Siang Malam Ku Selalu Menatap Layar Terpaku

Sekitar satu tahun yang lalu dunia termasuk Indonesia dikejutkan dengan munculnya virus COVID-19 yang hingga hari ini telah menyebabkan sebanyak 1,54 juta orang di Indonesia terinfeksi dengan 1,38 juta orang dinyatakan sembuh dan 41.815 orang dinyatakan meninggal dunia. Tanpa diduga kemunculan virus ini ternyata memiliki dampak yang sangat masif di berbagai bidang, tidak terkecuali di bidang pendidikan.

Sebagai upaya pencegahan terhadap penularan virus COVID-19, pemerintah mencoba mengatasinya dengan membatasi berbagai kegiatan masyarakat. Dalam bidang pendidikan, pemerintah membuat kebijakan untuk dilakukannya pembelajaran secara daring (dalam jaringan) menggantikan metode pembelajaran secara tatap muka. Kebijakan ini berlaku mulai dari jenjang pendidikan PAUD hingga perkuliahan. Ketika kebijakan tersebut dibuat saya yang masih duduk di bangku Sekolah Menengah Atas (SMA) turut merasakan perubahan yang cukup drastis dalam bersekolah. Ujian Sekolah (US) yang kala itu belum rampung dilaksanakan akhirnya terpaksa dilanjutkan melalui ujian online yang diikuti siswa dari rumahnya masing-masing. Ujian Nasional (UN) yang sebelumnya akan dilaksanakan akhirnya dibatalkan. Pelaksanaan berbagai kegiatan yang melibatkan berkumpulnya banyak orang seperti acara kelulusan juga terpaksa diurungkan. Hal ini terus berlanjut hingga saya mengikuti ujian masuk perguruan tinggi dan akhirnya diterima di salah satu PTN yang ada di Indonesia.

Setelah dinyatakan lulus ujian masuk perguruan tinggi hal yang umum dilakukan oleh para mahasiswa baru tentunya adalah masa orientasi kampus. Namun, keadaan yang belum kunjung membaik membuat kegiatan tersebut harus dilaksanakan secara daring. Masa orientasi kampus telah usai, perkuliahan pun dimulai. Belum sempurnanya adaptasi menjadi seorang mahasiswa sudah menuntut saya untuk kembali beradaptasi dengan kegiatan perkuliahan daring. Satu semester tak terasa dilalui, banyak lika-liku yang saya hadapi. Jaringan yang bermasalah, kurangnya pemahaman akan materi yang disampaikan dosen, kendala pada perangkat yang digunakan, dan tentunya yang paling saya rasakan adalah keharusan untuk terus menatap layar gawai karena mau tidak mau hal itu harus saya lakukan. Kegiatan belajar-mengajar maupun pengerjaan tugas, semua dilakukan dengan gawai. Hal ini saya rasa dirasakan oleh seluruh siswa di Indonesia. Berkaca pada adik saya yang masih duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP), tidak jauh berbeda dengan jenjang perkuliahan, pembelajaran juga dilaksanakan secara daring. Tidak hanya dari sisi siswa, guru maupun dosen juga tak luput merasakan perubahan metode pengajaran ini. Bagi guru berusia muda yang tak asing dengan segala sesuatu berbau teknologi mungkin tidak terlalu merasakan kesulitan dengan adanya perubahan ini, tetapi bagi para guru yang sudah berusia lanjut perubahan ini cukup membuat mereka merasakan kesulitan. Para guru berusia lanjut seringkali merasa kesulitan karena kurangnya penguasaan terhadap teknologi, tak jarang hal ini berdampak pada ketidaklancaran proses belajar-mengajar antara guru dan siswa. Jika hal ini sudah terjadi, siswa tentu yang paling merasa dirugikan karena kurang dapat menyerap materi pembelajaran yang diajarkan dengan baik.

Dari semua hal yang dirasa masih menjadi kendala dalam melakukan pembelajaran secara daring nyatanya masih ada hal-hal yang patut dapat kita syukuri. Walaupun belum dapat melaksanakan kegiatan pembelajaran secara tatap muka, pemerintah dengan segala keterbatasan yang ada sudah mau berupaya agar kegiatan pembelajaran tetap dapat berlangsung dan siswa di seluruh Indonesia tetap mendapatkan pengajaran sebagaimana mestinya. Selain itu, dengan dilaksanakannya pembelajaran secara daring juga secara tidak langsung telah melindungi kita dan orang-orang di sekitar kita dari kemungkinan terpaparnya virus COVID-19.

Pembelajaran secara daring memang tidak mudah dilakukan dan masih terdapat banyak kekurangan yang perlu perbaikan serta peningkatan. Namun, demi keamanan dan keselamatan semua orang kita perlu bersabar dan tetap mengikuti anjuran yang disarankan. Melaksanakan protokol kesehatan dimana pun kita berada dan mengurangi aktivitas di luar rumah demi membantu menekan angka penyebaran virus di sekitar kita. Semoga dengan kerja sama yang baik yang terus dilakukan antara pemerintah dengan masyarakat akan membuahkan kabar baik bagi kita semua di kemudian hari sehingga nantinya kita dapat kembali melakukan aktivitas normal seperti sebelumnya.