Oleh: Sherlin Tazkiya Nur Salsabila
Hallo teman-teman! Apa kabar kalian? Semoga senantiasa diberi perlindungan. Nah, pada artikel kali ini kita akan membahas mengenai klausa preposisional dan klausa numerial. Sebelum kita membahas mengenai pokok bahasan kita, Sherlin akan mengajak teman-teman untuk mengenal apa sih klausa itu? Tak kenal maka tak sayang, jadi kita kenalan dulu agar kita sayang terhadap pelajaran bahasa Indonesia serta pembahasannya.
Jadi teman-teman, menurut Abdul Chaer klausa adalah satuan sintaksis berupa runtutan kata-kata berkonstruksi predikatif. Klausa merupakan satuan gramatikal yang setidak-tidaknya terdiri atas subjek dan predikat. Dalam realisasi pemakaian bahasa, unsur subjek bisa tidak hadir dan hanya unsur predikat yang hadir, tergantung pada kaidah yang berlaku pada setiap bahasa. Klausa memiliki potensi sebagai dan merupakan unsur pembentuk kalimat. Artinya, klausa selalu berada di dalam kalimat sebagai unsur pembentuknya.
Sebagai contoh yaitu “dia menangis”. “Dia menangis” dapat dikatakan klausa karena sesuai dengan syarat klausa tadi yaitu setidak-tidaknya terdiri atas subjek dan predikat. Dalam kata “dia” mengisi subjek dan kata “menangis” sebagai predikat. Maka dari itu, “dia menangis” dapat dikatakan sebagai klausa.
Oke teman-teman! Sudah lumayan paham mengenai klausa kan? Selanjutnya mari kita menginjak pada pokok bahasan kita yaitu klausa proposisional dan klausa numerial. Dapat diketahui bahwa klausa dibagi menjadi tiga yaitu:
- Penggolongan berdasarkan unsur internnya.
- Penggolongan berdasarkan ada tidaknya kata negatif yang secara gramatik menegatifkan predikat (P).
- Penggolongan berdasarkan kategori kata atau frasa yang menduduki fungsi predikat (P).
Pada kesempatan ini, kita akan membahas mengenai penggolongan berdasarkan kategori kata atau frasa yang menduduki fungsi P yaitu pada bagian klausa preposisional dan klausa numeralia.
Klausa preposisional merupakan klausa yang predikat (P) nya terdiri atas frasa depan atau frasa yang diawali kata depan sebagai penanda. Sebagai contoh, “Petani itu dari sawah” yang mana “Petani itu” merupakan subjek dan “dari sawah” merupakan predikat. Contoh lainnya, yaitu “Orang tuanya di pasar” bahwa “Orang tuanya” merupakan subjek dan “di pasar” berperan sebagai predikat.
Sedangkan klausa numerial merupakan klausa yang fungsi predikatnya (P) diiisi oleh frasa numeral atau golongan bilangan. Frasa numeralia adalah frasa yang mempunyai distribusi yang sama dengan penomoran, misalnya lima ekor, dua buah, beberapa tempat, setiap jengkal. Adapun contohnya yaitu, Sapi itu hanya lima ekor bahwa “Sapi itu hanya” merupakan subjek dan “lima ekor” merupakan predikat. Nah, contoh lainnya, “Cucunya sepuluh orang” yang mana “Cucunya” merupakan subjek dan “sepuluh orang” merupakan predikat.
Dengan adanya penjelasan di atas, semoga dapat menambah pengetahuan teman-teman. Sebelumnya Sherlin ada pantun nih,
Paiman pergi ke Kendal
Tidak lupa membawa bantal
Mari kawan belajar klausa preposisional
Tak lupa juga dengan klausa numerial
Terima kasih😊
Sumber Referensi
Supriyadi. (2014). SINTAKSIS BAHASA INDONESIA. Gorontalo: UNG Press.
Tarmini, W., & Sulistyawati. (2019). SINTAKSIS BAHASA INDONESIA. Jakarta Selatan: UHAMKA PRESS.