Pentingnya Belajar Sintaksis

Pentingnya Berlajar Sintaksis

oleh Septa Kurnia Sari

Sintaksis merupakan bidang kajian kebahasaan yang penting dan sudah seharusnya dikuasai oleh kita semua sebagai calon tenaga pendidik, terutama untuk mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia. Hal ini dikarenakan tentunya sebagai seorang pendidik harus memiliki kompetensi terkait segala ilmu kebahasaan, salah satunya adalah terkait frasa, klausa dan kalimat. Kemampuan serta pemahaman mahasiswa dalam bidang ilmu sintaksis, tentunya akan mempermudah mahasiswa dalam menyusun kata menjadi gabungan kata untuk membentuk frasa, klausa dan kalimat sehingga tersusun baik. Hal ini sesuai dengan yang dikatakan oleh Parera (2009:4) bahwa penguasaan akan dasar-dasar sintaksis sebuah bahasa akan menjadi titik awal dan titik tolak untuk meneliti fenomena bahasa yang khas dan menarik pada tataran sintaksis sebuah bahasa.

Namun hal ini berbanding terbalik dengan kenyataan yang ada, kemampuan mahasiswa sebagai calon pendidik di masa depan, terbilang kurang memadai. Seperti halnya mahasiswa yang masih mengalami kesulitan menyusun kalimat, padahal bagi setiap individu kegiatan menulis telah menjadi sebuah kebutuhan, seperti halnya sebagai penunjang kompetensi mahasiswa dalam penyusunan karya tulis ilmiah, maupun skripsi.

Stryker dan Tarigan (1989:21) mengatakan bahwa syntax in the studi of the patterns by which words are combined to make sentences. Artinya, sintaksis adalah telaah mengenai pola-pola yang diperlukan sebagai sarana untuk menghubung-hubungkan kata menjadi kalimat.

Seperti yang diuraikan di atas, pembelajaran sintaksis merupakan bagian dari pembelajaran bahasa yang objek kajiannya adalah frasa, klausa, dan kalimat. Frasa sendiri adalah hubungan kata-kata yang membentuk satuan gramatik yang tidak menyebabkan fungsi subjek dan predikat. Klausa dijelaskan sebagai satuan gramatik yang terdiri atas subjek, predikat baik disertai objek, pelengkap dan keterangan maupun tidak. Kalimat merupakan satuan gramatik yang di dalamnya terdapat jeda panjang yang disertai nada akhir, baik turun maupun naik. Jadi, frasa adalah objek kajian sintaksis terkecil dan kalimat adalah objek kajian sintaksis terbesar.

Morfologi dan sintaksis merupakan studi linguistik yang berkaitan, morfologi berkaitan dengan struktur kata, dan sintaksis berkaitan dengan struktur kalimat. Morfologi akan mengkaji kata, dan sintaksis akan mengkaji frase, kalusa dan kalimat. Morfem merupakan objek terkecil dari kajian morfologi dan kata objek terbesar, sedangkan frase merupakan objek terkecil dari kajian sintaksis dan kalimat objek terbesarnya. Maka dari itu morfologi dan sintaksis saling berkaitan, terdapat persamaan dalam pembentukannya, frase terdiri atas gabungan kata, yang mana kata tersebut juga merupakan objek kajian dari morfologi.

Wacana dan sintaksis merupakan studi linguistik yang berkaitan pula. Wacana mempunyai unsur yang berupa kalimat-kalimat. Kita ketahui bersama bahwasannya di dalam kalimat tentunya terdapat klausa atau frase yang merupakan gabungan dari sebuah kata. Jadi, wacana merupakan satuan bahasa yang tertinggi kedudukannya. Frase, klausa dan kalimat termasuk ke dalam kajian sintaksis, oleh karena itu wacana dan sintaksis sangat berhubungan erat.

Berdasarkan sebuah penelitian Nila Sari (2002) Analisis Kesalahan Sintaksis Bahasa Indonesia Siswa Sekolah Dasar Kabupaten Karo Dalam Mengaran**g , mahasiswa kerap kali terkendala dan melakukan kesalahan, seperti pada penggunaan kata depan (27,99%), penggunaan kata tugas dan kata sambung (23,46%), kesalahan struktur frasa, klausa dan kalimat ( 19,41%), penggunaan kata keterangan dan kata partikel (21.02%), serta penggunaan urutan kata bilangan ( 8,69%).

Berdasarkan penelitian tersebut, kita ketahui bersama bahwa ternyata belajar sintaksis itu penting teman-teman, tanpa mempelajari sintaksis kita tidak memiliki kemampuan pemahaman yang memadai terkait kajian sintaksis. Tanpa mempelajari sintaksis kita sebagai mahasiswa sulit menyusun kata menjadi gabungan kata untuk membentuk frasa, klausa dan kalimat yang tersusun sistematis. Pembelajaran sintaksis sangatlah berguna untuk menunjang kompetensi kita dalam menulis.

Setelah mempejari sintaksis, jangan sampai lupa untuk mengulang-ulang materi yang telah disampaikan serta mencari sumber referensi lain dari materi yang telah disampaikan oleh pendidik, sehingga berbuah pemahaman yang utuh serta memperkuat pemahaman yang sebelumnya. Tak lupa pula diiringi do’a, agar segala ilmu dapat terserap dengan baik.

Daftar Pustaka

Altiria, S. (2013). Kajian Tentang Hubungan Morfologi dengan Sintaksis dan Semantik.Academia.edu.
Awalludin, Subadiyono & Nurhayati. (2019). Pengembangan Buku Teks Sintaksis Program Studi Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Baturaja. Logat, 2(6), 93-100.
Dewi, W. (2018). Sintaksis Bahasa Indonesia. Klaten : PT Intan Pariwara.
Nugraha, D., N., S., & Reyta, F. (2019). Modalitas Ganda Dalam Bahasa Inggris Dan Padanannya dalam Bahasa Indonesia : Kajian Sintaksis Dan Semantik. Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora Dan Seni. 1(3), 138-147.

2 Likes