Trend Self Improvement: Pertanyaan dan Jawabannya

Halo, sobat

Sadar nggak, akhir pekan banyak pembahasan self-improvement, self-development dan istilah lain yang berhubungan dengan upaya pegembangkan diri.

Contoh nyata pengalaman pribadi saya yaitu program pelatihan yang diadakan oleh BEM FEB UNS, pada kesempatan tersebut saya sebagai peserta, diberikan materi pembekalan dengan mengusung tema self development program.


SELF DEVELOPMENT PROGRAM
Sumber : Dokumentasi Self Development Program BEM FEB UNS

Dengan mengikuti pelatihan tersebut banyak pengalaman dan pembelajaran yang saya dapatkan. Memang banyak kalangan akan muda yang berupaya untuk mengikuti arus trend yang booming ini. Mulai dari ikut webinar, coaching dan ngefollow media yang berhubungan dengan pengembangan diri.

Topik self improvement dan self development sebenarnya telah ada dari dahulu. Tetapi, menariknya dalam akhir pekan ini menjadi trend di masyarakat, khususnya bagi kalangan anak muda. Jadi, tidak heran jika banyak anak muda yang berlomba lomba mencari informasi pengembangan diri dan banyak juga yang berbagikan pengetahuan dan pengalaman yang mereka miliki.

Namun, anehnya mengapa masih banyak kalangan yang mengalami kendala (struggling) dalam kehidupannya. Bahkan, semakin kesini, semakin banyak yang mengalami gangguan kesehatan mental (mental issue). Justru bukan berkembang, malah semakin minder tidak percaya diri dan terpuruk dalam permasalahan yang dialaminya. Maka dari itu, kurang afdol dong kalau kita nggak menelusuri. Kuy, mari kita telusuri

Apa definisi dari Self Improvement dan Self Development?

Sebelumnya kita pahami dulu definisi self improvement dan self development itu sendiri. Dimulai dari self improvement yang dapat didefinisikan sebagai, metode yang digunakan untuk peningkatan diri. Sedangkan self development menurut Nurut Muzakkiyah. (2016), istilah tersebut dapat didefinisikan sebagai suatu kemampuan yang digunakan sebagai pegangan dalam pemikiran, melakukan kebiasaan dan mengontrol emosi.

Dengan adanya pegangan tersebut dimaksudkan sebagai cara untuk mengatasi berbagai permasalahan yang sedang dihadapi dengan tujuan dapat mengembangkan kepribadian menjadi lebih baik.

Sehingga, dengan metode tersebut diharapkan, dapat mempermudah dalam meningkatkan kualitas pada diri secara mandiri. Dalam istilah tersebut terdapat beberapa pembahasan seperti, bagaimana cara menambah semangat, memotivasi diri, membangun mindset, dan cara menghilangkan kebiasaan buruk.

Sehingga, dengan metode tersebut dapat membantu mewujudkan tujuan. Namun, diperlukan pemikiran dalam mewujudkan tujuan yang hendak dicapai dengan tafsiran kenyataan yang kita miliki.

Adakah Dampak dari Munculnya Fenomena Self Improvement dan Self Development?

Dengan membumingnya fenomena self improvement dan self development, membawa dampak ke berbagai pihak. Salah satu dampak yang ditimbulkan adalah, semakin banyaknya orang yang menjadi rendah diri, insecure, dan ada pula yang membatasi diri, menjadi pribadi yang cenderung lebih tertutup. Memang banyak yang menjadi lebih bersemangat tetapi ada juga yang justru menjadi orang pemurung, cuek dan tidak peduli dengan lingkungan.

Dampak yang ditimbulkan tersebut dapat menyesuaikan dengan bagaimana cara menanggapi dari apa yang telah didapatkan dari materi pengembangan diri.

Apa Penyebab dari semakin banyaknya masyarakat yang mengalami gangguan kesehatan mental (mental issue)?

Jika, diperhatikan terdapat beberapa hal yang dapat menimbulkan peningkatan gangguan kesehatan mental (mental issue). Salah satunya adalah masih banyak produk self improvement yang memberikan ekspektasi yang dapat dibilang kurang realistis. Contohnya saja, narasumber yang mengungkapkan kalimat “Jika aku bisa mengapa kalian tidak bisa”. Dengan satu kalimat tersebut, dapat memberikan berbagai macam dampak bagi audiensnya.

