Wisata Masa Lalu

Hai, kenalin nama aku Yunita. Merasa baru aja masuk smk tapi kini tau-tau aku sudah menjadi salah satu mahasiswa di universitas di Surakarta. Ketika aku masuk smk sempat merasa salah jurusan karna yang aku pinginin itu adalah jurusan otomotif. Karna melihat kakak aku yang ngambil jurusan otomotif. Tapi gakpapa, setelah dijalani rasannya happy happy aja kok. Ketemu temen-temen yang baik banget, bisa membawa perubahan yang lebih baik buat aku. Temen aku namanya tantri, ajeng, dan alfina. Waktu aku latihan buat lomba lks untuk mewakili sekolah ku temen-temen ku ini nemenim aku latihan, dari pulang sekolah sampai sore tetep ditemenin. Pas makan siang kita makan bareng-bareng, kadang kita tukeran lauk ber-empat. Atau kadang kita beli di kantin bareng-bareng. temen ku alfina ini seseorang yang cukup tertutup pada kami. Tapi ada kalannya Alfina ini bercerita hal yang membuatnnya sedih kepada kami, alfina ini juga merupakan seorang yang lucu bagiku, gaya bicara yang ceplas-ceplos, dan judes. Untuk orang lain yang belum mengenal alfina pasti mengira bahwa alfina adalah orang yang judes dan kasar tapi jika sudah mengenal maka akan mengerti bahwa memang seperti itulah gaya bicarannya yang terkesan judes. Temanku yang bernama Tantri adalah seorang yang mempunyai pemikiran yang dewasa dan humble, Tantri yang paling pintar bernyanyi di antara kita ber-empat. Soal ibadah Tantri juga yang paling rajin, aku selalu bercerita keluh kesahku kepada Tantri. Dan temanku Ajeng yang paling muda di antara kami, Ajeng lahir tahun 2005. Kadang kami memanggil Ajeng dengan panggilan dek. Guru prodi kami pun kadang memanggil Ajeng dengan panggilan dek. Walaupun umur yang paling muda tapi pemikiran nya dewasa. Kadang aku berangkat sekolah bersama dengan Ajeng. Aku merasa bahwa Kami hanya menghabiskan waktu bersama sedikit karna ketika pertama kali masuk baru beberapa bulan sekolah diliburkan karna covid 19, setelah itu pembelajaran disekolah kami di alihkan secara daring. Pembelajaran kami dilakukan group whattsapp, para guru-guru mengirimkan file pembelajaran melalui whatsapp. Sedikit sulit bagi kami beradaptasi dengan cara pembelajaran sejak covid 19. Bahkan UTS (ujian tengah semester) dan UAS (ujian akhir semester) dilakukan melalui web sekolah. Selama kami melakukan pembelajaran secara daring kami jarang melakukan praktik, yang seharusnya kami praktik seminggu sekali malah menjadi dua minggu sekali bahkan sebulan sekali. Ketika kami awal kelas 3, kami mendaptkan kabar bahwa siswa kelas 3 akan melakukan prakerin selama 3 bulan sesuai jurusan masing-masing. Aku dan teman-teman cukup kaget mendengar kabar ini. Karna kakak kelas kami tidak melakukan prakerin waktu itu. Aku dan teman sekelas berpikir bahwa kami juga tidak akan melakukan prakerin. Praktik saja kami jarang, lalu akan melakukan prakerin. Tapi setelah mendapatkan berita itu siswa kelas 3 diperbolehkan masuk sekolah untuk praktik. Kurang 2 minggu prakerin aku dan teman-teman ku mengejar materi untuk prakerin. Aku mendaptkan tempat prakerin berasama dengan Tantri. Tempatku prakerin cukup jauh jaraknya dari rumah, membutuhkan waktu sekitar 15-20 menit untuk menempuh perjalanan. Saat kami prakerin selama 3 bulan siswa diwajibkan membuat laporan sesuai ketentuan jurusan masing-masing. Jurusan ku mewajibkan membuat 6 laporan mandiri dan 1 laporan bersama teman yang satu tempat prakerin jadi totalnya kita membuat 7 laporan. Aku dan Tantri saat prakerin mendapatkan shift yang berbeda, ketika aku shift pagi Tantri mendapatkan shift siang begitupula sebaliknya, Kita tidak bisa berbicara lama saat bertemu karna pergantian shift. Ketika kami prakerin, guru-guru tetap memberikan materi pembelajaran dan tugas pada kami, bahkan kita tetep melakukan ujian tengah semester(UTS). Ketika kami selesai prakerin pun masih ada beberapa teman lain yang belum menyelasaikan laporannya. Tapi alhamdulilahnya aku dan Tantri bisa mengerjakan tugas selama prakerin dan membuat laporan prakerin dengan lengkap dan tepat waktu. Beberpa hari setelah prakerin aku dan tantric dipanggil guru kami, aku dan tantric melakukan praktik sesuai dengan perintah guru kami hari itu juga. Tantri bercerita kepadaku kenapa hanya kami berdua yang melakukan praktik pada hari itu, aku pun tak menghiraukan apa yang tantri bicarakan padaku hari itu. Lalu malamnya aku diberi kabar bahwa aku akan di ajukan lomba mewakili sekolahku. Awalnya aku takut dan tidak mau, bagaimana nanti kalau tidak menang? Apa lagi sebentar lagi ujian dan parktik ukk untuk syarat kelulusan sekolah, aku pikir tidak akan bisa melakukannya tapi teman-teman dan guru terus memberi semangat sampai akhirnya aku mau maju untuk mewakili