Menyelami Lautan Konjungsi

Bahasa Indonesia merupakan kebanggaan yang menjadi identitas bangsa kita. Lalu apa fungsi bahasa itu? Nah, fungsi bahasa Indonesia yang paling utama ialah sebagai alat komunikasi dalam menyampaikan maksud serta tujuan. Sejalan dengan pendapat Abdul Chaer dan Agustina (1995) yang menyatakan bahwa dengan bahasa manusia dapat saling menyampaikan informasi yang dapat saling menyampaikan informasi yang dapat berupa pikiran, gagasan, dan emosi secara langsung. Penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar merupakan suatu tuntutan dalam berbahasa yang harus sesuai dengan kaidah atau tata kebahasaan. Salah satu aspek dalam tata kebahasaan bahasa Indonesia yaitu konjungsi. Ragam bahasa lisan dan tulisan dapat dikaji melalui kajian sintaksis, terutama dalam penggunaan konjungsi.
Pengertian konjungsi menurut Alwi dkk (2003) adalah kata tugas yang menghubungkan dua satuan bahasa yang sederajat: kata dengan kata, frasa dengan frasa, atau klausa dengan klausa. Sedangkan menurut Kridalaksana (1986) konjungsi adalah kategori yang berfungsi meluaskan satuan yang lain dalam konstruksi hipotaktis dan selalu menghubungkan bagian ujaran yang setataran baik ujaran yang setataran maupun yang tidak setataran. Jadi pengertian konjungsi ialah kata yang bertugas untuk menghubungkan suatu dua satuan bahasa baik yang sederajat maupun yang tidak sederajat sebagai penghubung kata dengan kata, frasa dengan frasa atau klausa dengan klausa.
Setelah mengetahui pengertian dari konjungsi, lalu bagaimanakah fungsi dan sifat dari konjungsi? Konjungsi dilihat dari perilaku sintaksisnya dalam kalimatnya dibagi menjadi 4 bagian, yakni konjungsi koordinatif, konjungsi korelatif, konjungsi koordinatif dan konjungsi antar kalimat. Lalu apakah kalian sudah mengetahui penjelasan dari keempat konjungsi tersebut? Baik mari kita pelajari konjungsi bersama-sama di bawah ini.
Konjungsi koordinatif merupakan konjungsi yang menghubungkan dua unsur atau lebih yang sama pentingnya. Untuk konjungsi koordinatif ini dibagi menjadi beberapa sifat/fungsi yakni : (1) penanda hubungan penambahan, contohnya dan; (2) penanda hubungan pendampingan, contohnya serta; (3) penandahubungan pemilihan, contohnya atau; (3) penandahubungan perlawanan, contohnya melainkan dan tetapi; (4) penandahubungan pertentangan, contohnya padahal dan sedangkan.
Konjungsi subordinatif adalah konjungsi yang menghubungkan dua klausa atau lebih dan klausa itu tidak memiliki status sintaktis yang sama (Alwi dkk, 2017). Dalam konjungsi subordinatif dibagi menjadi 13 kelompok, yakni : (1) konjungsi subordinatif waktu contohnya sejak, ketika, hingga, dst; (2) konjungsi subordinatif syarat misalnya jika, apabila, dst; (3) konjungsi subordinatif pengandaian contohnya andaikan, seumpama, dst; (4) konjungsi subordinatif tujuan misalnya di agar, supaya, dst; (5) konjungsi subordinatif konsesif contohnya biarpun, sekalipun, dst; (6) konjungsi subordinatif sebab misalnya karena, sebab, dst; (7) konjungsi subordinatif pembandingan contohnya dari pada, seperti, sebagai, dst; (8) konjungsi subordinatif hasil misalnya maka dan sehingga; (9) konjungsi subordinatif alat yaitu dengan dan tanpa; (10) konjungsi subordinatif cara contohnya seperti oada konjungsi subordinat alat; (11) konjungsi subordinatif komolementasi, misalnya bahwa; (12) konjungsi subordinatif atribut contohnya yang; (13) konjungsi subordinatif perbandingan misalnya “… sama … dengan…” dan “… lebih … dari …”.
Konjungsi korelatif adalah sepasang konjungsi intrakalimat yang menghubungkan dua kata, frasa, atau klausa yang saling terpisah satu sama lain. Ada beberapa contoh dari konjungsi intrakalimat yakni “bukan hanya …, melainkan juga …” dan “tidak hanya … tetapi juga …”. Selanjutnya jenis konjungsi yang terakhir yaitu konjungsi antarkalimat, yakni konjungsi yang menghubungkan kalimat satu dengan kalimat yang lainnya. konjungsi antarkalimat selalu terletak di awal kalimat baru yang huruf pertamanya ditulis dengan huruf kapital kemudian di belakang konjungsi tersebut diikuti tanda koma. Contoh dari konjungsi antarkalimat yakni meskipun demikian, berikutnya, selain itu, namun, disamping itu, oleh karena itu, dst.
Ketidaktepatan penggunaan kata hubung atau konjungsi dalam berbahasa akan mempengaruhi makna bahkan dapat mengubah makna dalam suatu kalimat. Penggunaan konjungsi yang sesuai dengan kaidah melahirkan bahasa yang komunikatif sehingga gagasan penulis atau pembicara dapat dengan mudah dipahami oleh pembaca atau pendengar. Oleh karena itu sangat diperlukan pemahaman yang mendalam mengenai konjungsi dalam berbahasa Indonesia.

Referensi
Alwi, H., & dkk. (2003). Tata Bahasa Baku Indonesia Edisi Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka.
Alwi, H., & dkk. (2017). Tata Bahasa Baku Indonesia Edisi Keempat. Jakarta: Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.
Chaer, A., & Agustina. (1995). Sosiolinguistik Perkenalan Awal. Jakarta: Rineka Cipta.
Kridalaksana, H. (1986). Kelas Kata dalam Bahasa Indonesia. Jakarta: Gramedia.