Saya akan membagikan sedikit pengalaman saya menjadi petugas pemilu tahun ini untuk pertama kali, yang dilaksanakan beberapa bulan lalu.Pemilu 2024 adalah momen yang sangat dinantikan oleh seluruh warga Indonesia, termasuk saya yang untuk pertama kalinya menjadi bagian dari penyelenggara, lebih tepatnya sebagai anggota Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS). Pada awalnya, saya gak pernah membayangkan akan ikut serta dalam kegiatan ini. Rasanya pemilu hanyalah sebuah pemilihan yang diadakan lima tahunan sekali. Tapi, tahun ini berbeda.Saya berkesempatan untuk bergabung sebagai KPPS pertama kali dalam hidup saya.
Pengalaman saya sebagai anggota KPPS dimulai dengan persiapan yang lama. Sebulan sebelum hari H, semua anggota KPPS di kelurahan saya sudah diundang untuk mengikuti bimbingan teknis di salah satu SMK di daerah saya. Di sinilah saya mulai paham mekanisme tugas besok pada hari pemilihan umum. Ada banyak hal yang harus dipahami: mulai dari tata cara memeriksa surat suara, memastikan kelengkapan dokumen, sampai bagaimana menangani berbagai kemungkinan masalah di hari pemungutan suara. Misalnya, apa yang harus dilakukan jika ada pemilih yang datang tanpa membawa e-KTP, atau bagaimana jika surat suara rusak.
Bimbingan teknis ini berlangsung selama beberapa hari, dan meskipun kadang terasa lama karena banyak sekali aturan yang harus dipelajari, saya merasa bahwa ini adalah bagian penting agar kami bisa menjalankan tugas dengan baik. Bahkan, saya dan teman teman diajarkan cara bersikap netral, serta disumpah untuk tetap netral selama proses pemungutan suara, dan tentunya memastikan keamanan dan ketertiban TPS.
Akhirnya, tiba juga hari pemungutan suara. Saya bangun awal pukul 05.00 Salat subuh dan persiapan mandi dan sarapan, karena sebagai petugas, saya harus tiba di TPS sebelum pukul 07.00 untuk menyiapkan segala hal. Meja-meja sudah ditata, bilik suara dan kotak suara disusun dengan rapi, serta daftar pemilih sudah siap di meja. Ini adalah pengalaman pertama saya dalam menjadi petugs KPPS, dan tugas saya dan teman teman lain adalah memastikan proses ini berjalan lancar.
Pukul 07.00 TPS resmi dibuka. Warga mulai datang.Tugas saya adalah menyiapkan memberikan kertas suara yang akan dipilih saat di tempat pencoblosan. Proses ini terkesan sederhana, namun pada aslinya tidak selalu lancar.
Namun, hari itu sedikit ada masalah. Pada siang hari, warga datang lebih awal dari perhitungan jam yang sudah dibagikan, Untungnya, kami berhasil memikirkan cara agar tertib dan antri dengan rapi agar proses pemungutan suara bisa dilanjutkan. Rasanya lega semua sesuai rencana.
Saat pukul satu siang, TPS ditutup dan kita mulai menghitung suara. Setiap suara harus dihitung dengan teliti, satu per satu, di depan para saksi. Salah dikit saja bisa menimbulkan masalah. Kami semua harus sangat fokus, bahkan suasana TPS yang tadinya ramai orang orang menjadi diam saat kotak suara dibacakan oleh teman saya. Saya merasakan ketegangan yang berbeda di setiap suara yang disebutkan.Meski capek setelah bekerja seharian, kami semua harus tetap tetap semangat dalam menyelesaikan perhitungan suara hingga selesai.
Akhirnya, setelah semua suara dihitung dan dilaporkan, kami bisa beristirahat sebentar. Sebagai anggota KPPS pertama kali, saya belajar banyak tentang betapa pentingnya peran kami dalam menjaga kelancaran pemilu. Meskipun mungkin tidak begitu baik, saya merasa banyak belajar dari proses ini. Pengalaman ini bukan hanya menambah ilmu saya tentang kerja sama dalam tim, tetapi juga memberi saya pandangan tentang bekerja dalam bawah tekanan.
Bagi saya, menjadi KPPS bukan sekedar tugas biasa, tapi tanggung jawab besar yang menuntut tidak berpihak dengan siapapun dan ketelitian. Pengalaman ini mengajarkan saya bahwa pemilu adalah momen penting dalam perjalanan negara. Setiap suara yang masuk membawa impian untuk masa depan yang lebih baik, dan kami, sebagai panitia, punya tanggung jawab besar dalam menjaga agar impian itu bisa terwujud dengan adil.
Sekian cerita pengalaman saya menjadi anggota KPPS 2024, kurang dan lebihnya dalam cerita saya ini, saya mohon maaf.