Perubahan Makna

PERUBAHAN MAKNA
Kata Inggris car ‘mobil’ berasal dari bahasa Latin carrus Adalah sebuah benda dari bahasa keltic yang berarti kereta beroda empat. pada zaman modern sekarang ini kata yang mengacu kepada mobil sedikit sekali berhubungan dengan keretanya bangsa keltik pada abad ke-1 sebelum masehi, Karena perkembangan teknologi yang mengubah segala bentuk perabot kereta ketik yang kuno tadi.
A. Sebab-sebab Perubahan Makna

  1.  Sebab-sebab yang bersifat kebahasaan
    

    Dalam bahasa Indonesia sebab-sebab perubahan makna aspek kebahasaan umumnya ada pada bahasa lisan contoh : “di mana paman mu?”, “di mana adikmu?’, apa pekerjaan ayahmu?” mungkin jawaban yang kita peroleh adalah “tidak tahu “. Dalam bahasa Indonesia komunikasi akrab tertentu bisa juga dengan kata “tahu” atau “tau” yang juga menginformasikan ketidaktahuan. Contoh lain pada penyingkatan frasa menjadi kata dalam olah raga “pada sebuah kejuaraan Indonesia mendapatkan 2 emas” dalam sebuah turnamen bulutangkis. Kata dua emas tersebut merupakan medali emas yang makna kata medali masuk ke dalam kata emas (Ullmann, 2014).

  2. Sebab-sebab Historis
    a) Perubahan yang Menyangkut Benda
    Kata Inggris car ‘mobil’ berasal dari bahasa Latin carrus Adalah sebuah benda dari bahasa keltic yang berarti kereta beroda empat. pada zaman modern sekarang ini kata yang mengacu kepada mobil sedikit sekali berhubungan dengan keretanya bangsa keltik pada abad ke-1 sebelum masehi, Karena perkembangan teknologi yang mengubah segala bentuk perabot kereta ketik yang kuno tadi
    Dalam bahasa Indonesia kata bemo yang muncul pertama kali di Jakarta pada tahun 60-an. Semua mengacu pada kendaraan yang beroda tiga dimaksudkan sebagai angkutan di dalam kota. Sekitar tahun 1980-an di Bali muncul kata bemo yang merupakan kendaraan roda 4. Namun saat ini, bemo beroda 3 sudah lenyap dan semua kata itu tetap mengacu kepada kendaraan beroda 4 yang melayani angkutan dalam kota (angkot).
    b) Perubahan yang Menyangkut Lembaga
    Lembaga perwakilan rakyat di negara kita disebut parlemen yang aslinya dari bahasa Perancis Kuna parlement yang artinya berbicara. Dalam perkembangan selanjutnya parlemen atau lembaga semacam ini banyak berubah di negara-negara komunis parlemen jelas berbeda dengan di negara Eropa Barat, berbeda juga dengan Indonesia. di Indonesia parlemen (DPR) justru bisa bekerja sama membuat undang-undang dengan pemerintah, bahkan pada zaman Orde Baru pemerintahan presiden Soeharto DPR justru tidak banyak bersuara atau berbicara
    c) Perubahan yang Menyangkut Gagasan
    Serupa dengan lembaga parlemen gagasan demokrasi juga banyak mengalami perubahan sejak Revolusi Perancis sampai kini: demokrasi di Amerika tidak sama dengan demokrasi di negara-negara komunis juga berbeda dengan Indonesia. Jadi, perubahan makna terkait demokrasi antara setiap negara berbeda-beda.
    d) Perubahan yang Menyangkut Konsep Ilmiah
    Kata humor dulunya pernah dipakai untuk istilah ilmiah, namun sekarang menjadi kata yang mengandung gagasan umum saja. Kata listrik, aslinya adalah kata latin clectrum yang awalnya pernah bermakna seni mengukur tanah. Lebih jelas lagi, kata atom itu semula dipakai untuk mengacu benda yang ‘tidak bisa dibagi lagi’. Namun saat ini benda yang demikian itu disebut nuklir

  3. Sebab-sebab Sosial
    Sebuah kata yang semula dipakai dalam arti umum kemudian dipakai dalam bidang yang khusus, Bisanya dipakai sebagai istilah perdagangan atau kelompok terbatas yang lain, Kata itu cenderung untuk memperoleh makna terbatas. Sebaliknya, kata-kata yang dipinjam dari bahasa kelompok lalu menjadi pemakaian umum akan memperoleh perluasan makna. Sebab-sebab sosial menyebabkan perubahan makna yang bisa menyempit atau bisa meluas (Ullmann, 2014).