Ditambah lagi, ada beribu ribu audiens dalam diskusi tersebut. Mungkin ada yang terbantu dengan adanya kalimat tersebut, seperti menjadi semakin bersemangat. Namun, ada pula yang menjadi kurang percaya diri dan merasa minder. Perbedaan tersebut, terlihat jelas terdapat keberagaman cara audiens untuk menerima dan menerapkan pada dirinya.

Nah, dengan adanya pernyataan tersebut lalu salah siapakah dalam persoalan tersebut? Jawabannya simpel tidak ada salah dan tidak ada yang benar semua tergantung. Jika, seseorang berada di masa produktivitasnya, wajar jika mereka mencari sebanyak banyaknya informasi. Mulai dari media sosial, media koran, dan media manapun pastinya akan mereka lakukan demi mendapatkan solusinya.

Namun, jika hanya mencari saja pastinya tidak cukup untuk mengatasi permasalahan tersebut. Apalagi, jika hanya sekedar ikut dan tidak bersungguh sungguh. Ketidak sungguhan tersebutlah, yang menjadikan stuck dan berjalan ditempat tanpa berprogres.

Bahkan dapat pula memberikan pengaruh seseorang menjadi pribadi yang pemalas, sensitif dan mungkin malah menjadi ketagihan untuk mencari dan memahami self-improvement tanpa melakukan pengembangan.

Lalu, apa solusi dari permasalahan tersebut agar kita tidak terjebak di dalamnya?

Salah satu solusi yang dapat diterapkan adalah fokus pada diri sendiri. Karena, yang dapat mengendalikan hanyalah diri kita sendiri. Langkah apa yang sebaiknya kita mulai ?

  1. Melakukan riset
    Langkah pertama yang kita lakukan adalah melakukan riset. Dalam mencari informasi alangkah baiknya melakukan riset dengan sungguh-sungguh. Mencari kebenaran informasi tersebut dan tentunya sesuai dengan apa yang kita tujukan (goals). Sehingga, apa yang kita harapkan untuk kedepannya dapat terwujud sesuai dengan harapan yang hendak dicapai.

  2. Memahami dan mengerti maksud dari diri kita sendiri
    Langkah lain yang tidak kalah penting adalah memahami dan mengerti maksud dari diri kita sendiri. Jika kita tidak memahami apa maksud dari diri kita sendiri, mungkin tujuan (goals) yang diharapkan akan mengalami kendala ataupun kemungkinan buruknya tidak dapat terwujud. Dalam memahami maksud dari diri hanyalah diri sendiri, karena yang dapat memahami dan mengerti hanyalah diri kita sendiri.

  3. Jangan membatasi diri kita untuk hanya memahami self improvement
    Langkah berikutnya adalah tidak membatasi diri untuk hanya memahami self improvement saja. Hal ini dikarenakan, dalam kehidupan tidak hanya perihal pengetahuan self improvement saja. Dapat juga melakukan pelatihan soft skill, mengasah minat dan bakat, ataupun mengisi kesehariannya dengan kegiatan yang memberikan manfaat bagi orang disekitar kita. Contohnya saja ikut andil dalam kegiatan bakti sosial dalam bencana. Kegiatannya memang simpel tetapi, dapat memberikan manfaat luar biasa bagi orang yang membutuhkan.

Semoga, dengan artikel ini dapat menambah kebermanfaatan kalian. Khususnya, bagi sobat anak muda yang masih berada di masa produktif. Marilah bagikan dan gerakkan hal positif yang kita peroleh kepada masyarakat. Agar orang disekeliling kita ikut merasakan. Mungkin, cukup sekian yang dapat saya sampaikan.

Mohon maaf atas kesalahan penulisan,

karena kesempurnaan lagunya Rizky Febian

Akhir kata, cuci tangan sampai bersih,
cukup sekian terima kasih.
Semangat berproges !!!

Sumber :

  • Nurul Muzakkiyah.2016. “Religius Penyesuaian Diri dan Subjektif Well Bring,” Persona:
  • Jurnal Psikologi Indonesia, Vol. 5, No. 1, halaman. 32
  • Satu Persen.2022. “Self Improvement : Antara Flexing & Kecanduan Motivasi ”. Diakses pada 21 Juni 2022 dari https://youtu.be/nSxZflv29SY
4 Likes