Perjalanan Masuk Universitas

IMG-20210902-WA0001

Hai sobat Mijil! Perkenalkan aku Peach09, seorang mahasiswa dari Universitas S. Aku akan menceritakan kepada kalian tentang bagaimana aku bisa masuk di Universitas S.
Dimulai dari waktu kelas 12 SMA. Saat itu pandemi COVID-19 sedang melanda Indonesia. Sekolah-sekolah tampak sepi karena tidak ada murid yang diperbolehkan masuk sekolah. Pembelajaran dilakukan online atau dalam jaringan (daring). Semua itu terasa kurang menyenangkan dan melelahkan. Tidak bisa bertemu dengan teman dan pergi keluar. Pada saat itu, sering ku berfikir bisakah aku lolos masuk Perguruan Tinggi Negeri tahun ini? Jangan sampai aku masuk Perguruan Tinggi Swasta karena biayanya yang sangat mahal, orang tuaku mungkin tidak bisa membayarnya. Tapi kalau mau gap year, apa yang harus aku katakan pada keluargaku.
Akhirnya tahun 2020 berakhir dan mulailah tahun 2021. Pada saat itu aku masih bingung jurusan apa yang akan aku ambil dan di universitas mana. Lalu guru lesku mengatakan padaku bahwa aku bisa memilih dari apa yang aku bisa dan aku sukai. Orang tuaku juga menyarankanku untuk masuk jurusan Pendidikan.

Di awal tahun, ada seleksi masuk perguruan tinggi melalui jalur nilai rapot. Karena aku tidak masuk dalam SNMPTN, maka aku mencoba mendaftar di Politeknik. Aku memilih di Politeknik A dengan jurusan Teknik Informatika. Pada bulan Maret ada pendaftaran D3 di Universitas S dan aku ikut mendaftar.

Tibalah saat pengumuman seleksi perguruan tinggi. Tapi mungkin karena belum rezeki, aku tidak lolos keduanya. Saat itu aku tidak terlalu sedih karena masih ada jalur lain untuk mendaftar, yaitu melalui jalur SBMPTN. Saat ujian itu aku di antar oleh Bapak dari rumah jam 5. Setelah sampai di tempat ujian, aku mendapat arahan tata cara ujian terlebih dahulu. Sebelum memulai ujian aku berdoa agar di beri kemudahan dalam mengerjakan soal. Karena mungkin belajarku kurang maksimal, aku tetap mengerjakan sebisaku dan pasrah saja saat mengerjakan soal ujian.
Pada bulan April tanggal 14 adalah pengumuman kelolosan SBMPTN. Karena mungkin bukan rezeki ku juga, aku tidak lolos SBMPTN. Aku merasa sedih karena aku merasa aku mengecewakan orang tuaku. Ibuku menyemangati aku bahwa tak apa melalui jalur mandiri. Masalah biaya itu tanggungan orang tua, jangan terlalu dipikirkan. Meskipun aku agak tidak rela, karena dorongan orang tua akhirnya aku mendaftar jalur mandiri. Aku mendaftar di 3 perguruan tinggi, salah satunya adalah Universitas S.

Setelah beberapa hari melakukan ujian online masuk universitas S. Aku mendaftar di Universitas I dengan jalur nilai rapot. Karena aku agak trauma dengan tidak lolos saat membuka pengumuman, aku hampir putus asa. Ibuku selalu bertanya, kapan mau daftar di Universitas Y atau di Universitas M. Karena kondisiku saat itu yang tidak baik, aku mulai kesal. Aku lelah dengan kegagalan dan ujian. Rasanya tidak ingin lagi ikut ujian, tidak ingin lagi melihat kata ‘tidak lolos’ di pengumuman. Setelah beberapa hari menenangkan diri, aku akhirnya mendaftar di Universitas Y tetapi baru membayar saja.

Hari pengumuman ujian mandiri Universitas S. Sebenarnya aku tidak tahu kalau pengumuman nya di buka pada dini hari. Aku pikir pengumuman nya akan dimulai pada sore atau malam hari. Aku baru tahu setelah temanku yang juga ikut ujian di Universitas S menanyakan hasil pengumuman. Aku langsung terkejut dan buru-buru membuka web pengumuman tanpa lupa berdoa terlebih dahulu. Saat akan membuka, jantung ku berdebar-debar karena takut mendapatkan kegagalan lagi. Perasaan ku sudah campur aduk, saat akan mengeklik tombol pengumuman. Setelah membuka aku tidak mendapati tulisan berwarna merah. Aku terkejut dan terheran-heran sekaligus bahagia. Aku sangat bersyukur dan orang tau sekaligus keluarga besarku turut bahagia.

Jadi itulah bagaimana aku bisa masuk ke Universitas S. Pesanku, setelah mendapat kegagalan tak apa untuk istirahat sejenak, tapi jangan lupa untuk bangkit kembali. Sampai jumpa di tulisanku selanjutnya kawan.