AN Pilihan Terbaik

Hallo siapapun yang baca ini :laughing:, perkenalkan aku Efana, kali ini aku mau berbagi ceritaku masuk AN UNS. Sebelumnya aku minta maaf karena mengandung isi yang mungkin senstif dan menyinggung anak IPA atau kaum linjur. Aku dulunya jurusan IPS, sewaktu pendaftaran SMA aku sampai ditahan tiga kali oleh panitia PPDB agar mendaftar diprogram IPA, namun entah kenapa aku menolak dan tetap istiqomah IPS. Pada akhirnya aku masuk di jurusan IPS, walaupun terkadang banyak yang bilang sama aku “Kenapa si pilih IPS padahal nilai kamu masuk lo ke IPA”. Sempat pernah menyesal juga sewaktu kelas 10 karena anak IPS dibedaiin sama IPA, mulai dari fasilitas hingga gurunya pun dibedaiin. Kelas 10 sering jam kosong dan aku kayak ga niat sekolah, pernah dulu sampai bolos pelajaran matematika. Namun berbeda saat kelas 11, kelas 11 aku bermain twitter dan bergabung dengan ambisverse di twitter. Jiwa ambisku tergerak aku mulai mencari materi tentang UTBK apa itu SBM, SNM, UM dan lainnya. Walaupun kelas 11 tetap santai karena aku sibuk maraton drama korea tidak mengenal waktu dan konsidi. Kelas 11 terasa singkat karena libur dua minggu yang berujung libur sampai lulus SMA. Kelas 12 aku mulai ambis mulai dari ikut try out, mengulang materi, ikut bimbel online, ikut kelas online gratis sampai aku tidak memperdulikan tugas sekolah. Saat itu aku sudah tidak berharap dengan namanya SNMPTN. Namun aku terkejut dan masih ingat, waktu itu di tanggal 25 Januari pagi hari setelah aku salat dhuha, ternyata aku termasuk siswa eligible SNMPTN. Merasa senang namun juga khawatir karena peringkatku 15 dan banyak orang yang melirik jurusanku. Awalnya aku ingin DKV, tapi aku berpikir udah lama ga asah skill, karena DKV membutuhkan portofolio juga. Sempat berpikir ingin Sastra Korea di UGM tapi tidak direstui orang tua. Orang tuaku menyuruhku mengambil Administrasi Negara UNS, pokoknya UNS karena mereka tidak mau jauh dari aku. Padahal aku sangat memimpikan univ gajah. Pilihan pertamaku adalah Akuntansi UNS, aku sangat percaya diri memilihnya karena alumni dari SMAku sendiri setiap tahun lebih dari 5 orang dan pilihan kedua jatuh ke Administrasi Negara. Waktu itu dari jurusan IPA 5 dan IPS 3 orang yang mendaftar jurusan Akuntansi. Memang aku tidak mau mengalah terhadap pilihanku tersebut sempat perang juga sama mereka yang pilih akuntansi. Setiap hari aku berdoa, salat, salawatan, al-waqiahan, dan salat sunnah. Waktu terasa begitu cepat, tiba-tiba 22 Maret hari pengumuman SNMPTN. Hari itu adalah hari foto buku kenangan, otomatis aku berada di sekolah bersama teman-temanku. Aku sebenarnya sudah janjian sama teman dekatku untuk ambil jurusan Akuntansi, aku ingat saat kita berfoto dan mengatakan “huhu nanti kita bisa sekelas lagi” sambil tertawa. Aku ingat hari itu, aku sendiri tidak berani membuka pengumuman. Aku mendengar teriakan gembira bagi mereka yang lolos dan mendengar tangisan mereka yang tidak lolos. Aku pulang ke rumah jam 4 sore dan langsung bergegas ke kamar untuk membuka pengumumannya sendiri. Aku terdiam ternyata warna biru, pada akhirnya aku lolos di pilihan ke dua yaitu Administrasi Negara. Aku sendiri tidak tau perasaanku sedih atau senang, karena udah percaya diri di pilihan satu namun realitanya di pilihan kedua. Aku terkejut mendengar semua anak IPA dan teman dekatku anak IPS lolos. Aku merasa ini tidak adil, kenapa IPA lebih diprioritaskan padahal basic Akuntansi itu ada di IPS. Selintas melewati pikiranku kenapa aku dulu ga masuk IPA aja, karena anak IPA bisa ngerebut kursinya IPS. Butuh waktu lama aku bisa menerima jurusanku saat ini, karena jurusanku ini pilihan dari orang tuaku. Dari aku yang tidak suka politik, sosiologi, dan lebih suka ke hitungan. Payahnya tahun ini yang lolos SNM tidak bisa daftar SBM dan UM karena UM memakai nilai SBM. Jadi aku tidak bisa apa-apa selain menjalani alur kehidupan ini. Akhir-akhir ini aku mikir apakah aku salah jurusan? tapi semua jurusan punya resikonya sendiri-sendiri. Mungkin ini bukan keiinginanku tetapi ini adalah rencana dan jalan Allah yang terbaik untukku.
20201018_133557

Kok bukan kucing oyeenn.