3 Hari Sebelum 18 Tahun

Hari ini adalah hari yang menurutku sangat menyenangkan.Bukan hanya untukku saja, mungkin untuk anak seusiaku di seluruh Indonesia.Ya, hari ini 13 Juni 2024 adalah pengumuman seleksi masuk perguruan tinggi negeri jalur tes (SNBT). Pengumuman dapat dibuka pada jam 15.00 sedangkan aku sudah tidak bisa tenang dan terus kepikiran sejak pagi tadi karena aku berharap ini menjadi kado ulang tahun terbaik di usiaku yang ke-18.Setelah adzan asar terdengar aku memilih untuk mengambil wudhu dan salat, karena aku merasa yakin diterima di PTN impianku,usahaku juga sudah maksimal.Setelah salat, tepat pada pukul 16.10 aku membuka link pengumuman itu, dan “TETAP SEMANGAT DAN JANGAN PUTUS ASA.” Ya, kata-kata itu muncul di depan mataku,aku tidak lolos,aku menangis, kecewa, dan merasa malu itu lebih terasa jelas. Aku menertawakan diriku sendiri aku merasa dunia berhenti. Tidak ada pandangan lagi.Mau kuliah di mana? mau jadi apa? karena SNBT adalah satu-satunya harapan untuk berkuliah di kampus itu.

Setelah tiga hari aku menangis, tiga hari mengurung diri di kamar dan jarang makan, aku memutuskan untuk mengiyakan ajakan temanku untuk naik gunung.Mungkin itu salah satu cara mereka untuk menghiburku.Kami berlima memutuskan untuk mendaki Gunung Andong yang tidak jauh dari rumah.Kami berangkat setelah adzan magrib.Udara malam yang dingin dengan angin yang cukup kencang menerpa tubuhku.Jujur, ini pertama kalinya aku mendaki gunung, tapi tidak terlalu menyeramkan. Aku menikmati perjalanan malam yang lumayan gelap, tapi sangat seru karena kami sepanjang perjalanan bercerita dan tertawa. Kaki kecil terus melangkah naik. Tak terasa, kami sampai di tempat pendirian tenda.Kami membuat kopi panas, coklat panas, dan memakan cemilan yang kami bawa sambil melihat kota dari atas dengan udara yang sangat tenang.Kami juga memutuskan untuk tidak tidur karena terbuai dengan cerita hingga matahari menyambut.Indah sekali,ini pertama kalinya aku melihat matahari terbit di atas puncak dengan warna yang sangat cantik.Aku memandangi matahari sampai hilang dan menjadi terang.Di situlah kami bergegas beres-beres untuk turun bengan iringan kicauan burung dan udara sejuk di pagi hari, aku tersenyum.Tepat di hari itu, aku merasa bahagia dan melupakan kekecewaan kemarin.
Sesampainya kami di bawah sekitar pukul 10, kami langsung bergegas untuk pulang. Sampai rumah sekitar pukul 12 siang, aku langsung mandi dan bergegas untuk tidur. Namun aku tidak langsung tidur karena aku merasa kakiku pegal. Mungkin karena aku sudah jarang berlari, jadi kaget setelah mendaki gunung. Aku bangun untuk mengambil balsem dan memijat kaki yang kelelahan itu sambil berdiri di depan kaca. Aku berpikir, “Apa aku gagal? apa aku mengecewakan orang tua? apa aku tetap bisa kuliahkan? harus mengambil jurusan apa kalau tidak di kampus itu?” Pertanyaan itu kembali muncul dalam pikiranku.Tapi kali ini aku memiliki jawaban.Ya, aku masih bisa, aku tidak selamanya gagal,aku hebat,berani mengambil risiko demi mencoba masuk ke kampus impianku karena aku percaya tuhan akan memberikan sesuatu sesuai dengan kemampuan hambanya.Mungkin aku belum sehebat orang-orang yang ada di kampus itu.Aku merasa setelah naik gunung, aku lebih segar dalam berpikir.Aku bersyukur memiliki teman-teman yang baik padaku, yang selalu menemani dan mengenalkan hal-hal baru dalam hidupku.Mungkin pengalaman ini tidak akan mudah terlupakan.

Keesokan harinya, aku memutuskan untuk mendaftarkan diri di ujian mandiri. Awalnya itu bukan keinginanku karena aku berencana untuk kuliah tahun depan, tetapi ibuku melarangnya dan menyuruhku untuk masuk kampus tahun ini.Setelah beberapa minggu, diumumkanlah hasil seleksi mandiri tersebut,dan alhamdulillah, aku lolos di jurusanku.Sekarang aku tetap bersyukur.Mungkin ini takdir Allah untukku.Setidaknya aku berani mencoba daripada hanya penasaran seumur hidup.Mungkin jika aku tidak mengalami kegagalan, aku akan tetap menjadi orang yang angkuh dan sombong, merasa bisa sendiri tanpa memikirkan risiko di akhir.Nasihat teman-temanku sejak awal selalu mengingatkanku.Sekian,Mungkin ini cerita pengalamanku yang biasa saja bagi para pembaca,tetapi itu sangat berkesan bagi saya tepat 3 hari sebelum saya berusia 18 tahun.