Tetesan AirMata di Lapangan Futsal

Pada tahun 2018 di kota Klaten, awal mula bagaimana saya merasakan sedikit putus asa atas kejadian yang kurang mengenakkan menimpa padaku.

Suatu hari pada tahun itu saya dengan tim futsal Sekolah Menengah Pertama (SMP) ku mengikuti perlombaan Futsal yang diadakan di GOR Gelarsena Klaten. Pada saat itu tim kami berjumlah 12 (Dua Belas) Orang, dan beserta 2 (Dua) pelatih. Persiapan kami pun sudah sangat cukup menurut kami karena jauh sebelum adanya perlombaan tersebut kami sudah sering berlatih bersama. Waktu itu kurang lebih H-1 minggu kami tetap terus berlatih agar dapat memaksimalkan semua yang sudah diberikan oleh pelatih kepada para pemain.

Hingga waktu pertandingan tiba, semua pemain dan pelatih sudah mempersiapkan diri dengan semaksimal mungkin. Pada hari pertama kita memainkan 2 kali pertandingan. Pada pertandingan pertama kami bertanding melawan tim dari tetangga kami sendiri, yaitu smp yang berada pada satu kecamatan dengan kami. Tim kami bermain santai tetapi tetap fokus karena kami tau lawan kami ini sering kami ajak berlatih bareng/sparing. Kemudian pada pertandingan ke 2 kami bertemu dengan tim yang sudah terkenal rival di lapangan dengan tim kami, kami bermain dengan tensi tinggi hingga beberapa kali terjadi gesekan antar pemain yang sedikit menimbulkan perselisihan. Hingga peluit panjang ditiup skor imbang 2-2 dan berlanjut hingga babak adu penalti.

Waktu itu tim kami menunjuk beberapa pemain untuk mengambil penalti, dan salah satu pemain itu adalah aku. Pada saat itu saya mengambil penalti paling terakhir yaitu penendang Ke-3 dan menjadi penentu kemenangan. Karena tim sebelah tidak masuk 1 kali yang di lakukan oleh penendang ke 2 nya. Alhamdulilah tendangan ku masih masuk dan memberikan harapan untuk tim kami lanjut ke pertandingan selanjutnya.

Kemudian hari berikutnya pun tiba, saya sangat ingat pada saat itu adalah hari Sabtu. Pada pertandingan pertama berjalan lancar. Dengan kemenangan telak yaitu 3-0 yang otomatis tim kami tetap lanjut untuk pertandingan berikutnya. Hinggal pertandingan yang membuat ku sedikit merubah cita-cita ku pun tiba.

Pada saat itu pertandingan ke 2 dan terjadi pada hari ke 2 pertandingan/event di adakan. Kami bertemu tim yang pada event sebelum nya mendapatkan juara 1. Awalnya kami sedikit turun mental karena tau musuh kami tim yang juara pada pertandingan/event sebelumnya. Hingga pertandingan pun dimulai, tim kami mengimbangi permainan lawan. Sebelum setengah pertandingan tim lawan mencetak goll dan tim kami kalah 1-0. Setelah setengah pertandingan tim kami bermain sangat menekan hinggal terjadi goll penyama kedudukan yaitu 1-1 dan alhamdulilah yang menciptakan goll itu aku.

Sebelum peluit penanda selesainya pertandingan ditiup banyak sekali gesekan² yang terjadi. Sampai-sampai teman se timku hampir berkelahi. Dari situ mulai permainan musuh dan tim kami sangat kasar dan terjadilah pelanggaran yang menyebabkan ku ditarik keluar dan tidak dapat melanjutkan pertandingan. Karena aku sangat merasa tidak nyaman dengan tulang punggungku yang terasa nyeri jika untuk berlari. Setelah aku ditarik keluar dan sedikit terjadi adu mulut antar pemain, dan permainan tim mulai buyar. Dan pada akhirnya tim ku kalah dengan skor 2-1 padahal saat itu tinggal sedikit lagi pertandingan selesai.

Setelah sepulangnya dari perlombaan/event tersebut aku langsung bercerita kepada ibuku. Dan ibuku langsung bertanya kepada saya “ apa masih sakit nak tulang punggung mu ? “. Kemudian pada sore hari menjelang magrib ibu dan bapak ku mengajak untuk memeriksakan kondisi tulang punggung ku yang terasa nyeri jika untuk berlali. Dan setelah hasil pengecekan kami bertiga langsung bergegas pulang.

Sesampainya di rumah, ibu ku berkata “ besok ngak usah olahrga berat² dulu nak “ dan aku menanggapi hanya mengganggukan kepala. Saya pikir pesan ibu itu hanya untuk beberapa saat pasca cidera saja. Hinggal dulu seminggu sekali harus melakukan terapi ke Rumah sakit dekat rumahku. Tetapi seiring berjalanan nya waktu saya mulai ngeyel untuk melakukan olahrga berat seperti dulu bermainan futsal, bermain bola, joging dan lain². Karena memang saya suka dengan olahraga dan berkeinginan untuk mendaftar di perguruan tinggi dan mengambil prodi PJKR. Tetapi setelah mengetahu kondisi ku sendiri ketika setelah berolahraga berat merasakan nyeri kembali pada tulang punggung.

Kemudian aku memutuskan mengambil jalan lain yaitu mendaftar pada prodi TRPM setelah sekian lama dan mengalami fase dimana aku harus gab year. Dan merelakan keinginan ku untuk mendaftar di perguruan tinggi dengan prodi PJKR. Walaupun saat ini saya tetap melakukan olahraga² berat itu karena memang saya senang jika berolahraga.

Sekian pengalaman hidupku yang sedikit merubah cita-cita ku . Yang awalnya ingin mendaftar pada prodi PJKR pada universitas lain. Dan kemudian harus mengambil keputusan serta berlapang dada berpindah pilihan pada Prodi TRPM di universitas Tidar Magelang ini.