Mungkin hari selalu sama
Mematut diri dari atas hingga bawah
Mungkin akan selalu sama
Mencari apa yang berbeda meski tiada
Terkadang berbangga diri
Terkadang memaki diri
Terkadang puas hati
Terkadang iri hati
Selalu ada rasa tak cukup
Meski ucap puji terdengar
Selalu ada rasa tak puas
Kala mematut diri di cermin
Ku pandang sekali lagi
Lamat-lamat, lurus ke mata
Netra itu bertemu
Tersenyum menenangkan
“Sayang, kamu itu cukup,”
Entah apa yang kamu pakai
Entah apa yang kamu gunakan
“Sayang, angkat bahumu,”
Mungkin puji itu tidak cukup
Tidak akan pernah cukup
Karena hati lebih mendengar daripada telinga
Karena hati mengikuti diri
Kamu itu cukup
Akan selalu cukup
Jika diri mau tersenyum
Bila diri mengangkat bahu