Akhmad Rivaldy
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Program Studi PGSD
Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa Yogyakarta
ak h ma driv ald y 790 @ g mail.com
Abstrak
Pendidikan karakter merupakan bagian integral dari proses pendidikan yang bertujuan membentuk pribadi peserta didik agar berakhlak mulia, disiplin, bertanggung jawab, dan berperilaku sesuai dengan nilai-nilai moral yang berlaku di masyarakat. Pada jenjang sekolah dasar, pendidikan karakter memiliki peranan yang sangat strategis karena masa ini merupakan fase awal pembentukan kepribadian dan moral anak. Namun, dalam praktiknya, masih banyak sekolah yang menghadapi tantangan dalam menanamkan nilai-nilai karakter secara efektif. Fenomena seperti menurunnya kedisiplinan, rendahnya rasa hormat terhadap guru, serta meningkatnya perilaku individualistik menunjukkan perlunya pendekatan yang lebih sistematis dan aplikatif dalam pendidikan karakter.
Salah satu pendekatan yang dapat digunakan adalah strategi modifikasi perilaku (behavior modification strategy) yang berakar pada teori behavioristik. Strategi ini menekankan perubahan perilaku melalui sistem penguatan positif, penguatan negatif, serta pemberian konsekuensi yang mendidik agar peserta didik mampu membedakan perilaku yang baik dan kurang baik. Melalui pendekatan ini, guru dapat secara bertahap membentuk perilaku positif siswa melalui pembiasaan dan keteladanan, sehingga nilai-nilai karakter seperti disiplin, tanggung jawab, jujur, dan peduli dapat terinternalisasi secara konsisten.
Selain itu, modifikasi perilaku tidak hanya berfungsi sebagai alat kontrol, tetapi juga sebagai sarana motivasi bagi siswa untuk mengembangkan potensi dirinya dalam konteks sosial dan emosional. Dengan dukungan lingkungan sekolah yang kondusif serta keterlibatan aktif orang tua, strategi ini dapat menjadi instrumen efektif untuk memperkuat implementasi pendidikan karakter di sekolah dasar. Secara keseluruhan, penerapan strategi modifikasi perilaku diharapkan mampu membentuk budaya sekolah yang positif, menumbuhkan kesadaran moral, serta menciptakan generasi muda yang berkarakter kuat dan siap menghadapi tantangan kehidupan di masa depan.
Kata Kunci: Pendidikan karakter, sekolah dasar, modifikasi perilaku, penguatan positif, pembiasaan, perilaku siswa, strategi pendidikan.
Abstract
Character education is an integral part of the educational process aimed at shaping students to become individuals of noble character, discipline, responsibility, and moral integrity. At the elementary school level, character education plays a strategic role, as this stage is the foundation for developing personality and moral values. However, in practice, many schools still face challenges in effectively instilling character values. Phenomena such as declining discipline, lack of respect toward teachers, and the rise of individualistic behavior indicate the need for a more systematic and applicable approach to character education.
One approach that can be utilized is the behavior modification strategy, which is rooted in behaviorist theory. This strategy emphasizes behavioral change through systems of positive reinforcement, negative reinforcement, and educative consequences, enabling students to distinguish between appropriate and inappropriate behavior. Through this approach, teachers can gradually shape positive student behavior through habituation and exemplary modeling so that core values such as discipline, responsibility, honesty, and empathy become consistently internalized.
Furthermore, behavior modification serves not only as a tool for behavioral control but also as a motivational framework for students to develop their social and emotional potential. With the support of a conducive school environment and active parental involvement, this strategy can effectively strengthen the implementation of character education in elementary schools. Overall, the application of behavior modification strategies is expected to create a positive school culture, foster moral awareness, and nurture a young generation with strong character who are prepared to face future challenges.
Keywords: Character education, elementary school, behavior modification, positive reinforcement, habituation, student behavior, educational strategy.