  4. Faktor Psikologis
    Perubahan sering berakar pada keadaan jiwa penutur atau pada unsur yang agak permanen pada mentalnya. Beberapa faktor psikologis dianggap tidak begitu penting dan hanya menghasilkan kesan makna sekilas saja. Ada gagasan bahwa sesuatu itu ada hubungan samar-samar dengan kuda dalam bentuk, sifat, ciri, situasi yang menimbulkan metafora atau idiom. Contohnya ikan kuda, nafsu kuda, ekor kuda, bibir kuda, dan tenaga kuda. Kata ekor kuda misalnya mengacu pada model rambut yang diikat menjadi satu dan diarahkan ke belakang kepala. Perubahan makna yang secara psikologis ini lebih menarik karena bersumber pada unsur atau kecenderungan yang berakar pada jiwa penutur.

  5. Pengaruh asing sebagai Penyebab Perubahan Makna
    Banyak perubahan makna disebabkan oleh pengaruh suatu modal asing contoh mengenai hal ini banyak kita jumpai dalam pembicaraan tentang polisemi. Dalam bahasa Indonesia pengertian asing itu harusnya mencakup bahasa daerah dan dialek dialek makna kata bintang pada bentukan seperti bintang film, bintang panggung, bintang lapangan, bintang pelajar jelas merupakan pengaruh model asing yang menambah makna dalam kata bintang.

  6. Kebutuhan akan Makna Baru
    Sebuah nama baru diperlukan untuk menuju ke objek atau benda atau gagasan baru, Maka kita dapat memilih satu dari tiga pilihan berikut: meminjam istilah dari bahasa asing atau sumber lain, memilih makna sebuah kata lama, atau membentuk kata baru dari unsur-unsur yang sudah ada. Kebutuhan makna baru ini Tidak dapat dihindari karena pada dasarnya penemuan ilmiah dan teknologi akan terus berkembang memberikan cukup bukti Bagaimana perubahan-perubahan demikian akan terus terjadi.
    B. Konsekuensi Perubahan Makna

  7. Perubahan Wilayah Makna: Perluasan dan Pembatasan Makna
    Penggolongan berdasar ukuran perluasan, pembatasan, dan penyempitan betul-betul formal dan tidak memberikan kejelasan, baik kepada sebab-sebab perubahan ataupun latar belakang psikologisnya. kekurangan lain ialah bahwa ketiga kategori itu sangat beragam: dalam pengertian perluasan dan penyempitan Itu tampak berbagai macam perubahan yang tidak berarti apapun kecuali kenyataan bahwa makna baru lebih luas atau lebih sempit daripada makna lama, dan semua yang tidak bisa masuk ke dalam 2 golongan itu dimasukkan begitu saja ke dalam golongan ketiga yaitu penggolongan logika.
    a) Pembatasan makna/menyempit
    Sebab yang paling banyak untuk penyempitan atau pembatasan makna ini ialah kekhususan atau spesialisasi makna dalam suatu kelompok sosial tertentu. hal ini tidak hanya akan menyebabkan munculnya Polisemi melainkan dapat juga untuk selamanya mengurangi wilayah kata secara keseluruhan nya. Contohnya: kata jatuh yang memiliki makna umum terlepas dan bergerak turun dengan cepat akan memiliki makna yang berbeda apabila di lingkungan perdagangan yang mengartikan kata jatuh dengan makna bangkrut atau di lingkungan mahasiswa berarti tidak lulus.

b) Perluasan makna
Seperti halnya penyempitan, perluasan sering juga disebabkan oleh faktor sosial. Kata yang berpindah pemakaiannya dari kalangan terbatas ke dalam pemakaian umum kadang-kadang akan meluas maknanya dan kehilangan beberapa unsur perbedaannya. Kata saudara dalam bahasa Sansekerta berarti satu perut, kemudian kata itu mengacu kepada orang-orang yang berasal dalam satu rahim ibu. Pengertiannya kemudian juga mengacu kepada siapa pun yang dianggap bersaudara. dan karena kebutuhan akan pronomina kedua yang lebih halus dari kamu dan engkau kata saudara menjadi pengganti kata-kata itu.
2. Perubahan-perubahan dalam Evaluasi
a) Perkembangan pejorasi
Menurut Ullmann (2014:285) perkembangan pejorasi atau melemahkan sangat biasa dalam bahasa sehingga beberapa ahli semantik memandangnya sebagai suatu kecenderungan yang fundamental suatu gejala pada jiwa manusia. Kecenderungan pejorasi merupakan akibat dari suatu sikap manusia yang amat manusiawi dan membawa kita kepada kecanggungan yang tertutup dan tersamar. Pejoratif tidak lebih dari suatu usaha untuk menjadi bijaksana dan lebih halus. Namun demikian justru mengakibatkan suatu penurunan makna secara tetap. Contohnya kata-kata perempuan harusnya mempunyai nilai tinggi namun sekarang nilai itu Justru lebih rendah derajatnya setidaknya dibandingkan dengan kata wanita.
Peyorasi berkembang disebabkan oleh beberapa faktor. Pertama, pengantian kata dengan kata yang bersifat eufemisme–ungkapan yang lebih halus sebagai pengganti ungkapan yang bersifat kasar, dengan tujuan pengungkapan secara tidak langsung atau sengaja ditutup-tutupi. Kedua, perubahan makna yang bersifat peyorasi adalah pengaruh asosiasi-asosiasi tertentu. Ketiga, perubahan atau pergeseran disebabkan oleh prasangka manusia dalam berbagai bentuk. Faktor inilah yang sebenarnya menyebabkan penurunan makna kata yang sudah pernah kita bicarakan dalam hal tabu.

