiksi dan nonfiksi, karya sastra fiksi antara lain adalah prosa, drama, puisi, cerpen. Sedangkan karya sastra nonfiksi adalah biografi, autobiografi, esai, dan kritik sastra.

Cerita pendek atau sering dikenal dengan istilah cerpen merupakan karya sastra dengan bentuk prosa fiksi yang menceritakan tentang suatu peristiwa yang dialami oleh tokoh utama. Cerita dalam cerpen lebih sederhana, padat, dan langsung pada inti cerita tersebut, sedangkan cerita dalam novel lebih panjang dan kompleks. Penulis cerpen atau disebut cerpenis di Indonesia sudah banyak yang terkenal tetapi ada pula cerpenis yang belum terkenal atau baru contohnya Kurnia JR dengan salah satu karyanya berjudul Lima Menit Biola di Kelas Matematika. Karyanya tersebut diterbitkan oleh koran Kompas pada 26 Februari 2023.

Profil Singkat Pengarang
Cerpen tersebut merupakan buah karya dari salah satu sastrawan Indonesia, yaitu Kurnia JR. Beliau adalah sastrawan yang lahir di Serang, Banten. Kurnia JR bekerja di bidang penerbitan buku, beliau juga banyak menulis cerpen, kritik novel, kritik puisi, sketsa, dan novel. Selain itu, beliau juga sering mengisi rubrik “Bahasa” di harian Kompas. Salah satu karya Kurnia JR yaitu Grafiti di Tembok Istana sebuah novel yang menceritakan tentang Cina Benteng.

Sinopsis
Cerpen Lima Menit Biola di Kelas Matematika karya Kurnia JR menceritakan tentang tokoh aku yang sebagai guru matematika, namun guru matematika sangat senang dengan bermain biola. Suatu hari tokoh aku (guru matematika) dalam cerpen tersebut mendapat teguran dari kepala sekolah karena sudah melanggar kedisiplinan mengajar, dikarenakan suka memainkan biola di pertengahan jam pelajaran matematika tersebut. Hal itu dilakukan oleh tokoh aku (guru matematika) dalam cerpen bertujuan untuk agar siswa tidak tegang dengan rumus-rumus matematika. Namun pada hari berikutnya tokoh aku (guru matematika) dalam cerpen tersebut tidak lagi membawa biola lagi dikarenakan mendapat teguran dari kepala sekolah. Saat tokoh aku dalam cerpen tersebut hendak pulang dari sekolah dihadang oleh murid berseragam sekolah yang ingin mengambil biola tokoh aku dalam cerpen itu, namun sang tokoh aku tidak membawa biola tersebut, tetapi tokoh aku tersebut dikeroyok hingga lebam dan dibawa ke rumah sakit. Guru dan rekan tokoh aku dalam cerpen kemudian menjenguk tokoh aku tersebut.

Cerpen Lima Menit Biola di Kelas Matematika menyampaikan bahwa suatu pembelajaran akan menjadi menyenangkan apabila guru dapat membangkitkan suasana nyaman di kelas, salah satunya dengan melakukan intermezzo disela-sela pembelajaran, khususnya pada pelajaran matematika. Selain itu, terdapat pula pesan sebagai siswa kita harus menghormati dan jangan berbuat kasar kepada guru.

Pembahasan
Jika berbicara jenis, cerpen Lima Menit Biola di Kelas Matematika termasuk jenis cerpen panjang. Cerpen dibagi menjadi 3 jenis yaitu cerpen pendek, cerpen sedang, dan cerpen panjang. Cerpen pendek merupakan cerpen yang penyajiannya hanya terdiri dari 500-700 kata. Cerpen sedang merupakan cerpen dengan penyajian yang tidak terlalu pendek dan tidak juga terlalu panjang serta terdiri dari 700-1000 kata. Cerpen panjang merupakan cerpen dengan penyajian yang cukup panjang, tersusun lebih dari 1000 kata atau bahkan ada yang sampai mencapai 5000-10.000 kata. Sedangkan cerpen ini terdiri dari 1.327 kata, jadi cerpen tersebut termasuk cerpen panjang.

Ketika pertama kali aku beraksi, mereka terheran-heran, mau apa guru baru ini? Ia bukan guru musik. Apa mau bikin onar di kelas? Tampak pada wajah para remaja itu seakan mereka kasak-kusuk demikian. (Paragraf ke-1)

Cerpen Lima Menit Biola di Kelas Matematika karya Kurnia Jr ini menggunakan sudut pandang orang pertama pelaku utama. Bukti yang terlampir di atas menggambarkan bahwa ‘tokoh Aku’ digambarkan oleh penulis sebagai orang yang sedang menceritakan dirinya sendiri secara jelas. Tokoh Aku inilah yang menjadi fokus dalam jalannya cerita atau peristiwa. Tokoh Aku dijadikan oleh pengarang sebagai tokoh yang berkisah, mengisahkan kesadaran dirinya sendiri, self consciousness, mengisahkan peristiwa dan tindakan yang diketahui, dilihat, didengar, dialami, dan dirasakan, serta sikapnya terhadap orang (tokoh) lain kepada pembaca.

