Proses Kegagalan Menjadi Awal dari Kebangkitan

Halo, sobat mijil semua! Perkenalkan, aku Faradina biasa dipanggil Dina yang sekarang sedang menempuh semester satu di Universitas Sebelas Maret, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Jurusan Administrasi Negara, angkatan 2021.

Aku dilahirkan dan dibesarkan hingga sekarang di kota metropolitan, yaitu Jakarta yang tepatnya di Jakarta bagian barat. Namun, kedua orangtua ku adalah asli keturunan dari Solo, di kabupaten Sukoharjo. Aku dan keluargaku menetap di Jakarta, namun kami sesekali pulang ke Solo saat sedang libur lebaran atau akhir tahun.
Sedikit dulu aja nih perkenalan diri dari aku. Nah, di dalam tulisan ini aku akan menceritakan bagaimana sih cerita perjuanganku hingga aku dapat berkuliah di UNS dan jurusanku sekarang.

Aku adalah murid dari SMAN 16 Jakarta, sekolah yang tidak terlalu luas tetapi menyimpan banyak memori dan kenangan bersama teman-teman serta guru-guru tersayang. Di akhir tingkat masa sekolahku, yaitu saat aku kelas 12 di mana aku sedang dilanda masa-masa kegalauan, keresahan, dan juga kebingungan kemana aku harus melanjutkan pendidikan ku selanjutnya? Apakah ada perguruan tinggi negeri yang akan menerimaku?

Selama kurang lebih setahun, aku mengikuti bimbel les di luar sekolah dengan biaya yang tidak bisa di bilang murah. Aku mendorong diriku untuk selalu belajar dimanapun dan kapanpun, dari bangun tidur hingga aku beranjak tidur lagi, teman setiaku adalah buku-buku latihan soal SBMPTN serta laptop untuk media belajar online ku selama setahun. Aku merupakan orang yang ambis saat memasuki kelas 12, hingga saat itu aku mendapat kuota jalur SNMPTN.

Namun, aku tidak menaruh ekspektasi tinggi terhadap SNMPTN karena aku sadar bahwa nilaiku saat aku berada di kelas 10 & 11 tidak menunjukan grafik nilai yang selalu naik. Hingga saat aku dinyatakan bahwa aku tidak lolos SNMPTN, aku merasa baik-baik saja, dan aku semakin semangat mengejar SBMPTN karena aku merasa persiapan SBMPTN-ku sudah matang.

Takdir berkata lain, ekspektasiku seakan dibuat hancur, tanggal 14 Juni 2021 merupakan hari patah hatiku sekaligus kedua orangtuaku yang paling berat. Aku menerima kalimat “Jangan Putus Asa dan Tetap Semangat!” untuk yang kedua kalinya. Setelah puas menangis seharian, aku langsung segera bangkit lagi dan mencari info-info jalur mandiri PTN manapun, karena aku percaya bahwa masih banyak jalan lain yang masih terbuka selagi kita terus mencoba.

Saat aku mencoba mendaftar di UNS, di pikiran pertamaku adalah aku ingin memilih jurusan akuntansi, karena aku sangat suka dengan pelajaran akuntansi di masa sekolahku, dan memilih administrasi negara sebagai pilihan keduaku.

Kalau ditanya, “Kenapa sih memilih jurusan administrasi negara?” sejujurnya aku bingung menjawabnya, karena pikirku adalah administrasi negara ini mirip dengan akuntansi dan ternyata tidak, bahkan aku belum sempat mencari info mengenai jurusan ini, tapi entah kenapa hati dan pikiranku sudah mantap memilih jurusan ini tanpa harus ditanya sebabnya.

Ketika aku mengerjakan ujian UNS aku merasa agak shock karena jumlah soal yang kampus ini berikan sangat jauh berbeda dengan ujian mandiri di kampus lain. UNS memberikan 200 butir soal ujian, yang dimana 120 soal itu merupakan soal semacam psikotes. Dengan bermodal pikiran jernih, doa dan ridho dari orangtua, serta doa dari diriku sendiri, alhamdulillah aku merasa dapat mengerjakan soal-soal itu dengan lancar.

Tepat tanggal 30 Juni 2021, pukul 5.00 setelah aku selesai sholat subuh dan mengaji, aku bersiap-siap membuka pengumuman terlebih dahulu sebelum aku membuka bersama orangtuaku, karena aku masih trauma dengan penolakan kemarin dan takut jika akan mengecewakan yang ketiga kalinya.

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah yang memiliki segalanya, aku mendapatkan kata “SELAMAT” untuk yang pertama kalinya, aku langsung berteriak memberitahu orangtuaku, respon mereka pun sangat gembira, lega, terharu, dan senang sekali. Perjuanganku selama setahun akhirnya membuahkan hasil yang baik.

Aku selalu percaya, jika kita memulai dengan niat yang baik, pasti kita akan mendapat hasil yang baik. Ketika kita mengalami 1000 kali kegagalan, pastikan bahwa kita harus mempunyai 1001 cara untuk bisa bangkit. Ya, disinilah aku sekarang. Di pilihan jurusan keduaku, yaitu Administrasi Negara.
Aku sangat merasa beruntung dan bersyukur sekali kepada Allah yang selalu memberikan anugerahnya hingga sampai detik ini serta doa dari kedua orangtuaku yang tidak ada putusnya sehingga aku bisa berada di titik ini.

Bertemu dengan teman-teman dari berbagai macam suku, teman-teman yang saling peduli satu sama lain, teman-teman yang memiliki beragam macam sifatnya.
Sekian, curhatan kisah perjuanganku untuk dapat masuk di universitas kebanggaan ini. Terima kasih atas waktu yang kalian luangkan untuk membaca kisahku dari awal hingga akhir. Semangat dan selamat berjuang untuk kita semua!