Si bungsu yang malang

Sosok gadis sedang menatap sayup langit senja, seakan ingin bercerita kepada langit bahwa dirinya sedang tidak baik-baik saja. Gadis itu sedang membutuhkan pelukan, sorot matanya sayu sembab. Menahan rasa kesal hingga terasa sesak di dadanya.
Ya gadis itu aku, saat beranjak dewasa ibuku sangat melarang keras untuk bersosial layaknya orang dewasa pada umumnya. Ibuku selalu menuntut banyak hal dari ku terkait pendidikan. Aku tak pernah membantah dengan semua perintah yang orang tuaku berikan kepadaku, karena aku ingin menjaga Citra martabat keluargaku tetap baik.
Semua itu dilakukan ibuku semata-mata karena merasa trauma dengan masa lalu kakakku. Iya aku anak kedua dari dua bersaudara, aku mempunyai kakak laki-laki. Dulu kakakku dimanja oleh keluargaku karena dia adalah anak pertama yang hadir di keluargaku. Ayah dan ibuku selalu memberikan apapun yang ia inginkan, hingga pada akhirnya masalah datang. Keluargaku pun merasa malu pada saat itu karena mendengar kakak tidak mau melanjutkan pendidikannya dan dia malah bersenang-senang dengan kekasihnya. Orang tuaku pun merasa terpukul Dan menganggap dirinya tidak berhasil mendidik anaknya dengan baik. Maka dari itu ibuku melakukan hal ini kepadaku agar hal yang sama tidak akan terulang lagi,tetapi hal yang dilakukan orang tuaku justru tidak seperti yang mereka harapkan. ada disuatu ketika aku menemukan teman teman yang dimana mereka juga mempunyai masalah dengan keluarga. Kami berbagi cerita bersama, saling support. aku nyaman berada di situ di tempat dimana kekurangan ku bisa diterima susah senang tetap bersama, aku tau mungkin yang dilakukan orang tuaku itu yang terbaik tapi tidak dengan pikiran ku. Aku tetap beranggapan bahwa itu semua sangat menyiksa ku, walaupun orang tuaku sangat keras kepada ku tetapi aku tetap menganggap kedua orang tuaku adalah support system’ terbaik selama 18 tahun yang panjang ini aku tau dimana batasanku aku paham akan segala hal yang aku lakukan.

2 Likes