sekolah. Setidaknya jika aku tidak menang aku bisa mendapatkan pengalaman kata guru ku waktu itu dan aku berpikir benar juga jika tidak menang setidakanya aku mempunyai pengalaman. H-2minggu sebelum lomba setiap pulang sekolah aku selalu latihan sampai sore ditemani ajeng, tantri dan alfina. H-1 sebelum lomba aku mendapatkan kabar bahwa universitas yang aku inginkan membuka pendaftaran. Teman-teman ku tidak menggabari aku karna takut menggangu ku dan membuat ku pikiran mengenai universitas tersebut. Setelah aku selesai lomba pukul 20.00 wib. teman ku memberi kabar bahwa universitas membuka pendaftaran dan besuk adalah hari terakhir. Aku bilang tidak apa-apa masih bisa menggurusnya besuk. Esoknya aku menggurus berkas yang diperlukan, saat aku ingin meminta tanda tangan dan cap sekolah bersama tantric ternyata kepala TU sedang tidak ada disekolah hari itu, sedang pergi pergi ke jogja bersama dengan kepala sekolah dan tidak tau pulang jam berapa. Aku dan tantri khawatir saat itu karna pukul 12 malam adalah jam terakhir pengumpulan berkas pada hari itu. Akhirnnya wali kelasku, ibu Ati Jarwati membantu kami untuk menghubungi kepala TU, bu Ati terus memberikan kabar kepada kami bahwa kemungkinan kepala TU sampai disekolah sore. Aku dan Tantri terus menunggu kabar hingga malam pun tiba kami belum mendapatkan kabar lagi. Aku dan Tantri memutuskan untuk langsung menunggu di sekolah saja. Sampai sekolah, tantri lupa membawa hp dan baterai hp ku hampir habis. Kami mampir ke warung untuk menunggu kepala TU datang dan mengisi daya hp ku, lalu sekitar pukul 08.30 ibu ati menelepon aku memberikan kabar bahwa kepala TU sampai salatiga, ibu ati menyuruh kami pulang dan kembali lagi kesekolah dengan membawa wali murid. Saat itu pun kami langsung pulang dan menjemput wali kami, tantric bersama ibunya sedangkan aku bersama kakak ku. Saat kami kembali kesekolah kepala TU belum datang kami menunggu sampai pukul sepuluh malam sampai kepala TU sampai kesekolah dan buru-buru masuk ke ruang TU. malam itu perjuang ku dengan Tantri untuk masuk universitas yang kami impikan. Pukul 11 malam lebih aku baru bisa menggumpulkan berkas karna kendala sinyal. Beberapa hari menuju pengumuman aku dan Tantri sangat excited dan juga deg-degan apakah kami akan diterima di universitas tersebut. Sampailah hari pengumuman, aku dan Tantri akan melihat pengumuman tapi server error, kami menunggu sampai sore baru bisa melihat pengumuman dan hasilnya, aku dinyatakan lolos di universitas tersebut tapi di prodi pilihan ke tiga yang aku sendiri kurang pas dihati dan setelah aku berunding dengan kedua orang tuaku akhirnya aku memutuskan untuk tidak melanjutkan ke jurusan universitas tersebut. Tantri memberiku kabar bahwa dirinya dinyatakan tidak lolos. tak apa kita bisa mencoba di universitas lain kataku. Saat mendekati ujian tantric memberi tau kepada ku bahwa dia mendapatkan panggilan tes kesehatan di universitas yang kita daftar bersama saat itu, ternyata tantric masuk ke dalam cadangan panggilan saat itu. ketika mendepatkan kabar itu aku ikut senang mendengarnya, tidak sia-sia menunggu kepala TU sampai malam saat itu. Memasuki bulan maret saatnya siswa kelas 3 fokus pada ujian. Aku dan teman sangat khawatir saat mendekati ujian, ada banyak sekali praktik yang akan dilakukan untuk ujian kami. Tapi kami sudah melakukan yang terbaik pada saat itu. Akhirussanah sekolah kami diadakan pada bulan juni, di sekolah lain perpisahan menggunakan kebaya tapi sekolah ku menggunakan baju hitam putih karna menurut kepala sekolah dari pada menggeluarkan biaya untuk beli kebaya lebih baik memakai baju hitam dan putih saja. Ada beberapa temanku yang kurang suka dengan pendapat itu karena menurut beberapa temanku masa putih abu harusnya menjadi masa yang paling berkesan, sehingga setiap kelas diajukan beberapa siswa untuk menemui kepala sekolah tapi hasilnya tetap saja sekolah kami akan tetap menggunakan baju hitam putih untuk perpisahan kami, Sedikit kecewa tapi tidak apa. Setelah kelulusan aku memilih universitas yang saat ini tempat aku berkuliah sekarang. Bisa kuliah adalah hal yang perlu aku syukuri. Teman teman ku masih memberiku kabar sampai saat ini. Tantri yang kadang bercerita mengenai kuliahnya, ajeng yang memberiku kabar mengenai kadaanya yang sekarang atau mengajakku bertemu. Kadang kami bertemu bertiga aku, ajeng dan tantri. Dan alfina entah kenapa dia seolah olah menghilang ditelan bumi, tak pernah memberi kabar dan bertanya kabar. Banyak sekali pertanyaan dikepalaku, kenapa kau tak memberi kabar? Kenapa kau tak bertanya kabar? Kenapa kau selalu beralasan saat di ajak bertemu? Apakah kau tidak apa-apa?. Tapi tidak apa mungkin itu kenyaman untuk diri alfina.