Perlu Hati-hati saat Berkendara agar tidak Tertabrak Kucing

Di ujung hari, langit abu-abu menyelimuti Kota Magelang, hari itu bertepatan pada hari Sabtu, 14 September 2024 sekitar pukul 15.30 WIB. Saat itu juga, aku sedang berkumpul bersama teman-teman kelompokku untuk persiapan Latihan Keterampilan Manajemen Mahasiswa Pra-Dasar (LKMM-PD) di Dacozta Coffe Shop Eatery. Saat berkumpul, aku merasakan kebahagiaan karena bisa kenal teman baru dari berbagai prodi di Jurusan Akuntansi. Sampai akhirnya kumpul kelompok berakhir pada pukul 17.00 WIB dan aku memutuskan untuk segera pulang ke Kulon Progo karena takut terjebak macet di Simpang Armada karena banyaknya orang pacaran pada malam itu. Namun sebelum menuju Kulon Progo, sempat merasa kalau aku bakal ada sesuatu kendala di jalan, tetapi aku tidak memikirkan sampai sebegitunya kalau bakal jatuh, sehingga aku memutuskan buat pulang ke kos saja. Tetapi disisi lain, pikiran mengajakku untuk pulang ke rumah buat nge*-charge* energi positif dengan Mama. Sampai akhirnya, aku melaju kencang dari Magelang Utara menembus Simpang Armada yang macetnya parah banget untuk menuju Kulon Progo demi bertemu Mama.

Saat di perjalanan tepatnya di daerah Stadion Gemilang, gema azan maghrib berkumandang dan aku mengurangi kecepatan motorku. Aku bimbang harus berhenti buat ibadah dulu atau tetap tancap gas untuk segera ketemu Mama. Soalnya kalau berhenti buat ibadah dulu takut keburu malam, sedangkan aku harus melewati jalan yang berliku didampingi pohon-pohon rimbun dan belum lagi kalau ada klitih, begal, dan manusia tidak tau diri lainnya. Saat di perbatasan Magelang-Kulon Progo, aku sudah ada feeling kalau bakalan jatuh tapi kurang tau tepatnya dimana. Sambil kencengin doanya, aku menerabas gelapnya Jalan Kalibawang-Samigaluh. Sampai di SPBU daerah Dekso tepatnya di Kecamatan Kalibawang, aku memutuskan untuk berhenti membeli Pertalite dan jiwaku ingin sekalian melaksanakan ibadah, namun ragaku tidak bisa diajak kerjasama.

Rumah akan kugapai dengan perjalanan yang masih jauh sekitar 45 menitan lagi. Sampai akhirnya, aku memasuki daerah Nanggulan dan rasa was-wasku mulai sedikit hilang dari manusia tidak tau diri itu. Tepat setelah turunan dan tikungan terakhir di daerah Nanggulan arah Sentolo, aku memberanikan diri buat menyalip beberapa kendaraan karena jalan dari lawan arah yang kosong. Namun siapa sangka, di depan SMA Negeri 1 Sentolo tiba-tiba ada kucing menabrak ban depan motorku dan aku terpeleset gara-gara ban belakangku sedikit melindas kucing. Kejadian begitu cepat, aku terseret motorku sendiri sekitar 10 meteran. Posisi mataku saat itu tidak merem, jadi aku melihat jelas kejadian yang membagongkan dan melihat percikan api dari gesekan motorku dengan aspal.

Setelah kejadian, aku tidak langsung bangun karena mikir kalo bangun bakal malu banget sama orang-orang yang sempat disalip tadi. Tapi disitu mau bangun juga agak susah karena perutku sakit banget, mau nangis tidak bisa soalnya saking sakitnya. Masih dalam posisi tidur habis jatuh, ada dua opsi di pikiranku, antara aku harus bangun atau tidak. Kalo bangun, aku malu sama orang-orang yang mulai berdatangan buat menolongku, tetapi kalau aku tidak bangun nanti bakalan ditelfonin mobil ambulance dan dibawa ke rumah sakit. Aku tidak mau kalau harus berurusan sama rumah sakit karena aku takut sama bau obatnya.

Namun akhirnya, aku memutuskan buat duduk dalam kondisi perutku sakit akibat kepentok stang motor dan harus menahan malu karena dilihatin banyak orang. Mereka sangat antusias buat menolong manusia kecil seperti aku ini, sampai tutup pulpen yang jatuh dari tas pun diambilin sama bapak-bapak. Kejadian yang begitu mengerikan dan dalam kepanikan, orang lain yang melihat menduga kalau kondisiku parah akibat laju motorku yang agak kencang sehingga membuat aku terseret jauh. Saat itu aku mau digendong sama orang-orang, namun aku menolak karena yakin kalau bisa jalan sendiri.

Aku bersama motor yang buat beberapa kali jatuh itu dibawa ke sebuah warung makan untuk istirahat dan menenangkan pikiran. Di warung itu, aku diberi minum teh hangat sama pemilik warung dan setelahnya baru bisa mengabari orang rumah kalau aku habis kecelakaan. Namun, orang rumah tidak ada yang merespon telfonku. Mereka baru merespon setelah setengah jam habis aku kecelakaan. Saat itu, aku kecelakaan pukul 19.00 WIB dan keluargaku baru sampai lokasi kejadian pukul 21.00 WIB. Lalu, kenapa aku tidak pulang sendiri saja? Soalnya kalau pulang sendiri, kaki kananku sakit dan takut kalau di jalan tambah kenapa-kenapa, sedangkan lokasi rumahku dari tempat kejadian masih jauh.

Setelah dijemput sama keluargaku, aku langsung dibawa ke klinik buat periksa. Saat di klinik, aku belum tau gimana kondisi lukaku soalnya aku sangat takut dan masih trauma atas kejadian kecelakaan menabrak ayam dan tertimpa pelepah kelapa saat di jalan. Namun, dokter yang memeriksaku meyakinkan kalau saat diobatin tidak sakit dan bakalan baik-baik saja. Tapi siapa sangka kalau setelah diobatin aku malah tidak bisa jalan selama 2 hari, sehingga aku harus merepotkan banyak orang untuk membantu aku jalan dan melakukan aktivitas lainnya.

Dalam kejadian itu, aku juga banyak sekali bersyukurnya. Aku dikelilingi oleh banyak orang yang sangat baik. Mereka peduli dengan segala kondisiku pada saat itu. Ucap syukur juga tak lupa aku limpahkan karena saat kejadian tersebut masih diberikan nikmat selamat dan kondisiku juga tidak parah banget, padahal kalau dilihat dari kejadiannya sangat mengerikan. Entah amalan apa yang sudah orang tuaku lakukan ke orang lain, sampai di mana pun anaknya berada pasti menemukan banyak orang baik. Aku juga bersyukur banget karena Allah sudah memberi kesempatan buat beberapa kali untuk tetap hidup, MasyaAllah.

Hikmah dan pesan yang dapat diambil dari kejadian yang aku alamin yaitu, tetap berdoa dan menjadi orang baik di mana pun kalian berada karena dengan doa, Allah sangat melindungi hamba-Nya. Jangan menunda buat beribadah, karena hal itu sangat berpengaruh dalam hidup kalian. Selain itu, kalian juga harus tetap berhati-hati saat berkendara agar selalu selamat dunia dan akhirat. Jangan lupa ya, kalau perjalanan ke mana pun itu selalu kabarin orang rumah, karena mereka menunggu kepulangan kalian. Harapannya, semoga kalian tidak merasakan bagaimana sakit dan malunya kecelakaan gara-gara tertabrak kucing.