Sembagi Arutala Putri Papa

Berawal dari sebuah keinginan dan tekad seorang gadis kecil untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Ia selalu berangan angan kelak menjadi seorang putri cantik yang sukses mewujudkan cita-citanya sebagai perawat yang profesional dan kompeten. Ya, gadis kecil itu adalah Saya. Saat masih duduk di bangku kelas 3 SMK, Saya membuat rencana target pencapaian untuk bisa lulus di Universitas dan prodi yang saya inginkan. Melakukan berbagai persiapan mulai dari mencari informasi terkait perguruan tinggi hingga informasi beasiswa bidikmisi.

Percobaan pertama saya yakni ikut seleksi jalur nilai raport di Poltekkes Kemenkes Surakarta Prodi D3 Keperawatan karena tempat nya tidak terlalu jauh dari rumah dan harga yang lebih terjangkau dibanding lainnya, namun sayangnya Tuhan tidak mengizinkan saya menimba ilmu di sana. Seperti tidak terima dan begitu kecewa karna tidak lolos di Perguruan Tinggi yang saya harapkan, tapi perjuangan tidak sampai di situ saja. Setelah itu ada informasi dari sekolah tentang SNMPTN dan saya bersyukur dapat masuk kategori siswa eligible dengan peringkat ke-3 paralel yang berkesempatan untuk mengikuti seleksi SNMPTN. Karena terlalu senang sampai sering berangan-angan bisa kuliah di perguruan tinggi negeri terkenal di Indonesia, dengan rasa semangat saya mengikuti tahap demi tahap untuk mendaftar SNMPTN, tetapi harapan saya dipatahkan dengan kenyataan. Waktu itu saya ingin mendaftar di Universitas Diponegoro Prodi S1 Ilmu Keperawatan tetapi karena saya dari SMK tidak bisa memilih jurusan tersebut. Dimana yang sudah tak asing didengar bahwa kesempatan anak SMK lebih rendah dibanding anak SMA di SNMPTN, yang saya rasa kebijakannya kurang adil. Tapi, itu tak membuat saya pupus harapan, saya tetap melanjutkan seleksi SNMPTN dengan memilih Prodi S1 Kebidanan UNS. Saat itu sedikit ragu karena yang saya minati itu Keperawatan bukan Kebidanan, tapi kedua orang tua saya selalu meyakinkan bahwa jurusan tersebut masih dalam lingkup kesehatan dan tidak jauh jauh beda dari perawat. Dan atas kemauan dan dukungan orang tua, saya memutuskan dan membulatkan tekad untuk terjun ke dunia kebidanan. Tapi harapan saya dipatahkan dengan hasil yang tidak sesuai harapan, Tuhan tidak mengizinkan saya lolos di seleksi ini. Walaupun sudah ditolak 2x, saya masih bersikeras untuk mencoba lagi daftar seleksi jalur raport di UNS Prodi D3 Kebidanan yang difikiran saya saat itu adalah harus lolos di Universitas Negeri supaya bisa meringankan biaya kuliah, Tapi lagi lagi saya gagal dan harapan saya untuk kuliah seolah-olah sirna. Setiap saat selalu terpikirkan ‘Apa Tuhan memang tidak mengizinkanku untuk melanjutkan pendidikan’ dan ‘Apa aku tidak ditakdirkan untuk bisa kuliah seperti keinginan besarku’, setelah gagal ke-3x nya saya merasa sangat bodoh karena kurang introspeksi diri dengan bersikeras daftar seleksi di perguruan tinggi negeri dimana saingannya adalah se-Indonesia. Akhirnya saya pasrahkan semua nya pada Tuhan dan atas segala pertimbangan saya memutuskan untuk beralih mendaftar ke Perguruan Tinggi Swasta Universitas Kusuma Husada Surakarta, sempat merasa pesimis untuk lanjut kuliah karena biaya nya terlalu tinggi apalagi jurusan kesehatan di Universitas swasta. Tak berhenti di situ saja, saya masih harus berusaha dan berjuang untuk mencari dan mendapatkan beasiswa untuk meringankan beban orang tua. Sembari menunggu kelulusan Dan masuk perkuliahan, saya sempat bekerja di toko fashion CikCik Style UNS untuk cari modal bantu agar meringankan beban orang tua membayar tanggungan UKT. Dan alhamdulillah atas izin Allah SWT, restu orang tua, dan dukungan dari teman serta orang yang saya cintai akhirnya bisa lolos di Universitas Kusuma Husada Surakarta Prodi D3 Keperawatan dengan beasiswa kuliah gratis.

Sebelum masuk perkuliahan, saya masih tetap melanjutkan pekerjaan saya hingga 3 bulan lamanya. Mungkin saat itu menjadi saat saat terberat bagi saya, karena tidak ingin resign dan terlanjur nyaman dengan pekerjaan tetapi dituntut harus melanjutkan perjalanan mewujudkan mimpi di perkuliahan. Saat tiba waktunya masuk perkuliahan, saya merasa sangat senang dan selalu bersemangat mengawali hari hari yang cerah. Tetapi ada beberapa kejadian peristiwa yang membuat saya syok atas dunia perkuliahan, ternyata dunia sekolah di SMA/K sangat berbeda jauh dengan dunia perkuliahan mulai dari cara pembelajaran hingga hubungan pertemanan. Sempat merasa down dan mengalami culture shock perkuliahan membuat saya jadi sedikit tertutup dengan yang lain. Tetapi ada seorang laki-laki spesial yang selalu mendukung dan siap sedia mendengarkan semua keluh kesahku membuatku jadi bangkit dan semangat meraih tujuanku dengan tidak selalu memperdulikan lingkungan yang membuat ku down. Sedikit demi sedikit, waktu demi waktu, hari demi hari saya selalu belajar dan berusaha beradaptasi dengan lingkungan baru, pertemanan yang baru, tapi pacar saya tidak baru karena masih sama yang dulu.

Untuk saat ini saya berencana untuk fokus dengan pembelajaran dan tujuan saya menempuh perkuliahan, semoga Allah SWT selalu memudahkan perjalananku menggapai mimpi. Kalau kata orang, syarat menulis skripsi adalah jatuh cinta atau patah hati semoga kelak saat menyelesaikan tugas akhir saat jatuh cinta dengan orang yang ditakdirkan untuk bersama.

4 Likes