Mereka menyimak permainanku dan lambat laun ketegangan pada wajah mereka tampak mengendur. Pelajaran geometri dilanjutkan. (Paragraf ke-1)

Berdasarkan penggalan cerita di atas, garis besar atau inti dari cerpen tersebut yaitu mengenai intermezzo dalam ketegangan pembelajaran mengenai rumus Matematika dengan memainkan biola saat pelajaran sekolah. Melalui intermezzo tersebut, penulis seakan menjelaskan bahwa dengan adanya media pembelajaran atau selingan saat pembelajaran dapat meredakan ketegangan para siswa. Kata ‘permainanku’ tersebut memiliki makna atau sebagai gambaran bahwa tokoh Aku (guru Matematika) sedang memainkan Biola di dalam kelas. Seperti yang kita ketahui bahwa kebanyakan siswa takut dengan mata pelajaran Matematika, karena rumus-rumusnya sulit, sehingga siswa menjadi tegang saat pembelajaran. Adanya hal tersebut, seakan penulis memberikan salah satu solusi untuk guru, yaitu mengenai bagaimana cara mengatasi ketegangan siswa saat pembelajaran.

Cerpen Lima Menit Biola di Kelas Matematika mengambil tema tentang intermezzo dalam ketegangan pembelajaran mengenai rumus matematika dengan memainkan biola saat pelajaran sekolah. Bila dibandingkan dengan cerpen lain yang memiliki tema hampir sama, cerpen ini mungkin tidak terlalu menggambarkan ketegangan ketika pelajaran matematika berlangsung dan bagaimana pelajaran matematika tersebut tidak disukai oleh para siswa. Cerpen ini bahkan lebih banyak bercerita tentang intermezzo permainan biola ketika kelas matematika. Namun melalui kata-kata yang digunakan, para pembaca dapat menangkap bahwa penulis sebenarnya ingin menyampaikan bahwa suatu pembelajaran akan menjadi menyenangkan apabila guru dapat membangkitkan suasana nyaman di kelas, salah satunya dengan melakukan intermezzo di sela-sela pembelajaran, khususnya pada pelajaran matematika.

Gagasan unik yang terdapat pada cerpen Lima Menit Biola di Kelas Matematika ini sangat menarik untuk dibaca, namun dibalik cerpen tersebut terdapat seperti bahwa setiap manusia memiliki hati yang mudah berubah. Seperti pada yang telah diceritakan pada cerpen tersebut bahwa sang kepala sekolah yang berawalan sudah sering menegur tokoh dalam cerpen dan sangat jelas menggambarkan bahwa kepala sekolah tersebut memberi teguran dan aturan kepada bawahannya terutama pada tokoh cerpen tersebut namun pada akhir cerita cerpen sang kepala sekolah ikut menjenguk tokoh utama tersebut. Bisa digambarkan bahwa semua orang memiliki hati yang mudah berubah.

Cerpen Lima Menit Biola di Kelas Matematika karya Kurnia Jr merupakan cerpen yang mungkin belum terlalu dikenal oleh banyak orang. Meski begitu cerpen ini tentunya memiliki makna tersendiri yang ingin disampaikan oleh penulis kepada pembaca. Melalui cerpen ini, penulis seakan ingin menggambarkan bagaimana suasana tegang yang tercipta dalam pembelajaran matematika, seperti halnya suasana yang sering kita lihat dalam kelas-kelas pada umumnya. Cerpen ini seakan berharap para guru di luar sana tidak terlalu fokus kepada pembelajaran hingga menyebabkan suasana belajar tegang. Namun mengharap supaya para guru dapat memunculkan suasana nyaman dalam kelas sehingga siswa menjadi lebih mudah menangkap apa yang dijelaskan oleh guru. Adanya cerpen ini tentunya membuat pembaca, terutama para guru akan berpikir ulang ketika melakukan kegiatan belajar mengajar di kelas. Sehingga dengan adanya cerpen ini, semua guru dapat memanfaatkan berbagai hal di lingkungan sekitar untuk dijadikan media pembelajaran dalam menunjang keberhasilan proses pembelajaran dalam kelas.

Referensi
Jayanti, M. D. (2020). Pendekatan Ekspresif dan Objektif dalam Novel “Mencari Perempuan Yang Hilang”.Wacana: Jurnal Bahasa, Seni, dan Pengajaran. Vol. 4, No.1

Sapdiani, dkk. (2018). Analisis Struktural dan Nilai Moral dalam Cerpen “Kembang Gunung Kapur” Karya Hasta Indriyana. Parole: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Vol. 1. No. 2.

Shandi & Hermawan (2019). Pemanfaatan Hasil Analisis Novel Seruni Karya Almas Sufeeya sebagai Bahan Ajar Sastra di SMA. Jurnal Bahasa, Sastra Indonesia dan Pengajarannya. Vol. 12 No. 1.

Ditulis oleh Aisyah, Zahra, Yulia, Cekly, Ilham - PBSI Untidar

1 Like