Proses Awal Menuju Hidup yang Sebenarnya

Hidup adalah suatu yang terus berjalan tanpa dipungkiri, bagaimanapun keadaannya takkan pernah berhenti, sekali berhenti akan bangkit kembali dikemudian hari, penuh tangis dan tawa yang menghiasi. Begitulah kiranya definisi hidup menurutku. Sudah selama ini aku hidup, baru beberapa bulan yang lalu aku merasakan bahwa inilah yang dinamakan kehidupan sebenarnya.

Berawal pada saat menduduki bangku sekolah menengah akhir, yang sebenarnya kala itu aku merasa lebih pantas untuk melanjutkan ke jenjang sekolah menengah kejuruan. Akan tetapi, takdir berkata lain. Kedua orang tuaku dan kakakku mengharapkan aku agar dapat meneruskan pendidikan hingga ke jenjang perguruan tinggi. Akhirnya masuklah aku menjadi siswa di salah satu SMA favorit di kabupaten tempat tinggalku.

Bukan suatu hal yang sulit bagiku mengikuti pembelajaran di bangku SMA ini. Selain mengikuti kegiatan belajar mengajar aku pun aktif mengikuti organisasi baik di dalam maupun di luar sekolah. Seiring berjalannya waktu akhirnya aku paham bahwa mungkin inilah jalan yang diberikan oleh Sang Pencipta padaku.

Mengingat harapan keluarga padaku, aku pun selalu berusaha dan berdoa agar aku dapat mewujudkannya. Mungkin ini harapan sederhana bagi orang lain, dapat meneruskan hingga jenjang perguruan tinggi karena sebenarnya ada beberapa jalan menuju perguruan tinggi tersebut. Tapi tidak bagiku, aku terlahir dari keluarga yang anggota keluarganya belum pernah diberi kesempatan untuk melanjutkan ke jenjang perguruan tinggi. Dengan alasan demikianlah keluargaku berharap agar aku dapat melanjutkan ke jenjang perguruan tinggi.

Hingga tibalah aku menduduki bangku kelas 12 dengan situasi dan kondisi yang berbeda tentunya, aku masih mengingat harapan keluarga padaku. Sebagai seorang anak yang belum bisa memberikan apa-apa, belum bisa membahagiakan keluarganya, dan membanggakannya aku selalu termotivasi untuk terus bangkit dan semangat dalam berjuang untuk mewujudkan harapan keluarga padaku.

Seiring berjalannya waktu, akhirnya tibalah pemeringkatan kuota pendaftaran jalur SNMPTN di sekolahku. Jantung berdetak cepat, hati merasa gelisah, diselimuti rasa takut untuk aku seorang yang mudah panikan. Aku sudah pasrah andaikata aku tidak masuk dalam pemeringkatan karena masih ada jalur SBMPTN. Tetapi Maha Baik Sang Pencipta memberikan kesempatakn padaku, aku masuk dalam 3 besar pemeringkatan.

Bersyukur aku lakukan, hingga aku berusaha untuk memaksimalkan kesempatan ini. UNS adalah kampus pilihanku dalam SNMPTN ini, dengan Ilmu Administrasi Negara adalah pilihan pertamanya. Dari waktu ke waktu menunggu hasil pengumuman, diselimuti rasa harap yang amat penuh demi keluarga tercinta. Setiap kali berdoa, mata ini seakan otomatis mengeluarkan airnya. Aku sangat berharap lulus dalam seleksi SNMPTN karena targetku dapat masuk peguruan tinggi hanya melalui dua jalur yaitu jalur rapot dan jalur UTBK. Aku memang tidak tertarik untuk mencoba seleksi mandiri, mengingat aku dari latar belakang yang sederhana. Sebagai manusia biasa putus asa pasti pernah sesekali terlintas, namun aku selalu mencoba bangkit dan terima keadaan. Meminta didoakan oleh kedua orang tuaku, keluarga, guru-guru, serta orang-orang tersayang lainnya adalah penenang bagiku. Hingga hari pengumuman itu tiba, hari itu aku sedang sakit. Aku harap hasil pengumuman ini adalah obat yang membuat aku sembuh. Tepat 22 Maret 2021 Alhamdulillah aku dinyatakan lulus dalam seleksi SNMPTN pilihan pertama. Tangis, haru, senang menjadi satu. Namun aku tahu ini bukan akhir dari segalanya, ini adalah awal dari perjuangan menuju hidup yang sebenarnya.