Tidak Ada yang Tidak Mungkin

Halo sobat mijil, bagaimana kabar kalian? Aku harap kita semua dalam keadaan sehat ya. Disini aku ingin menceritakan mengenai perjalanan hidupku dalam menjadi mahasiswa baru di sebuah universitas yang kini jadi tempatku untuk menimba ilmu.

Pada 2018 yang lalu aku menjadi seorang siswa di sebuah SMA yang menurut kebanyakan orang itu adalah SMA favorit di kotaku. Masuk di SMA itu juga menjadi salah satu impianku yang akhirnya bisa tercapai pada kala itu. Pada awal masuk sekolah, aku sudah merasa khawatir apakah aku bisa bersaing dengan teman-temanku disana?. Benar saja, hari demi hari menjalani kegiatan belajar disana semakin terlihat bahwa teman-temanku begitu bersemangat untuk mendapatkan nilai yang bagus. Awalnya aku yang sebelumnya berada di lingkungan yang menurutku lebih santai menjadi merasa sedikit tertekan. Aku mencoba terus belajar dengan giat agar bisa mengimbangi teman-temanku yang lainnya.

Dua tahun berlalu yang selanjutnya aku sudah naik kelas tiga SMA. Saat-saat dimana aku harus memikirkan langkah selanjutnya yang akan aku ambil setelah lulus nanti. Banyak teman-temanku yang mulai menjadikan perkuliahan sebagai topik pembicaraan dikala berkumpul bersama. Aku juga mulai mencari tau jalur-jalur masuk di perguruan tinggi. Muncul sebuah impian lagi bahwa aku ingin masuk perguruan tinggi melalui jalur SNMPTN yang merupakan impian siswa-siswa lainnya. Tetapi lagi-lagi aku merasa minder apakah aku bisa ikut SNMPTN itu yang kuotanya hanya 40% dari jumlah siswa yang ada di sekolahku karena aku merasa banyak teman-temanku yang lebih diatasku. Hingga saatnya tiba pengumuman siswa eligible yang akan mengikuti pendaftaran SNMPTN itu. Pada saat itu aku belum membuka grup angkatan di telegram sama sekali lalu muncul notifikasi WA dari temanku yang mengabariku bahwa aku masuk di daftar siswa eligible. Aku merasa senang karena bisa mendapatkan tiket mendaftar SNMPTN tetapi aku juga bingung karena aku tidak tahu jurusan apa yang harus kupilih untuk mendaftar SNMPTN itu karena sebelumnya aku hanya kepikiran untuk masuk di sekolah vokasi universitas sebelah dengan jurusan yang berkaitan dengan bidang kesehatan. Melalui pemikiran yang panjang dan diskusi dengan orang tua akhirnya aku memutuskan untuk memilih Pendidikan Matematika sebagai pilihan pertama saat pendaftaran itu. Kenapa aku memilih Pendidikan Matematika? Itu karena aku lebih tertarik pada matematika walaupun aku tidak begitu pintar dalam matematika.

Setalah pendaftaran itu aku terus memikirkan apa aku bakal keterima atau tidak. Jika aku tidak diterima aku berfikir untuk gap year saja karena pada saat itu aku juga belum mempersiakan SBMPTN dengan maksimal. Pengumuman pun tiba dan ternyata aku lolos SNMPTN dan sekarang aku bisa menjadi seorang mahasiswa di universitas tempatku belajar saat ini. Aku saangat bersyukur karena Tuhan telah memberikan rezeki ini kepadaku. Sebelumnya aku merasa tidak mungkin bisa mengikuti SNMPTN dan Tuhan membuat hal itu menjadi mungkin. Tidak ada yang tidak mungkin jika Tuhan telah berkehendak. Aku juga bermimpi suatu saat nanti aku bisa meneruskan pendidikanku di luar negeri khususnya di Negeri Ginseng. Semoga impianku yang saat ini menurutku tidak mungkin oleh Tuhan dibuat sebagai impian yang mungkin dan akan terjadi padaku, aamiin.

Terima kasih sobat mijil telah membaca ceritaku ini. Semoga apa yang menurut kalian tidak mungkin akan dimungkinkan oleh Tuhan 