Alkohol membunuh

Apa itu alkohol

Alkohol adalah kelompok senyawa kimia yang memiliki gugus fungsional hidroksil (-OH) yang melekat pada atom karbon. Dalam konteks yang lebih umum, istilah “alkohol” sering kali merujuk pada etanol atau alkohol etil, yang merupakan jenis alkohol yang paling umum dikonsumsi oleh manusia. Disamping itu juga alkohol etil adalah zat kimia yang dapat ditemukan dalam minuman beralkohol seperti bir, anggur, dan minuman keras lainnya. Proses pembuatan minuman beralkohol melibatkan fermentasi, di mana mikroorganisme seperti ragi mengubah gula menjadi etanol dan karbon dioksida. Alkohol etil memiliki sifat psikoaktif dan dapat menyebabkan efek seperti rasa rileks, penurunan inhibisi, dan gangguan koordinasi motorik. Namun, konsumsi alkohol yang berlebihan dapat menyebabkan masalah kesehatan, termasuk kerusakan hati, masalah pencernaan, dan masalah lainnya.

Selain alkohol etil, ada juga berbagai jenis alkohol lainnya, seperti metanol dan isopropanol, yang tidak aman untuk dikonsumsi oleh manusia dan memiliki kegunaan yang berbeda, misalnya sebagai pelarut atau bahan bakar. Oleh karena itu, penting untuk memahami konteks di mana istilah “alkohol” digunakan. Alkohol adalah suatu kelompok senyawa kimia yang mengandung gugus hidroksil (-OH) yang terikat pada atom karbon. Dalam konteks sehari-hari, istilah “alkohol” seringkali merujuk pada etanol atau alkohol etil, yaitu senyawa kimia yang umumnya digunakan dalam minuman beralkohol. Penting untuk memahami bahwa konsumsi alkohol etil harus dilakukan dengan bijak dan sesuai dengan batasan yang direkomendasikan oleh otoritas kesehatan.

Salah satu contoh minuman alkohol yang sering di konsumsi masyarakat pada umumnya adalah arak yang dimana bahan baku arak tersebut berasal dari tuak (nira) yang disadap dari pohon kelapa, enau, lontar. Arak berasal dari proses menyadap bunga kelapa, enau, lontar dimana sari dari bunga tersebut ditampung kemudian dijadikan tuak yang disimpan dalam sebuah tong. Proses mencari tuak dikenal dengan istilah “Ngirisin”. Minuman keras yang sering dikenal di kalangan masyarakat adalah Arak Bali dan Ciu, keduanya memiliki perbedan tersendiri yang dimana Arak terbuat dari peragian nira mayang kelapa, tebu, biji-bijian (misalnya beras, beras merah) atau buah, tergantung pada negara atau wilayah asalnya. Bahan distilat arak dapat dicampur, disimpan lebih lama dalam tong kayu, atau berulang kali disuling dan disaring tergantung pada rasa dan warna keinginan pembuatnya, Sedangkan Ciu dibuat dari hasil penyulingan tetes tebu yang telah difermentasi.

Banyak masyarakat yang mengonsumsi minuman keras , Hanya untuk mencari kesenangan semata seperti, Rekreasi dan Hiburan, Tradisi dan Budaya, Stres dan Pelarian Emosional, Tetapi banyak orang yang menyalahgunakannya minuman keras ini dengan mencampurkan minuman tersebut dengan berbagai macam zat kimia yang berbahaya tanpa mengetahui resiko yang akan terjadi.

Maraknya minuman keras yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat di beberapa wilayah di Indonesia, kini semakin meresahkan dengan munculnya fenomena Minuman keras oplosan yang telah merenggut banyak korban.

Berkaitan tersebut, Direktur Bina Kesehatan Jiwa Kementerian Kesehatan RI, dr. Eka Viora, Sp.J (K), menjelaskan bahwa jenis alkohol pada Minuman keras oplosan berbeda dengan minuman beralkohol yang biasa dikonsumsi manusia.

Kandungan minuman beralkohol yang biasa dikonsumsi manusia adalah etil alkohol atau etanol yang dibuat melalui proses fermentasi dari madu, gula, sari buah, atau ubi-ubian. Sementara yang terkandung dalam Minuman keras oplosan bukanlah etanol melainkan metyl alkohol atau metanol. Metanol biasanya dipakai untuk bahan industri sebagai pelarut, pembersih dan penghapus cat. Metanol dapat ditemukan dalam tiner (penghapus cat) atau aseton (pembersih cat kuku). Tanpa dicampur apapun, metanol sangat berbahaya bagi kesehatan bahkan bisa menyebabkan kematian. Apalagi dicampur dengan berbagai bahan lain yang tidak jelas jenis dan kandungannya.

Metanol bila dicerna tubuh akan menjadi formaldehyde atau formalin yang beracun, berbahaya bagi kesehatan. Reaksinya dapat merusak jaringan saraf pusat, otak, pencernaan, hingga kasus kebutaan. terang dr. Eka Viora.

Selaras dengan hal tersebut, Kasubdit Inspeksi Produksi dan Peredaran Produk Pangan, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), Chairun Nissa, Apt., MP, menyatakan bahwa pihaknya menemukan minuman keras hasil oplosan yang dicampur dengan suplemen minuman berenergi dan minuman alkohol tradisional seperti tuak. Namun yang lebih mengejutkan ada minuman keras yang dioplos dengan obat nyamuk cair.

Ketua Umum Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa, dr. Danardi Sosrosumihardjo, Sp.J (K) menyatakan bahwa pada dasarnya kebiasaan minum minuman beralkohol sangat merugikan kesehatan. Terlalu banyak konsumsi alkohol sendiri dapat menurunkan kemampuan berpikir dan gangguan perilaku. Jika konsumsi berlebihan, bisa menyebabkan seseorang hilang kesadaran, kejang, hingga meninggal dunia. Penyakit serius lainnya yang disebabkan oleh alkohol diantaranya, tukak lambung, kerusakan pada hati, hingga komplikasi gangguan psikiatri berat. Meskipun ada banyak alasan di balik konsumsi minuman beralkohol, penting untuk diingat bahwa penggunaan yang berlebihan atau tidak bertanggung jawab dapat memiliki dampak negatif pada kesehatan fisik dan mental seseorang, serta dapat menyebabkan masalah sosial dan hukum. Penting juga untuk selalu mematuhi hukum dan mengonsumsi alkohol secara bertanggungemphasized text