Sebuah Perjalananku

Hai sobat mijil! Pada kesempatan kali ini aku akan menceritakan kisahku. Dimulai saat kelas tiga sma semester dua. Awalnya aku sangat bingung mau kuliah dimana dan jurusannya apa. Ayahku merekomendasikan saya masuk ke jurusan di bidang pendidikan, sedangkan ibuku merekomendasikan saya masuk ke jurusan di bidang kesehatan. Sebenarnya sih aku lebih tertarik ke jurusan di bidang ekonomi. Saya pun tambah bingung akhirnya saya bermusyawarah dengan ayah dan ibuku. Setelah saya mempertimbangkan dengan matang akhirnya muncullah sebuah kesepakatan bahwa saya akan melanjutkan ke salah satu sekolah kedinasan sedangkan PTN hanya untuk alternatif saya saja jika tidak diterima di kedinasan. Saya pun tetap mengikuti tes masuk PTN melalui jalur SBMPTN karena tidak diterima di SNMPTN.

Hari pertama SBMPTN pun tiba. Kebetulan saya mendapat jadwal di gelombang pertama, hari pertama, dan sesi pertama yaitu tanggal 12 April 2021. Saya mengerjakan dengan waktu sekitar 5 jam karena saya memilih UTBK Campuran. Setelah itu, saya coba-coba mendaftar di salah satu PTKIN (Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri) melalui jalur UMPTKIN, saya pun lolos tetapi masalahnya saya kurang minat dengan jurusan tersebut, jurusan tersebut juga merupakan pilihan ke-2 saya di PTKIN.

Seleksi Kedinasan pun dimulai, saya berangkat dari rumah menuju ke tempat ujian yang berjarak 200-an km. Saya berangkat dadakan dari rumah pukul 2 malam. Ketika tiba di tempat ujian, saya menunggu 2 jam lebih untuk masuk ke ruang ujian karena ujian dimulai pukul 08.20. Saya mengerjakan ujian dengan sangat santai dan tidak terlalu fokus saat mengerjakan, ketika waktu ujian hampir habis, ada salah satu subtes yang belum dikerjakan sama sekali sedangkan saya sedang mengerjakan salah satu subtes yang lain, akhirnya saya tidak mengerjakan 6 soal di subtes yang sedang saya kerjakan tersebut dan berpindah mengerjakan subtes lain yang sama sekali belum dikerjakan. Selesai mengerjakan, saya langsung melihat skor SKD-ku yaitu senilai 430 pas karena ada soal yang belum dikerjakan, saya pun sangat kecewa dengan hasil tersebut.

Pengumuman Sbmptn pun tiba, hasilnya tidak diterima. Akhirnya saya mencoba mendaftar mandiri di berbagai PTN seperti Undip, UGM, hingga UNS. Namun, Saya hanya mengikuti tes mandiri UNS dan Undip saja. UGM tidak saya ikuti karena jadwalnya bentrok dengan Undip. Selanjutnya, aku pun mengikuti seleksi mandiri UNS. Walaupun jumlah soalnya 200 soal, tetapi soalnya lebih mudah daripada Sbmptn. Tanggal 30 Juni, pengumuman seleksi mandiri UNS pun tiba, akhirnya saya lolos dipilihan kedua yaitu Pendidikan Matematika. Meskipun tidak terlalu minat dengan jurusan tersebut, tetapi tetap saya syukuri. Jurusan Pendidikan Matematika juga merupakan rekomendasi dari ayahku meski aku tidak terlalu minat ke jurusan ini. Setelah dipertimbangkan lagi, akhirnya saya masuk ke jurusan tersebut, ayah dan ibu saya juga keduanya merupakan lulusan pendidikan. Itulah perjalananku dalam versi singkat ini.