PENDAHULUAN
Pendidikan karakter merupakan salah satu pilar utama dalam membentuk generasi yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga memiliki integritas moral dan etika yang kuat. Di tengah kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang begitu pesat, tantangan moral dan sosial yang dihadapi peserta didik semakin kompleks. Fenomena seperti menurunnya kedisiplinan, kurangnya rasa hormat terhadap guru dan teman sebaya, serta meningkatnya perilaku individualistik menunjukkan bahwa pendidikan karakter perlu diperkuat sejak usia dini, khususnya di jenjang sekolah dasar.
Sekolah dasar memiliki posisi strategis dalam proses pembentukan karakter anak karena pada tahap ini peserta didik sedang berada pada masa perkembangan moral awal. Nilai-nilai dasar seperti kejujuran, tanggung jawab, disiplin, dan kepedulian sosial mulai terbentuk melalui pengalaman belajar dan interaksi sehari-hari di sekolah. Oleh karena itu, sekolah tidak hanya berfungsi sebagai tempat transfer pengetahuan, tetapi juga sebagai lingkungan pembentukan perilaku dan kepribadian yang positif.
Namun, dalam implementasinya, pendidikan karakter di sekolah dasar sering kali menghadapi berbagai kendala. Kurangnya konsistensi guru dalam memberikan teladan, lemahnya sistem penghargaan dan konsekuensi, serta kurangnya keterlibatan orang tua menjadi faktor yang menghambat keberhasilan program pendidikan karakter. Banyak program yang masih bersifat seremonial dan belum menyentuh aspek perubahan perilaku nyata pada diri siswa. Untuk itu, diperlukan strategi yang lebih terarah, sistematis, dan berorientasi pada perubahan perilaku yang dapat diukur.
Salah satu pendekatan yang dapat diterapkan adalah strategi modifikasi perilaku (behavior modification strategy). Pendekatan ini berakar pada teori behavioristik yang menekankan pentingnya hubungan antara stimulus dan respons dalam pembentukan perilaku. Melalui penerapan prinsip-prinsip penguatan positif (positive reinforcement), penguatan negatif (negative reinforcement), serta pemberian konsekuensi yang mendidik (educative punishment), guru dapat membantu siswa mengenali, memahami, dan membiasakan perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai karakter yang diharapkan.
Strategi modifikasi perilaku memungkinkan guru untuk secara bertahap membentuk pola perilaku positif melalui pembiasaan dan keteladanan. Misalnya, memberikan penghargaan kepada siswa yang menunjukkan sikap disiplin, tanggung jawab, atau kejujuran akan memperkuat perilaku tersebut dan mendorong siswa lain untuk menirunya. Selain itu, strategi ini juga membantu menciptakan lingkungan belajar yang kondusif dan menyenangkan, di mana siswa termotivasi untuk berperilaku baik bukan karena takut akan hukuman, melainkan karena memahami nilai dari perilaku positif itu sendiri.
Dengan dukungan seluruh komponen sekolah — guru, kepala sekolah, orang tua, dan masyarakat — strategi modifikasi perilaku dapat menjadi instrumen yang efektif dalam memperkuat pendidikan karakter di sekolah dasar. Implementasi yang konsisten dan berkelanjutan diharapkan tidak hanya menghasilkan siswa yang berprestasi akademik, tetapi juga berkepribadian kuat, berempati tinggi, dan siap menghadapi tantangan kehidupan di masa depan.
PEMBAHASAN
Pendidikan karakter di sekolah dasar tidak hanya berfungsi menanamkan nilai-nilai moral, tetapi juga membentuk kebiasaan berpikir dan bertindak yang sesuai dengan norma sosial. Dalam konteks ini, strategi modifikasi perilaku menjadi salah satu pendekatan yang paling aplikatif karena berorientasi langsung pada perubahan perilaku nyata siswa. Strategi ini berpijak pada teori behavioristik yang menekankan hubungan sebab-akibat antara stimulus dan respons. Dengan memberikan penguatan positif atau konsekuensi yang mendidik, guru dapat membantu siswa membedakan perilaku yang diharapkan dan perilaku yang tidak sesuai dengan nilai-nilai karakter.
