Yuk, Kepoin Morfem Bersama-sama!

Hai sobat mijil sekalian, gimana hari ini?
Semoga kalian selalu sehat dan tetap bersukacita dalam menjalani kehidupan sehari-hari yang cukup rumit ini ya!

Sobat mijil sudah tahu belum apa itu morfem dan apa saja jenis morfem itu? Kalau belum tahu, yuk kepoin morfem bersama-sama!
YUK, KEPOIN MORFEM BERSAMA-SAMA! (1)

Menurut Verhaar (1987: 97), morfem merupakan satuan gramatikal terkecil yang memiliki pengetian dalam suatu ujaran dan dikaji dalam bidang ilmu Morfologi. Sedangkan ilmu Morfologi adalah bagian dari ilmu bahasa atau linguistik yang menyelidiki seluk beluk kata dan kemungkinan akan adanya perubahan akibat perubahan bentuk kata seperti yang dikemukakan oleh Ramlan (2009: 21).

Morfem sendiri dapat diklasifikasikan menjadi beberapa jenis. Ada morfem bebas tentu juga ada morfem yang terikat. Ada morfem utuh ada juga morfem terbagi. Ada morfem segmental ada juga morfem suprasegmental. Ada morfem bermakna leksikal juga ada morfem tidak bermakna leksikal. Ada lagi morfem khusus yang beralomorf zero atau morfem nol (0). Yuk, kita bahas lebih lanjut supaya lebih paham betapa menariknya mempelajari morfem.

Morfem bebas adalah morfem yang dapat berdiri sendiri tanpa ada bentuk lain untuk digabung dengannya seperti {rumah} dan {tanah}. Sedangkan morfem terikat tidak dapat berdiri sendiri dan hanya dapat meleburkan diri jika diberi tambahan morfem lain misalnya kata {juang}, {henti}, dan {ronta}.

Selanjutnya ada morfem utuh dan terbagi. Morfem utuh merupakan morfem yang adalah satu kesatuan seperti {buku}, {hutan}, dan {satu}. Morfem terbagi adalah morfem yang terdiri dari dua bagian terpisah. Misalnya, pada kata “kesatuan” yang memiliki morfem utuh {satu} dan morfem terbagi {ke-/-an}.

Jenis morfem yang selanjutnya adalah morfem segmental dan morfen suprasegmental. Morfem segmental dilihat dari wujud bunyi yang dibentuk oleh fonem segmental. Misalnya, {lihat} dan {berhak}. Kemudian morfem supragegmental atau juga bisa bisa dikenal dengan nama morfem nonsegmental adalah morfem yang dibentuk oleh untuk suprasegmental seperti nada, tekanan, durasi, dan sebagainya.

Setelah itu, masih ada morfem yang bermakna leksikal dan morfem yang tidak bermakna leksikal. Morfem yang bermakna leksikal artinya morfem itu memiliki makna pada dirinya sendiri dan tidak perlu digabungkan dengan morfem lain. Berbanding terbalik dengan morfem tidak bermakna leksikal yang baru bisa memiliki makna setelah bergabung dengan morfem lainnya melalui proses morfemis. Contoh morfem bermakna leksikal terletak pada morfem {rumah}, {anjing}, {merah}, dan {pulang}. Sedangkan morfem tidak bermakna leksikal seperti morfem {ber-}, {ke-}, {ter-}, dan {kan}.

Morfem yang akan kita pelajari selanjutnya adalah morfem yang beralomorf zero atau disebut morfem nol. Dalam Bahasa kita yaitu Bahasa Indonesia, morfem zero ini tidak berlaku. Morfem zero biasanya berlaku dalam Bahasa Inggris, seperti pada kata {sheep} yang tetap sama walaupun berbentuk tunggal maupun jamak.

Sekian penjelasan yang dapat penulis sampaikan dalam artikel “Yuk, Kepoin Morfem Bersama-sama!”. Untuk sobat mijil sekalian yang ingin mempelajari morfem lebih lanjut dapat mempelajarinya di beberapa buku dan artikel jurnal yang penulis gunakan sebagai referensi dalam menulis artikel ini. Daftar referensi akan penulis lampirkan dibawah ini.

Referensi:

Hassan, A. (2006). Morfologi. Akademia.
Parera, J. D. (2007). Morfologi bahasa. Gramedia Pustaka Utama.
Purnanto, D. (2006). Kajian morfologi derivasional dan infleksional dalam bahasa Indonesia. Kajian Linguistik dan Sastra, 18(2), 136-152.
Ramlan. 2009. Morfologi Suatu Tinjauan Deskriptif. Yogyakarta: CV Karyono.
Siregar, J. (2021). Morfologi. Purwokerto: CV Pena Persada.
Verhaar, J. W. M. 1984. Pengantar Linguistik I. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.