Ada yang Tau Tidak? Apa yang Menjadi Faktor Pemudah Pergeseran dan Perubahan Makna, Yuk Simak!

Kita harus mengetahui bahwa salah satu objek dari semantik yaitu makna.
Makna menurut Wijana (2011:3) menyatakan bentuk-bentuk kebahasaan, seperti morfem, kata, frasa, klausa, kalimat, paragraf, dan wacana memiliki dasar yang berupa konsep yang bersifat mental dalam pikiran manusia yang disebut dengan makna.
Seperti halnya bahwa makna tidak akan berubah-ubah karena sudah merupakan ketentuan dari akarnya, namun seiring berkembangnya dunia maka perubahan makna mungkin bisa terjadi contohnya dari makna suatu kata bisa berubah dan tidak sesuai dengan akarnya lagi. Makna tidak akan mengalami perubahan apabila tidak adanya sebab, dalam hakikatnya faktor pemudah yang menjadikan pergeseran dan perubahan makna dikarenakan hilangnya ambisi dari makna tersebut jika suatu makna berpegang teguh terhadap akarnya dan ternyata ada makna yang sama, hal ini belum termasuk pergeseran makna akan tetapi jika diabaikan akan terus berkembang dan akhirnya akan sulit untuk dikontrol.

Menurut (Hakim 2017) Pergeseran makna merupakan gejala perluasan, penyempitan, pengonotasian (konotasi), penyinestensiaan (sinestesia), dan pengasosiasian sebuah makna kata yang masih hidup dalam satu medan makna.
Sedangkan pengertian dari perubahan makna yaitu makna yang sudah mengalami pergantian masih dari bunyi yang sama. Pergeseran dan perubahan makna bisa terjadi karena berkembangnya suatu makna dari pemakainya dan bisa dianggap menjadi elevasi atau ameliorasi yang artinya menjadi makna yang bernilai positif lalu bisa juga dianggap menjadi degradasi atau peyorasi artinya menjadi makna yang bernilai negatif, misalnya kata manu dalam bahasa Sikka berarti ayam, sedangkan dalam bahasa Jawa kata manu berarti burung.

Beberapa faktor yang menjadi penyebab pergeseran dan perubahan makna yaitu:

  1. Perkembangan ilmu teknologi yang tentunya semakin hari semakin meluas, sebuah kata bermakna sempit bisa menjadi luas karena perkembangan dari ilmu teknologi yang semakin maju.

  2. Adanya perkembangan sosial dan budaya yang menyebabkan pergeseran dan perubahan makna, terjadi didalam kelompok masyarakat.

  3. Dilihat dari perbedaan pemakainya yang memiliki makna tersendiri bagi setiap bidang kehidupan manusia.

  4. Asosiasi yang merupakan bentuk bunyi kata yang sama dengan makna yang berbeda seperti “wajahnya masam sekali”, padahal kata masam ditujukan kepada lidah yang merupakan indra pengecap.

  5. Adanya berbeda tanggapan yang menjadikan suatu makna kata menjadi peyoratif (kata bernilai menjadi negatif).

  6. Perkembangan istilah sebuah kata yang memberikan istilah lain baik menyempitkan istilah atau meluaskan istilah maupun menggantikan arti kata.

  7. Ciri dasar kata yang berhubungan erat dengan kata lainnya.

  8. Selanjutnya ada proses gramatik yang memiliki kaitan dengan kata lainnya.

  9. Sudah dalam sejarahnya dengan seiring perkembangan bahasa itu sendiri dari generasi ke generasi, misalkan kata pengabdian jika pengabdian kepada raja maknanya tentu berbeda dengan pengabdian kepada Tuhan.

  10. Faktor terakhir yaitu adanya emortif yang merupakan suatu kata dengan makna ditujukan kepada manusia namun ditujukan kepada benda benda lainnya seperti bulan pun tersenyum malam ini.

Dari beberapa faktor faktor diatas perubahan makna dapat dikatakan bisa terjadi tergantung dari pemakai, serajahnya, dan lingkungan lingkungan yang beragam. Dari faktor-faktor tersebut terjadinya bentuk perubahan makna bisa menjadi berbagai bentuk. 5 bentuk perubahan makna dapat kita ketahui sebagai berikut.

  1. Meluas atau generalisasi yang artinya suatu kata bisa menjadi lebih banyak makna baru.

  2. Menyempit atau spesialisasi yang artinya kebalikan dari meluas, makna kata menyempit dulunya memiliki makna yang banyak lalu perubahannya menjadi terbatas.

  3. Halus atau eufimia yang semula kata bermakna kasar atau bernilai negatif berubah menjadi kata bermakna halus atau bernilai positif.

  4. Kasar atau disfemia yaitu perubahan makna kata yang awalnya halus atau bernilai positif menjadi makna kata yang kasar atau bernilai negatif, dikenal sebagai perubahan peyorasi misalnya yang terdapat dikalangan remaja kata anjing yang bermakna sebutan hewan bisa menjadi makna untuk sebutan kepada manusia saat seseorang sedang marah.

  5. Perubahan total yaitu merupakan perubahan kata yang bermakna sangat berbeda dari makna kata yang sebelumnya, dapat dilihat dari kata banteng yang merupakan sebutan untuk hewan berubah menjadi sebutan untuk manusia yang kuat.

Pergeseran dan perubahan makna terjadi karena adanya perkembangan komunikasi, perkembangan media komunikasi yaitu media sosial seperti facebook dan instagram, pergeseran dan perubahan makna rentan terjadi media komunikasi tersebut, khususnya sebagian besar dikalangan anak muda yang mulai banyak menggunakan kata yang bermakna baru.

Jadi pergeseran dan perubahan makna merupakan suatu pergantian sebuah makna kata, beberapa faktor yang menjadi pergeseran dan perubahan makna salah satunya dibidang teknologi yang semakin maju, lalu ada 5 bentuk perubahan makna diantaranya meluas, menyempit, penghalus, pengkasar, dan perubahan total, masing masing dari perubahan makna tersebut memiliki sisi negatif dan sisi positif.

Sebagai anak muda yang sudah terbiasa berkomunikasi menggunakan media sosial harus bijak dalam penggunaan makna kata, makna kata yang sekiranya berubah menjadi negatif sebaiknya tidak digunakan, gunakan makna kata yang berunsur positif agar pergeseran dan perubahan suatu makna kata bersifat positif.

Referensi:

Parera, J. D. 2004. Teori Semantik. Jakarta: Erlangga.

Hakim, F. (2017). PERGESERAN DAN PERUBAHAN MAKNA KATA سَيَّارَةٌ DALAM AL-QURAN. Tazkiya, 18(01), 1-12.

Mahridawati, M. (2018). Pergeseran Semantik/Semantic Shifting. Al-Fathin: Jurnal Bahasa dan Sastra Arab, 1(01), 52-60.

1 Like