Aku Belajar Menjadi Guru yang Baik dari Mereka yang Tak Pernah Aku Sangka

Saat Praktik Mengajar PLP II saya teramanahi SMPN 2 Secang . Sekolah ini terletak di Desa Pirikan Kecamatan Secang Kabupaten Magelang. Siswanya berjumlah 722 yang berasal dari desa-desa disekitar sekolah, ada yang dari Kecamatan Pakis, Kecamatan Tegalrejo, Kecamatan Grabag, dan tentu saja ada yang dari Kecamatan Secang. SMP ini memiliki 55 GTK (guru dan tenaga kependidikan) yang terdiri dari 44 guru yang berlatar belakang akademis semuanya sarjana dan ada 11 tenaga kependidikan.

Saat praktik mengajar di SMP N 2 Secang saya mengampu kelas 8G. Sebenarnya kelas 8G itu bukanlah kelas yang diampu oleh guru pamong, guru pamong hanya mengampu 4 kelas untuk kelas 8, sedangkan mahasiswa PLP Bahasa Indonesia ada 5 orang. Jadi, guru pamong meminta 1 kelas tambahan kepada guru Bahasa Indonesia lain agar 1 mahasiswa mengampu 1 kelas. Kelas 8G merupakan kelas yang siswanya sangatlah aktif dan memiliki energi yang cukup banyak. Minggu-minggu awal saya sempat keteteran untuk mengkondisikan siswa karena belum mengetahui karakter siswa. Tetapi setelah berjalannya waktu saya bisa menumbuhkan kepercayaan dan kenyamanan di hati siswa kelas 8G.

Pada saat minggu-minggu awal praktik mengajar, itu adalah saat dimana saya merasa semua yang saya lakukan tidak mendapat respon baik dari siswa. Dengan berjalannya waktu saya dan siswa dapat membangun kecocokan/ Chemistry pada saat proses pembelajaran di kelas, seperti :

  • Saya bisa mengatur kelas agar tenang dan kondusif.
  • Membuat siswa tertarik dengan materi yang diajarkan dan memahami materi dengan mudah.
  • Membangun karakter siswa agar baik.

Praktik mengajar menjadi guru di SMP adalah pengalaman yang penuh tantangan dan kebahagiaan. Setiap hari, saya berinteraksi dengan siswa-siswa yang berada dalam masa transisi dari anak-anak menuju remaja. Mengajar memang bukan hal yang mudah seperti apa yang kita bayangkan dan rencanakan, banyak faktor-faktor yang menjadi tantangan dalam mengajar. Faktor yang paling berat menurut saya ketika saya mengajar di SMPN 2 Secang adalah dari segi karakter siswa.

Setiap siswa memiliki karakter dan latar belakang yang berbeda. Ada yang aktif dan penuh semangat, ada juga yang pendiam dan membutuhkan pendekatan khusus. Misalnya pada saat bel pelajaran dimulai siswa belum siap di dalam kelas, ada yang keluar kelas untuk jajan ke kantin, pergi ke WC, atau bahkan ada juga yang palah masuk ke kelas lain untuk bertemu dengan temannya.

Untuk mengatasi permasalahan tersebut saya dan siswa membentuk peraturan. Bahwa siswa harus siap berada di dalam kelas untuk belajar ketika jam pelajaran di mulai, jika ada ada siswa yang melanggar maka akan diberikan sanksi sesuai kesepakatan kelas. Alhamdulillah peraturan tersebut diindahkan oleh seluruh siswa.

Pada praktik mengajar PLP II ini kami sebagai mahasiswa dituntut untuk selalu mengembangkan kreativitas dalam mengajar.

Mengajar di SMP menuntut kreativitas tinggi. Saya sering menggunakan berbagai metode pembelajaran, seperti diskusi kelompok, menggunakan media Salindia dan penggunaan teknologi dalam kelas. Hal ini dapat membuat pembelajaran lebih menarik, dan juga membantu siswa memahami materi dengan lebih baik.

Dari pengalaman saya mengajar di SMPN 2 Secang, siswanya lebih tertarik belajar menggunakan salindia dan contoh dari internet dibandingkan mendengarkan guru menjelaskan dan menggunakan contoh dari buku paket.

SMP N 2 Secang memberlakukan berbagai program yang fokus kepada siswa yaitu:

  • SASAGU ( satu siswa satu guru )
  • KTM ( ke sekolah tanpa motor )
  • 3A ( absen pagi, siang, malam)

Semua program tersebut di berlakukan untuk memberikan pengawasan pendidikan kepada siswa agar tidak terjerumus dalam hal kenakalan remaja.

Menurut saya seluruh program dan kebijakan yang diberlakukan di SMP N 2 Secang memberikan dampak yang baik kepada seluruh pihak mulai dari siswanya sendiri yang jadi lebih fokus pada pendidikannya dan orang tua yang merasa aman.

Pengalaman menjadi guru di SMPN 2 Secang adalah perjalanan yang penuh warna. Setiap hari membawa cerita baru dan pelajaran berharga, baik bagi saya maupun bagi siswa-siswa saya. Saya merasa beruntung bisa menjadi bagian dari perjalanan pendidikan mereka selama enam minggu ini. Saat Mengajar dan melihat siswa memahami materi yang disampaikan dan memiliki karakter yang baik itu menjadi sebuah kepuasan tersendiri bagi saya. Melihat tawa dan senyuman siswa itu menjadi suatu kebahagiaan bagi saya, teringat masa saya sekolah seusianya.

Selama 6 minggu PLP saya kira, saya akan mengajarkan banyak hal kepada mereka, ternyata mereka yang mengajarkan saya banyak hal.

Saya yang berusaha mengatur ritme mood mereka. Saya Memotivasi mereka, sebetulnya saya memotivasi diri saya sendiri.

Saya belajar banyak dari mereka. Belajar tentang hal-hal yang belum pernah saya temui di dalam kelas.

Saya baru sadar, ternyata dari siswa yang paling susah diajarlah, saya banyak belajar jadi guru.

Dia mengajariku kesabaran sebagai guru.

Dia mengajariku untuk selalu mencari cara.

Dia mengajariku untuk tidak menyerah.

Terima Kasih saya ucapkan kepada seluruh pihak yang terlibat dalam PLP II ini.

sekian

~Sinta Sus Santi~

1 Like

Ketika kita diposisikan sebagai orang yang dianggap lebih dewasa, orang yang dianggap lebih tahu, orang yang… dengan berbagai anggapan yang mungkin kalau kita tuliskan puluhan bahkan ratusan jumlahnya.

Yang pasti,
semoga kita tidak sedang pura-pura,
akan tetapi, sedang menjadi seseorang yang sedang memberi keikhlasan :brown_heart:

1 Like