b) Perkembangan ameliorasi
Perkembangan amelioratif juga dipengaruhi faktor-faktor sosial. Sesuatu yang kasar atau rendah dapat diserap perlahan-lahan meningkat menjadi berprestise dan bahkan bisa sampai pada puncak. Sedangkan menurut KBBI ameliorasi merupakan peningkatan nilai makna dari makna yang biasa atau buruk menjadi makna yang lebih baik.
C. Jenis-jenis Perubahan Makna
Chaer (2013:140) dalam bukunya pengantar semantik bahasa Indonesia Menyatakan jenis-jenis perubahan makna sebagai berikut:

  1. Meluas
    Yang dimaksud dengan perubahan makna meluas adalah gejala yang terjadi pada sebuah kata atau leksem yang pada mulanya hanya memiliki sebuah makna tetapi kemudian mereka berbagai faktor memiliki makna-makna lain. Proses perluasan makna ini dapat terjadi dalam waktu yang lama atau juga bisa terjadi dalam waktu yang relatif singkat. Namun, yang perlu Menjadi perhatian adalah bahwa makna makna lain yang terjadi sebagai hasil perluasan masih berada dalam lingkup posisinya. Jadi makna-makna itu masih ada hubungannya dengan makna asalnya.
  2. Menyempit
    Menyempit adalah perubahan makna yang terjadi dari gejala pada sebuah kata yang pada mulanya mempunyai makna yaitu Bahwa kemudian berubah menjadi terbatas cakupan maknanya. Contohnya kata ‘ahli’ pada mulanya berarti orang yang termasuk dalam satu golongan atau keluarga seperti dalam frasa ‘ahli waris’ yang berarti orang yang termasuk dalam satu kehidupan keluarga, dan juga ahli kubur yang berarti orang-orang yang sudah dikubur. Ini kata hari sudah menyempit warnanya karena hanya berarti orang yang pandai dalam satu cabang ilmu atau kepandaian seperti tampak pada frasa ahli sejarah, ahli purbakala, ahli bahasa, dan sebagainya.
  3. Perubahan total
    Perubahan total adalah perubahan makna kata dan makna asalnya secara menyeluruh. Walaupun masih memiliki sangkut pautnya dengan mana asalnya, namun sangat jauh berbeda dari makna sebelumnya. Contohnya: kata ‘ceramah’ pada mulanya berarti cerewet atau banyak cakap tetapi kini berarti pidato atau uraian mengenai suatu hal yang disampaikan di depan orang banyak.
  4. Penghalusan
    Pembahasan mengenai perubahan makna yang meluas, menyempit, atau berubah secara total kita dihadapkan dengan sebuah kata atau sebuah bentuk yang tetap. Akan tetapi makna mengenai kata atau bentuk itu berubah. Dalam hal penghalusan makna ini kita akan menemukan gejala yang ditampilkan berupa kata atau bentuk yang dianggap memiliki makna yang lebih halus atau lebih sopan daripada makna yang akan digantikan. misalnya kata penjara atau bui diganti dengan kata atau ungkapan yang maknanya dianggap lebih halus yaitu lembaga permasyarakatan.
  5. Pengasaran
    Berbeda dengan penghalusan pemasaran adalah usaha untuk mengganti kata yang maknanya halus atau bermakna biasa dengan kata yang maknanya kasar. Usaha atau gejala pengasaran ini biasanya dilakukan orang yang dalam situasi tidak ramah atau untuk menunjukkan kejengkelan. Contohnya: masuk kotak untuk menggantikan kata kalah. Namun banyak juga kata yang sebenarnya bernilai kasar tetapi sengaja digunakan untuk lebih memberi tekanan tanpa terasa kekasarannya. Contohnya: Kontingen Indonesia berhasil mencuri 1 medali emas dalam cabang renang putra. Padahal sebenarnya perbuatan mencuri adalah suatu tindakan kejahatan yang dapat diancam dengan hukuman penjara

Daftar Pustaka

Chaer, Abdul. 2013. Pengantar Semantik Bahasa Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta

Ullmann, Stephen. 2014. Pengantar Semantik. Jogjakarta: Pustaka Pelajar

1 Like