Menurunnya Minat Baca dan Belajar Siswa Di Masa Pandemi

gambar artikel
Sumber : edukasi.kompas.com

Minat adalah suatu keadaan di mana seseorang memiliki keinginan untuk mengetahui serta mempelajari ataupun membuktikan lebih lanjut disertai dengan perhatian lebih. Hal tersebut muncul karena adanya perhatian yang mendalam terhadap suatu obyek didukung dengan keinginan untuk mempelajarai, mengetahui mengenai suatu obyek tersebut.

Sehubungan dengan pengertian di atas, S. Nasution (1987:66) menyatakan bahwa minat adalah pernyataan psikis yang menunjukkan adanya pemusatan pikiran, perasaan, dan kemauan terhadap suatu obyek, karena obyek tersebut menarik perhatian. Jadi, dapat dikatakan bahwa seseorang mempunyai minat terhadap suatu obyek dikarenakan ada dorongan atau rangsangan yang bersalah dari minat tersebut.

Nah, dari dua pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa minat belajar merupakan suatu ketertarikan terhadap suatu obyek (pelajaran) yang kemudian hal tersebut mendorong suatu individu untuk mempelajari dan menekuni suatu pelajaran tersebut. Begitu juga dengan minat baca yang berarti adanya ketertarikan individu untuk membaca.

Perlu kita ketahui, di zaman sekarang ini minat belajar dan membaca siswa sudah mulai berkurang. Adanya pandemi Covid-19 semakin mendukung menurunnya minat belajar pada siswa. Hal tersebut terjadi karena beberapa faktor,antara lain sebagai berikut :

  • Sistem pembelajaran secara PJJ yang hanya dalam waktu terbatas dan tidak adanya pengawasan langsung dari guru membuat siswa kurang serius dalam belajar.
  • Kedua, adanya konten- konten hiburan yang ditawarkan dari suatu aplikasi internet (seperti youtube, tiktok, instagram, dan sebagainya) yang menawarkan beberapa hiburan membuat siswa lebih senang bermain gawai daripada belajar dan membaca.
  • Ketiga, kurangnya pengawasan dan kesadaran orang tua akan pentingnya belajar dan membaca.
  • Keempat, mudahnya memperoleh informasi yang instan juga mengakibatkan siswa menjadi malas untuk membaca.

Kesadaran masyarakat di Indonesia dalam membaca masih tergolong sangat rendah. Merujuk pada indeks nasional, minat membaca masyarakat Indonesia hanya 0,01 persen. Selain itu, hasil dari survei United Nations Educational Scientific and Cultural Organization (UNESCO) tahun 2011 menyatakan bahwa indeks membaca masyarakat di Indonesia hanya 0,001 persen. Artinya, dari 1000 orang hanya ada satu yang masih berminat membaca buku secara continue.

Hal tersebut membuat negara Indonesia menempati urutan ketiga dari bawah di kawasan ASEAN. Sungguh sangat memprihatinkan bukan, padahal belajar dan membaca adalah suatu hal yang penting untuk masa depan siswa, masih banyak yang acuh akan pentingnya dari belajar dan membaca. Bila kita lihat banyak sekali manfaat yang kita peroleh dari kegiatan belajar dan membaca.

Dari kegiatan belajar dan membaca kita dapat mendapatkan manfaat seperti, menambah pengetahuan dan pemahaman umum, meningkatkan kemampuan dalam mengolah suatu informasi dengan baik, melatih kemampuan berpikir, dapat melatih fokus dan konsentrasi belajar, dapat menambah kosakata, mempertajam daya ingat, serta dari dua kegiatan tersebut juga dapat menghilangkan stress.

Ada beberapa upaya yang dapat dilakukan, yaitu di antaranya; menumbuhkan kesadaran kepada orang tua akan pentingnya belajar dan membaca, pembelajaran daring interaktif dan non-interaktif, pendidikan kecakapan hidup yang lebih aplikatif dengan kondisi saat ini, orang tua dapat menciptakan suasana yang kondusif agar menimbulkan kenyamanan anak untuk belajar, selain itu perpustakaan di sekolah sebaiknya menambahkan buku-buku yang lebih banyak dan tentunya lebih bervariasi agar siswa tertarik untuk membaca buku di perpustakaan.

Namun, upaya dari pemerintah juga diperlukan yaitu dengan menambahkan ketersediaan buku di perpustakaan daerah, mempromosikan gerakan gemar membaca, mengadakan bazar buku yang harganya relatif murah, dan menerapkan wajib jam belajar. Dengan upaya tersebut, diharapkan akan kesadaran belajar dan membaca semakin tinggi, sehingga tujuan dari mencerdaskan generasi yang akan datang dapat terwujud.

Dari uraian diatas, dapat kita simpulkan bahwa menurunnya minat baca dan belajar siswa di masa pandemik disebabkan karena beberapa faktor seperti, sistem pembelajaran secara PJJ, adanya konten-konten hiburan yang ditawarkan beberapa media sosial, kurangnya pengawasan dan kesadaran orang tua, dan mudahnya mendapat informasi secara instan. Untuk mengatasi hal tersebut diperlukan solusi seperti, kesadaran dari orang tua, pembelajaran daring interaktif dan non-interaktif, pendidikan yang lebih aplikatif, menciptakan suasana belajar, menambahkan buku yang lebih bervariasi di perpustakaan, mempromosikan gerakan membaca, mengadakan bazar buku, dan menerapkan jam wajib belajar.

Daftar Referensi :

El-Fikri, S. (2018) . Rendahnya Minat Budaya Baca. Diakses pada 03 November 2021, dari https://dap.bulelengkab.go.id/informasi/detail/artikel/rendahnya-minat-budaya-baca-46

4 Likes