Mencari Sebuah Jalan

Melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi negeri adalah impian banyak sekali orang. Akan tetapi, tidak sedikit pula orang-orang yang harus tertunda impiannya untuk sementara waktu atau bahkan tidak dapat menggapai impian tersebut. Bagi kita yang saat ini telah diberikan kesempatan untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi negeri, kita harus bersyukur dan berrkuliah dengan bersungguh-sungguh.

Ini adalah cerita perjuanganku untuk menggapai impian setelah mendapat yang aku impikan.

Aku tidak bersekolah di SMA kota, aku tidak bersekolah di SMA swasta dengan fasilitas pendidikan yang sangat lengkap. Aku hanya bersekolah di SMA negeri yang ada di daerahku. Walaupun begitu, aku bangga dengan SMA-ku karena menurutku lingkungan SMA-ku sangatlah baik dan dipenuhi dengan kejujuran. Walaupun SMA-ku tidak di kota tapi prestasinya tidak dapat diremehkan, tidak kalah dengan SMA kota. Aku merupakan salah satu murid dengan predikat murid berprestasi di SMA-ku, terutama prestasi akademik. Beberapa prestasiku adalah menjadi peringkat satu paralel selama tiga semester dan tiga semester sisanya adalah peringkat dua, menjadi perwakilan sekolah pada lomba-lomba seperti olimpiade, dan LCC, dan tidak jarang aku mendapatkan juara. Sudah cukup hal-hal itu membuat ku bisa mengikuti SNMPTN dan menciptakan ekspektasi tinggi yang ada di pikiran guru-guru dan teman-temanku tentang jenjang pendidikanku selanjutnya. Banyak yang berpikiran pasti aku akan diterima di perguruan tinggi yang popular di sana.

Hari itu, saat pengumuman SNMPTN, banyak sekali orang bertanya-tanya di mana aku diterima, di mana aku akan berkuliah. Akan tetapi, mereka melupakan bahwa ada kemungkinan aku gagal di jalur SNMPTN, dan kemungkinan tersebut terjadi. Hal tesebut membuatku sangat ‘down’ karena dalam pikiranku, aku telah menghancurkan ekspektasi semua orang seolah-olah aku menghancurkan harapan mereka. Walaupun mereka tidak benar-benar mengharapkannya. Bahkan pernah di suatu waktu aku tidak mau bertenu dengan siapapun karena takut untuk ditanya bagaimana pengumuman SNMPTN. Akan tetapi, aku mulai sadar, rasa malu tidak akan membantuku mendapatkan impianku. Kemudian mulai saat itu aku mulai untuk mempersiapkan diri untuk jalan selanjutnya, SBMPTN.

Aku berjuang mati-matian untuk belajar, siang hingga malam aku sempatkan untuk selalu belajar. Setiap malam aku mendekat kepada-Nya, menyampaikan semua keluh-kesahku, mencurahkan semua emosi yang ada dalam pikiranku, dengan begitu hatiku mulai tentram dan pikiranku mulai tenang. Aku mulai kembali berkomunikasi kepada orang tua, berkomunikasi dengan orang-orang yang aku percaya. Dan pada akhirnya, semangat dan tekad kembali keapadaku. Aku tidak sama seperti saat sebelum SNMPTN, dulu aku sangat percaya diri dan mengabaikan kemungkinan terburuk yang terjadi dan hasilnya nol. Saat ini aku lebih dewasa dalam menentukan pilihan dan siap menanggung semua konsekuensi dari pilihanku itu.

Waktupun berlalu dengan cepat, hari ini adalah hari di mana aku mengejar kembali impianku di jalur kedua. Aku mengerjakan semua soal-soal yang diberikan dengan teliti. Walaupun banyak soal-soal yang tidak sempat ku kerjakan, aku tidak takut karena sudah ku serahkan semuanya kepada-Nya sesaat sebelum ujian. Aku yakin jika ini memang jalanku pasti aku akan lolos, jika bukan jalanku berarti aku masih perlu waktu untuk belajar dan lebih mendekatkan diri kepada-Nya.

Tes pun berakhir, perjuanganku untuk jalur kedua ini sudah berakhir. Satu-satunya hal yang bisa ku lakukan adalah dengan memperbanyak doa kepada-Nya. Satu bulan kemudian, pengumuman SBMPTN pun keluar, dan tidak ku sangka aku dapat diterima di salah satu perguruan tinggi negeri di Jawa Tengah. Aku tahu ini pasti adalah jawaban dari usaha dan doa-doa yang dicurahkan untukku, mungkin jika dulu aku lebih banyak berusaha dan berdoa aku bisa mendapat yang lebih baik. Akan tetapi, aku percaya jika ini adalah jalanku pasti segalanya akan dibuat lebih mudah.

Saat ini, aku sudah menempuh seminggu berkuliah di PTN di mana aku diterima. Aku bertemu orang-orang baru dengan berbagai macam cerita yang berbeda. Hal ini membuatku berpikir kalau sebenarnya ini bukan akhir dari impianku, tapi awal dari impian baruku.