Aku Si Frasa Verbal yang Menjadi Predikat


design by: picsart

Frasa Verbal sebagai Predikat? Hah! Apa sih? Maksudnya gimana? Eit tenang-tenang, jangan panik, kita bahas satu-satu. Tapi sebelum ke pembahasan utama, kita belajar mengenai verba terlebih dahulu yuk! Teman-teman pasti sudah sering mendengar mengenai beberapa jenis kata seperti nomina, adjektiva, numeralia, preposisi, konjungsi, interjeksi dan verba. Verba yaitu kelas kata yang menyatakan suatu tindakan, keberadaan, pengalaman, atau pengertian dinamis lainnya. Verba biasanya menjadi predikat dalam suatu kalimat. Verba sendiri dapat diperluas loh, yakni dengan cara menambahkan unsur-unsur tertentu. Contohnya verba berangkat, yang dapat diperluas menjadi belum berangkat dan sudah berangkat. Teman-teman sudah mulai mengerti kan? Sekarang kita beralih ke pembahasan yang berikutnya yaitu frasa verbal, eh kok frasa? Bukannya frase?

Bingung ya? Sama, aku juga, eh engga becanda kok, kita buka KBBI yuk! Udah buka kan? Ternyata kata yang baku itu frasa ya teman-teman, bukan frase. Nah apa sih frasa itu? Frasa adalah satuan gramatik yang terdiri dari dua kata atau lebih yang tidak melampaui batas fungsi (Chaer, 2011). Frasa itu sendiri memiliki dua sifat, yaitu (1) frasa merupakan satuan gramatik yang terdiri dari dua kata atau lebih dan (2) frasa merupakan satuan yang tidak melebihi batas fungsi unsur klausa, artinya frasa selalu terdapat dalam satu fungsi unsur klausa (S, P, O, dan K).

Nah , dari penjelasan diatas kalian tentu sudah paham terkait dengan pengertian frasa. Lalu bagaimana dengan frasa verbal? Langsung saja kita bahas yuk! Frasa verbal ialah satuan bahasa yang terbentuk dari dua kata atau lebih dengan verba sebagai intinya, tetapi bentuk ini bukan merupakan klausa (Alwi, Dardjowidjojo, Lapoliwa, & Moeliono, 2003). Frasa verbal memiliki inti dan didampingi oleh kata lain. Posisi kata pendamping ini adalah tetap sehingga tidak bisa bebas dipindah ke posisi yang lain. Unsur pengisi subjek dan objek tidak termasuk dalam frasa verbal. Agar teman-teman lebih paham, teman-teman bisa melihat contoh frasa verbal ini ya!

  • Nadila sudah menulis novel.
  • Arifa belum melihat TV

Konstruksi sudah menulis, dan belum melihat merupakan frasa verbal, sedangkan kata menulis dan melihat merupakan verba inti.

Frasa verbal apabila dilihat dari konstruksinya terdiri dari verba inti dan kata lain yang berfungsi sebagai penambah arti dari verba tersebut. Ada dua jenis frasa verbal yakni frasa verbal endosentrik atributif dan frasa endosentrik koordinatif. Frasa endosentrik atributif terdiri dari inti verba dan pewatas yang diletakkan di depan verba inti (pewatas depan) serta pewatas yang diletakkan di belakang verba inti (pewatas belakang). Frasa endosentrik koordinatif terdiri dari dua verba yang digabung dengan kata penghubung dan atau atau yang bisa didahului pewatas depan atau diikuti pewatas belakang.

Baiklah teman-teman, kita tadi sudah belajar mengenai frasa verbal berdasarkan konstruksinya, tentu teman-teman sudah paham ya! Jika tadi belajar tentang frasa verbal berdasarkan konstruksinya, tiba saatnya kita belajar mengenai pokok bahasan yang utama, yakni frasa verbal sebagai predikat. Dilihat dari fungsinya, verba atau frasa verbal memiliki kedudukan sebagai fungsi utama predikat, namun juga bisa menduduki fungsi yang lain, seperti pelengkap, keterangan, atribut, dan aposisi. Predikat itu apa sih? Predikat merupakan unsur pokok yang disertai subjek di sebelah kiri dan, jika ada, unsur objek, pelengkap, dan/atau keterangan wajib di sebelah kanan (Alwi, Dardjowidjojo, Lapoliwa, & Moeliono, 2003). Predikat kalimat bisa berupa verba atau frasa verbal, adjektiva atau frasa adjektival, nomina atau frasa nominal, numeralia atau frasa numeral, atau frasa preposisional. Frasa verbal sebagai predikat merupakan sebuah frasa yang mempunyai inti kata kerja yang berkedudukan sebagai predikat dalam suatu kalimat. Sudah dijelaskan bahwa verba memiliki fungsi utama sebagai predikat atau sebagai inti predikat kalimat. Contohnya:

  • Orang tuanya beternak.
  • Pasangan itu bergandengan.
  • Gelas itu pecah.
  • Mobil yang ditumpanginya tahan peluru.
  • Gubernur akan mengeluarkan surat edaran baru.
  • Para tamu bersalam-salaman dengan akrab.

Dalam kalimat di a hingga d, verba beternak, bergandengan, pecah, dan tahan peluru memiliki fungsi sebagai predikat, verba tahan peluru merupakan verba majemuk, sehingga bukan dua kata yang berdiri sendiri. Predikat pada kalimat e dan f adalah frasa verbal, tetapi diikuti oleh unsur-unsur lain. Pada kalimat e predikat akan mengeluarkan diikuti oleh objek kalimat surat edaran baru. Pada kalimat f, keterangan cara dengan akrab mengikuti predikat bersalam-salaman.

Bagaimana teman-teman? Sudah memiliki gambaran mengenai frasa verbal sebagai predikat kan? Sampai di sini dulu ya penjelasan pada kesempatan kali ini, semoga dapat bermanfaat dan bisa menjadi bahan referensi, sampai jumpa di kesempatan lain dengan topik bahasan yang berbeda. Kririk dan saran silakan tulis di kolom komentar ya!

Referensi :

Alwi, H., Dardjowidjojo, S., Lapoliwa, H., & Moeliono, A. M. (2003). Tata Bahasa Baku Bahasa (3 ed.). Jakarta: Pusat Bahasa dan Balai Pustaka.

Chaer, A. (2011). Ragam Bahasa Ilmiah. Jakarta: Rineka Cipta.