Nomina sering disebut sebagai kata benda. Hal itu selaras dengan pernyataan Chaer (2007:166) yang mengemukakan bahwa nomina adalah kata yang menyatakan benda atau yang dibendakan. Sebuah benda dan segala yang dibendakannya itulah yang disebut nomina (Keraf, 1982:63-64), sehingga nomina adalah kata yang mengacu pada benda, baik benda hidup maupun benda mati serta benda abstrak dan konkret. Sebuah nama dari benda-benda yang dapat ditangkap oleh panca indera itulah kata benda konkret, sedangkan nama benda yang tidak dapat ditangkap oleh panca indera disebut kata benda abstrak.
Jika membahas pronomina, pronomina adalah kata yang digunakan untuk mengacu kepada nomina lain (Alwi, dkk., 2010:249). Pronomina adalah kategori yang memiliki fungsi untuk mengganti nomina. Menurut Alwi, dkk. (2010:260) pronomina penunjuk dalam bahasa Indonesia dapat dibagi menjadi 3 macam, yaitu (1) pronomina penunjuk umum, (2) pronomina penunjuk tempat, dan (3) pronomina penunjuk ihwal.
- Pronomina penunjuk umum adalah ini dan itu.
- Pronomina penunjuk tempat dalam bahasa Indonesia adalah sini, situ, atau sana (Alwi, dkk., 2010:264).
- Selanjutnya, pronomina sebagai penunjuk ihwal adalah kata begini dan begitu.
Contoh pronomina penunjuk umum:
- Meja itu dibeli di mana? (Kata penunjuk)
-
Itu saya beli di Solo. (Pronomina)
Contoh pronomina penunjuk tempat:
- Saya berdiri di sini, kamu di situ, dan dia di sana. (sambil menunjuk)
Contoh pronomina penunjuk ihwal:
- Dia berbicara begini.
- Jangan berkata begitu lagi!
Dilihat dari hubungannya dengan nomina, pronomina terbagi atas pronomina intratekstual dan pronomina ekstratekstual.
- Pronomina Intratekstual: Menggantikan nomina yang terdapat dalam wacana. Contoh:
-
Pak Joko sopir keluarga kami. Daerah asalnya Medan ("-nya" mengacu kepada Pak Joko)
- Dengan tutur katanya yang sopan, Bu Maudi menyambut tamu yang datang ("-nya" mengacu kepada Bu Maudi)
- Pronomina Ekstratekstual: Menggantikan nomina yang berada di luar wacana, di mana pronomina ekstratekstual ini bersifat deiktis (Kridalaksana, 2007:76). Contoh:
Dari beberapa penjelasan tersebut, bisa saya simpulkan bahwa adanya keterkaitan antara nomina dengan pronomina. Pronomina merupakan kata yang digunakan untuk mengganti nomina atau frasa nomina. Di dalam sebuah kalimat, nomina yang sama disebutkan lebih dari satu kali sehingga dibutuhkan pronomina sebagai penggantinya, hal itu dimaksudkan agar sebuah kalimat menjadi lebih efektif. Perhatikan contoh berikut:
-
Bu Rani adalah seorang pelukis. Dia mengajarkan siswa-siswi cara melukis pemandangan. Kalimat tersebut membuktikan bahwa pronomina dia dapat menggantikan nomina, dengan jenis nomina orang (Bu Rani).
-
Suaramu seperti penyanyi profesional yang terkenal. Kata mu pada suaramu memiliki makna kepunyaan.
-
Akbar berkata, “saya sedang mengerjakan ulangan.” Kata saya pada kalimat tersebut adalah pronomina untuk menggantikan “Akbar” yang merupakan nomina.
Referensi:
Alwi, Hasan, dkk. (2010). Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Alwi, Hasan dkk. (2010). Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Pusat Bahasa dan Balai Pustaka.
Chaer, Abdul. (2007). Linguistik Umum cetakan ketiga. Jakarta: Rineka Cipta.
Keraf, Gorys. (1982). Tata bahasa Indonesia. EndeFlores: Nusa Indah.
Kridalaksana, Harimurti. (2007). Kelas Kata Dalam Bahasa Indonesia. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.