- Modifikasi Perilaku sebagai Instrumen Pendidikan Karakter
Pendekatan modifikasi perilaku menekankan bahwa perubahan karakter tidak terjadi hanya karena penyampaian nilai, melainkan karena pembiasaan yang diulang dan disadari. Menurut Skinner (1953), perilaku manusia dapat dibentuk melalui pemberian konsekuensi yang tepat, baik berupa penghargaan (reinforcement) maupun hukuman yang bersifat mendidik. Prinsip inilah yang banyak diterapkan dalam konteks pendidikan dasar untuk membentuk perilaku positif anak sejak dini.
Penelitian oleh Hidayat & Puspitasari (2020) menunjukkan bahwa penggunaan sistem poin dan penghargaan di SD Negeri di Sleman mampu menumbuhkan disiplin serta tanggung jawab siswa. Ketika guru memberikan apresiasi atas perilaku positif seperti datang tepat waktu atau jujur dalam mengerjakan tugas, siswa merasa dihargai dan termotivasi untuk mengulangi perilaku tersebut. Temuan serupa juga dikemukakan oleh Sulastri (2019) yang menemukan bahwa penguatan positif tidak hanya meningkatkan perilaku sosial anak, tetapi juga membangun kepercayaan diri mereka dalam berinteraksi di kelas. - Peran Guru sebagai Teladan dan Fasilitator Perubahan
Dalam penerapan strategi ini, guru tidak hanya berperan sebagai pengatur perilaku, tetapi juga sebagai teladan yang memberikan contoh nyata. Rahmawati (2021) menegaskan bahwa efektivitas pendidikan karakter sangat bergantung pada sikap dan konsistensi guru. Ketika guru menunjukkan ketegasan namun tetap empatik, siswa belajar untuk menghormati aturan sekaligus merasa dihargai sebagai individu. Hal ini sejalan dengan teori social learning dari Bandura (1977) yang menyatakan bahwa anak belajar melalui pengamatan dan peniruan terhadap perilaku orang yang dianggap signifikan. - Dukungan Lingkungan Sekolah dan Kolaborasi Orang Tua
Strategi modifikasi perilaku tidak dapat berjalan optimal tanpa dukungan lingkungan sekolah yang positif dan partisipatif. Sekolah perlu membangun budaya apresiasi terhadap perilaku baik melalui kebijakan internal, misalnya dengan papan penghargaan, sistem poin karakter, atau kegiatan refleksi mingguan. Lestari & Mulyono (2022) menemukan bahwa sekolah yang memiliki budaya apresiasi karakter menunjukkan peningkatan signifikan dalam perilaku disiplin dan tanggung jawab siswa. Dukungan keluarga juga menjadi faktor yang tidak kalah penting. Wibowo (2020) menemukan bahwa keterlibatan orang tua dalam memperkuat penerapan penguatan positif di rumah mampu meningkatkan konsistensi perilaku anak hingga 70%. - Dampak Strategi Modifikasi Perilaku terhadap Pembentukan Nilai Karakter
Penerapan strategi modifikasi perilaku terbukti memberikan dampak positif terhadap pembentukan karakter anak, baik dalam aspek moral, sosial, maupun emosional. Rini dan Setiawan (2018) menunjukkan bahwa penggunaan sistem token economy mampu menekan perilaku negatif seperti ketidaktertiban dan keterlambatan siswa. Selain aspek disiplin dan tanggung jawab, strategi ini juga berpengaruh terhadap perkembangan sosial-emosional anak. Utami (2021) menemukan bahwa pembiasaan perilaku positif yang dilakukan melalui penguatan positif dapat meningkatkan empati, kemampuan mengontrol emosi, dan kecerdasan sosial anak sekolah dasar. - Tantangan Implementasi dan Upaya Optimalisasi
Namun, pelaksanaannya tidak lepas dari tantangan. Sari (2022) mencatat bahwa guru sering kali kurang konsisten dalam menerapkan sistem penghargaan dan hukuman. Untuk mengatasi hal tersebut, sekolah perlu memberikan pelatihan bagi guru agar memahami prinsip dasar teori behavioristik serta mampu menyusun sistem penguatan yang proporsional dan berkelanjutan.
