Menggapai mimpi perguruan tinggi negeri

Halo semua sobat mijil!

Kali ini aku akan membagikan pengalamanku berjuang masuk ke PTN. Dulu waktu di MAN aku masuk ke jurusan IPA tapi akhirnya aku memutuskan untuk linjur saat kuliah. Waktu itu sebenarnya aku diterima jadi siswa eligible dan berkesempatan untuk daftar SNMPTN. Akhirnya aku menggunakan kesempatan itu untuk mendaftar di prodi saintek. Waktu itu aku memilih gizi unair di pilihan pertama dan gizi unesa di pilihan kedua. Dua pilihan yang sangat “berani”. Namun pada akhirnya aku tidak lolos. Tapi entah kenapa aku malah merasa senang, karena aku tahu prodi yang aku pilih tidak sesuai dengan minatku. Setelak ditolak SNMPTN aku semakin semangat untuk belajar SBMPTN. Mulai dari latihan soal setiap hari, ikut tryout setiap minggu dan begadang sampai malam buat belajar. Sebenarnya aku masih bingung mau masuk ke jurusan apa, tapi bagiku yang terpenting adalah aku bisa masuk ke jurusan soshum, karena selama 3 tahun di IPA aku merasa butuh effort lebih besar untuk belajar pelajarannya. Ketika aku memutuskan untuk linjur, entah kenapa aku sangat enjoy belajar materi-materi soshum yang sebelumnya nggak pernah aku dapatkan di IPA.

Setelah melalui berbagai pertimbangan akhirnya aku memilih jurusan ilmu komunikasi. Aku mulai cari tahu di internet sebenarnya ilmu komunikasi itu belajar apa saja dan prospek kerja ke depannya seperti apa. Namun setelah mendengar stigma yang beredar kalau masuk ke jurusan ilmu komunikasi harus pintar public speaking, akhirnya aku mulai ragu dan bimbang untuk memilih jurusan itu. Aku mencoba meminta saran dari kakakku dan akhirnya dia menyarankanku untuk masuk ke jurusan administrasi negara. Setelah melalui berbagai pertimbangan dan restu dari orang tua, akhirnya aku mantap memilih jurusan ini. Aku memilih administrasi negara UNS di pilihan pertama dan administrasi publik UPN Veteran Jatim di pilihan kedua. H- sebulan UTBK aku memutuskan untuk stop belajar dan memilih fokus mendekatkan diri kepada Allah, memperbanyak doa dan dzikir supaya dipermudah nanti saat UTBK.

Sampai akhirnya hari ujian tiba. Aku dapat sesi siang dan kebetulan waktu itu lagi puasa. Aku berusaha semaksimal mungkin untuk mengerjakan soal. Aku merasa tegang dan seperti diburu waktu. Aku merasa sangat kesulitan saat mengerjakan soal kuantitatif dan akhirnya aku hanya bisa mengerjakan satu soal saja. Setelah ujian aku merasa sangat lega. Aku mencoba positif thinking dan memasrahkan semuanya kepada Allah. Hari pengumuman pun tiba. Ternyata aku berhasil diterima di pilihan pertama. Terbayar sudah semua rasa lelah, perasaan hampir menyerah, frustasi, dan lain sebagainya.

Pada akhirnya aku sampai pada satu kesimpulan. Untuk teman-teman semua, you were born to win, but to be a winner you must plan to win, prepare to win, and expect to win. Dan jangan lupa untuk pray hard, karena sekuat apapun kita berusaha tanpa diimbangi dengan doa semua itu nggak akan jadi makna. Aku mau mengucapkan terima kasih untuk kalian yang baca ceritaku ini, semoga bisa menginspirasi dan sampai jumpa di ceritaku selanjutnya!