Sleepover Pertama, Momen Menarik hingga Curhat Malam

Kalian pasti sudah atau bahkan sering bukan menginap di rumah teman? disini aku akan membagikan sedikit pengalaman tentang sleepover pertama bareng teman-teman SMP-ku. Jadi sebelumnya, aku adalah tipikal orang yang kalau main semalam apapun selesainya pasti pulang ke rumah. Tak pernah terbesit memiliki rasa untuk menginap di rumah teman walaupun itu sudah larut malam. Ini nggak ada alasan khusus sih, aku dulunya punya pemikiran “mau sampai selarut apapun, rumahmu ya tetap disana jadi tetaplah pulang”. Saat itu tepatnya tanggal 12 September 2024 notif WhatsApp dari grup SMP-ku dengan satu topik yang tiba-tiba membuat ramai. Yap, itu adalah ajakan ngumpul bareng sekaligus nge-grill dan diakhiri dengan menginap bersama.

Saat itu ajakan berkumpul bersama dan nge-grill langsung kusetujui begitu saja. Yah, karena sudah lama juga aku dan teman-teman anehku itu tidak berkumpul bersama. Oh iya, jadi teman-teman SMP-ku ini beda-beda sekolah, hanya ada satu teman ku yang bersekolah yang sama denganku, itupun terhalang IPA-IPS. Namun ajakan untuk menginap bersama masih kujawab “lihat nanti yaa” itu karena awalnya aku ragu untuk menginap. Teman-teman ku pun membujukku karena hanya aku yang belum menyetujui ajakan tersebut. Malamnya aku membuka aplikasi TikTok, nah pas sekali muncul di FYP-ku remaja perempuan yang menginap bareng, semacam melakukan pesta piyama, lalu ku pikir-pikir wah kok kayaknya seru yaa, jadi pengen. Namun FYP TikTok saja ternyata belum cukup mampu untuk mengubah pikiranku yang sekeras batu. Lalu pagi hari nya alarm dari ponsel ku berbunyi, tidak sengaja aku melihat tanggal di hari itu. Tanggal yang mengingatkanku pada seseorang, yang sedang berusaha aku lupakan, sampai sekarang. Huft kesedihan itu datang lagi, aku harus melakukan sesuatu agar teralihkan. Pemikiran itu yang mendukung dorongan untuk menyetujui ajakan menginap bareng, atau mungkin efek lihat video TikTok sudah bekerja kalik ya, aku jadi ingin menginap bersama teman-teman. Langsung sajalah ku iyakan ajakan itu. Nah saat hari menyenangkan itu tiba, kami berlima kumpul di salah satu rumah teman ku. Kita nge grill bareng sambil ngobrol-ngobrol ringan, topik nya tidak jauh-jauh amat dari mengenang masa SMP. Waktu lagi polos-polos nya, waktu lagi ngalamin cinta monyet, sampai membicarakan guru yang menurut kami lucu. Tapi, ada satu yang aneh. Aku menyadari salah satu teman ku itu diam saja, ia tidak mengobrol atau menanggapi acara kami. Seolah handphone yang ia pegang lebih menarik dibanding gosip-gosip yang teman ku bicarakan. Kami menyenggol ia dalam obrolan “kok kamu diam saja sih?” begitu temanku bertanya. Namun temanku itu tidak menjawab, hanya gelengan yang ia tunjukkan. Aku dan temanku lainnya pun bingung. Dia itu kenapa? apa kita berbuat atau mengucapkan sesuatu yang salah? tapi sepertinya tidak. Lalu kutanya ia, namun jawaban yang sama beberapa menit lalu yang kudapatkan. Sampai acara nge grill itu selesai, barulah ia berkata kepada kami “Maaf ya teman-teman dari tadi aku diam saja, aku lagi ada masalah di rumah terus kayaknya aku mau pulang aja. Mood ku benar-benar nggak bagus, dan takutnya malah membuat acara ini yang harusnya ceria jadi jelek. Maaf banget aku nggak bisa kontrol emosi ku dan sedikit membuat kekacauan” begitu katanya. Kami terdiam. Karena anak itu tidak biasanya begini, namun kami memahami perasaan nya, kami pun memberikan dukungan kepadanya dan mempersilahkan ia untuk pulang saja daripada dia juga tidak nyaman. Kami sudah bersahabat lama, kejadian seperti ini bukan sekali terjadi, jadi kami selalu menanyakan dan membuat teman kami untuk bisa menceritakan apa yang dia alami. Setelah temanku itu pulang, kami lanjut untuk beberes dan bersih-bersih untuk tidur tapi sebelum itu, nenek dari teman ku yang punya rumah berkata “jangan lupa setelah selesai kunci pintu rumah ya”. Dan setelah itu kami masuk kamar, menggelar kasur bersiap untuk tidur. Tapi entah mengapa mulut kami tidak bisa di rem. Entah mengapa mode pendiam saat kelas matematika tidak berfungsi. Kami terus saja asyik membicarakan hal penting sampai tidak penting sekalipun. Kami saling bertanya satu sama lain, bagaimana hidup sejauh ini, cerita apa yang kami lewati sampai jam menunjukkan lebih dari angka 12. Candaan dan tawa seolah tak mati hanya karena pagi yang mulai datang. Momen flashback saat smp jadi topik yang paling utama. Mungkin cerita konyol yang akan selalu kami ingat, atau mungkin saat perpisahan menuju SMA. Hingga tak terasa pukul 1 pagi kami baru akan tidur. Sebelum tidur aku merasa, ternyata enak juga ya tidur bareng -bareng gini, walaupun tidur nya jadi molor sih tapi aku ngerasa seneng aja, bisa dapet momen berkesan setidaknya bareng temen-temen dekat dan kalo dipikir-pikir jadi heartwarming. Lalu pagi nya kami berencana untuk jalan pagi, tapi sebelum aku menyentuh pintu untuk pergi ke kamar mandi, aku mendengar suara ribut dari teman ku yang punya rumah dengan neneknya. Kupikir kenapa dia kok pagi-pagi sudah dimarahi, lalu kutanya teman ku itu setelah beberapa saat. Dan ternyata, seharusnya kemarahan itu tidak hanya ditunjukkan kepada temanku. Kami semua lupa mengunci pintu. Saking asyiknya mengobrol kami lupa untuk mengunci pintu, untung ga ada maling yah tapi itu lagi untung. Keteledoran kami bikin kami nggak enak sama nenek. Tapi beliau berkata kepada kami lain kali harus tetap diperhatikan jangan cuma asyik bercanda jadi lupa semuanya.

Ternyata menginap bareng teman-teman dekat itu seru lho guys, kalian bisa melepas rindu bersama dan momen kangen sama orang-orang aneh yang disebut sahabat itu kerasa banget. Nah saranku walaupun bertemu sahabat yang sudah lama tidak bertemu, lalu bercerita banyak hal jangan lupa untuk memperhatikan hal lain ya, sesimpel mengunci pintu saja lewat dengan cerita kenangan kalian apa lagi yang serius.