23 September 2021 Tahun Lalu

Kejadian yang terjadi di Kota Yogyakarta, Kota yang dikenal sebagai Kota Istimewa, tepatnya di Hari Rabu tanggal 23 September 2021 tahun lalu saya mengalami peristiwa buruk yang membuat begitu trauma jika diingat. Dimana pada saat itu dunia baru berada pada pandemi covid-19 yang menyebar ke seluruh dunia. Pada saat itu semua orang takut untuk keluar rumah dan dianjurkan untuk tetap di rumah dalam jangka waktu panjang. Pada tahun ini juga kedua orang tua saya terkena covid-19 yang mengharuskan mereka diisolasi selama 2 minggu lebih. Siapa yang tidak sedih melihat kedua orang tuanya sendiri harus menjalani isolasi dan pergi dari rumah meninggalkan saya dan kedua adik saya di rumah sendirian?

Tahun itu saya masih berada di bangku SMA kelas 10 dan seluruh sekolah di Indonesia pada saat itu menerapkan sistem pembelajaran jarak jauh dikarenakan terjadinya pandemi covid-19. Kebetulan di hari Rabu Tahun 2021 saya salah satu siswa yang ditunjuk oleh Guru di sekolah untuk mengikuti suatu acara yang diselenggarakan di sekolah. Saya bergegas berangkat ke sekolah sekitar pukul 08.00 wib waktu itu, jarak dari rumah saya sampai dengan di sekolah lumayan lama kurang lebih 30 menit dalam perjalanan. Sesampainya di sekolah saya langsung konfirmasi kehadiran dan segera menuju ke tempat acara yang diselenggarakan. Acara tersebut berada di dalam aula sekitar 2 jam lamanya hingga selesai, setelah selesai semua acaranya siswa-siswi yang ditunjuk untuk mengikuti acara tersebut dipersilahkan untuk bergegas pulang dan tidak boleh adanya aktivitas berkerumun karena dalam pandemi covid-19.

Saya pun bergegas pulang, Entah pada saat itu saya sedang mengalami kesialan atau memang akibat dari ke tidak hati-hatian saya, di tengah jalan tepatnya di depan Pom Bensin Baledono saya mengalami kecelakaan tunggal. Di tempat itu saya tidak sengaja menabrak mobil yang sedang parkir di pinggir jalan, saat itu saya dengan keberanian yang mengakibatkan kecelakaan tunggal mencoba menyalip bus lewat sebelah kiri dan tidak melihat adanya mobil yang sedang parkir. Setelah itu saya merasa telah menabrak mobil tersebut dari arah belakang dan merasakan sesak di daerah dada dan pandangan pun gelap, saya langsung tidak sadarkan diri. Mungkin saat saya tidak sadarkan diri, orang orang yang berada disana langsung membawa saya ke rumah sakit terdekat untuk diperiksa. Beberapa jam tidak sadarkan diri ternyata saya telah disuntik sebanyak dua kali di bagian lengan kanan dan kiri.

Setelah sadar saya melihat banyak luka-luka di tubuh saya bagian kaki, leher, pipi, dan jidat. Leher saya saat itu rasanya begitu perih, dokter yang menangani saya pun memberikan kaca untuk melihat luka di bagian leher saya yang ternyata ada banyak pecahan kaca mobil yang menempel di leher saya. Perawatnya pun segera membersihkan pecahan kaca dan membalut kain kasa ke daerah leher saya. Di situ saya menangis keras sekali karena kaki saya juga luka yang lumayan parah.

Setelah selesai perawat menangani saya, saya langsung kedua orang tua saya yang posisinya sedang bekerja semua, setelah mengetahui saya sedang dirawat inap di rumah sakit akibat kecelakaan tunggal mereka saat itu segera bergegas ke rumah sakit. Kedua orang tua saya langsung masuk ke dalam ruangan saya dan ibu saya menangis melihat saya mengalami luka banyak ditubuh saya. Mereka kemudian bertemu dengan orang yang saya tabrak mobilnya dan setahu saya mereka menyelesaikan masalah ini dengan kekeluargaan tanpa adanya polisi dikarenakan pada saat itu saya belum memiliki KTP dan juga SIM. Melihat foto mobil dan juga motor saya di handphone salah satu warga yang menyaksikan kecelakaan tunggal yang saya alami pun begitu syok dikarenakan motor saya hancur parah tidak berbentuk. Kejadian buruk tahun 2021 ini selalu berada dalam pikiran saya setiap saya bepergian di jalan raya. Untuk saat ini dan selamanya saya akan selalu berhati-hati dalam berkendara agar kejadian beberapa tahun lalu tidak akan pernah terulang.