Pengumuman SBMPTN

Senin, 14 Juni 2021 adalah hari yang sangat menegangkan sekaligus ditunggu-tunggu oleh banyak calon mahasiswa Indonesia termasuk aku. Hari itu merupakan hari pengumuman hasil Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN). Hasil pengumuman dapat dilihat pada pukul 15.00 WIB. Sekitar pukul 10.00 aku mengobrol dengan sahabatku melalui telepon. Kami mengobrol hingga pukul 3 sore, sesaat sebelum kami membuka hasil pengumuman SBMPTN. Pada saat itu obrolan kami sangat seru. Kami bercerita hingga tertawa terbahak-bahak seakan-akan tidak memiliki beban padahal kami sama-sama sedang menutupi ketakutan. Aku dan sahabatku sudah berjanji untuk makan nasi goreng bersama jika kami diterima di universitas di kota yang sama. Sebenarnya dari awal aku sudah pesimis. Aku selalu berpikir bahwa aku tidak akan lolos pada seleksi kali ini karena aku merasa sulit dengan soal-soal yang aku kerjakan bahkan ada satu sub test yang tidak aku isi hampir setengah karena kehabisan waktu. Akan tetapi, harapan untuk bisa lolos tetap ada setidaknya di pilihan kedua yaitu di kota yang sama dengan sahabatku karena aku sangat yakin tidak akan diterima di pilihan pertama.

Beberapa menit sebelum hasil pengumuman keluar, aku dan sahabatku mengakhiri panggilan telepon. Aku segera membuka laptop dan bersiap di depan halaman pengumuman. Aku juga sudah menyiapkan handphone untuk merekam reaksiku pada saat membuka hasil pengumuman namun karena aku takut tidak lolos akupun mengambil kembali handphoneku dan tidak jadi merekam video. Aku mulai memasukkan nomor pendaftaran dan tanggal lahir untuk bisa mengakses pengumuman tapi tiba-tiba muncul kalimat pada layar yang mengatakan bahwa nomor pendaftaranku tidak ditemukan. Aku panik dan berpikir bahwa sepertinya aku didiskualifikasi karena pada saat mengerjakan soal Ujian Tulis Berbasis Komoputer (UTBK) aku sempat melakukan kontak mata dengan pengawas serta melepas sarung tangan sehingga aku takut bahwa pengawas mengira aku sedang berbuat curang. Aku kembali ke halaman depan pengumuman dan mencoba memasukkan kembali nomor pendaftaran dan tanggal lahir bahkan aku juga mencoba menggunakan handphone namun tetap muncul kalimat yang sama sampai aku mengulang berkali kali. Pada saat itu aku mulai menangis. Adikku yang sedang menunggu di luar kamar langsung masuk ke kamarku dan bertanya apa yang terjadi. Aku yang sudah pasrah menjelaskan pada adikku bahwa hasil pengumumanku tidak keluar. Adikku kemudian berinisiatif untuk mencoba memasukkan nomor pendaftaran dan tanggal lahirku dan ajaib hasil itu muncul. Aku melihat kata selamat dan aku langsung berteriak lalu menangis. Orang tuaku yang sedang mengobrol berlari menuju kamarku dan langsung memelukku. Aku tidak bisa menahan air mata. Aku tidak menyangka bahwa aku bisa lolos di pilihan pertama. Tuhan memang sangat baik kepadaku.

Orang tua dan adikku sangat bahagia. Mereka memelukku dan mengucapkan selamat kepadaku. Aku benar-benar merasa lega namun kemudian aku teringat dengan sahabatku. Aku tidak berani menghubunginya terlebih dahulu karena aku takut hasilnya tidak sesuai dengan harapan dia dan ternyata benar. Sekitar satu jam setelah pengumuman, sahabatku menghubungiku dan memberi kabar bahwa dia tidak lolos pada seleksi kali ini. Aku merasa sangat sedih. Aku tahu bagaimana perjuangan dia untuk meraih universitas impian dia sejak kecil. Aku hanya bisa memberi semangat untuknnya.

Apakah ceritanya akan berakhir seperti ini? Tentu tidak. Beberapa minggu kemudian dia diterima di dua universitas ternama di Indonesia dan akhirnya dia memilih salah satu dari 3 universitas terbaik di Indonesia. Sebenarnya aku berharap dia bisa masuk di universitas yang sama denganku namun itu bukan masalah besar. Jogja dan Solo dekat bukan?

1 Like