Guru juga dapat berkolaborasi untuk menyusun pedoman perilaku positif yang disepakati bersama, seperti kode etik siswa atau charter class agreement. Langkah ini membantu menciptakan rasa memiliki terhadap nilai-nilai yang ditanamkan, sekaligus memperkuat rasa tanggung jawab bersama dalam membangun budaya positif di sekolah.
Selain itu, keterlibatan kepala sekolah dalam memberikan dukungan kebijakan juga sangat penting. Kepala sekolah perlu memastikan bahwa strategi modifikasi perilaku tidak hanya menjadi proyek jangka pendek, tetapi menjadi bagian dari visi dan budaya sekolah. Misalnya dengan mengintegrasikan nilai-nilai karakter ke dalam kegiatan pembelajaran, kegiatan ekstrakurikuler, maupun interaksi sehari-hari antar warga sekolah.
KESIMPULAN
Strategi modifikasi perilaku memiliki potensi besar dalam memperkuat pendidikan karakter di sekolah dasar. Pendekatan ini bukan hanya sekadar metode pengendalian perilaku, melainkan sebuah proses pembiasaan yang mendalam agar siswa memahami nilai dari setiap tindakan positif. Dengan penerapan yang konsisten, dukungan lingkungan sekolah, dan keterlibatan aktif orang tua, strategi ini mampu membentuk budaya sekolah yang positif, menumbuhkan kesadaran moral, serta melahirkan generasi muda yang berkarakter kuat dan siap menghadapi tantangan kehidupan modern.
DAFTAR PUSTAKA
Bandura, A. (1977). Social Learning Theory. Englewood Cliffs, NJ: Prentice Hall.
Hidayat, A., & Puspitasari, D. (2020). Penerapan strategi modifikasi perilaku untuk meningkatkan disiplin dan tanggung jawab siswa sekolah dasar. Jurnal Pendidikan Dasar Indonesia, 5(2), 115–126.
Lestari, R., & Mulyono, S. (2022). Pengaruh budaya sekolah terhadap pembentukan karakter siswa melalui pendekatan penguatan positif. Jurnal Ilmu Pendidikan Karakter, 4(1), 45–59.
Rahmawati, N. (2021). Peran guru sebagai teladan dalam pembentukan karakter peserta didik sekolah dasar. Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Dasar, 8(3), 211–222.
Rini, M., & Setiawan, D. (2018). Penggunaan sistem token economy untuk meningkatkan kedisiplinan siswa sekolah dasar. Jurnal Psikologi Pendidikan, 6(1), 32–43.
Sari, F. N. (2022). Tantangan guru dalam penerapan strategi modifikasi perilaku di sekolah dasar. Jurnal Evaluasi Pendidikan, 10(2), 103–115.
Skinner, B. F. (1953). Science and Human Behavior. New York: Macmillan.
Sulastri, D. (2019). Penerapan penguatan positif dalam pembelajaran tematik untuk meningkatkan karakter siswa sekolah dasar. Jurnal Inovasi Pendidikan Dasar, 3(4), 156–168.
Utami, R. (2021). Pengaruh strategi modifikasi perilaku terhadap perkembangan empati dan regulasi diri siswa sekolah dasar. Jurnal Psikologi Pendidikan Anak, 2(2), 77–88.
Wibowo, A. (2020). Kolaborasi sekolah dan keluarga dalam memperkuat pendidikan karakter anak usia sekolah dasar. Jurnal Pendidikan Karakter, 10(1), 23–35.