Mempelajari Tatabahasa Internal dengan Sintaksis sebagai Cabang Linguistik Serta Hubungannya dengan Morfologi dan Wacana

Setiap bahasan suatu bidang ilmu, mayoritas di dalamnya tidak mempelajari satu hal yang tunggal dan memiliki beberapa bahasan yang pasti masing-masing memiliki sisi menarik untuk dipelajari. Dalam linguistik, salah satu bidang yang mempelajari tentang ilmu bahasa, terdapat bidang semantik yang menarik untuk dibahas. Abdul Chaer (2015:19) menyatakan sintaksis mampu menjabarkan sebuah satuan bahasa yang meletakkan kalimat sebagai bidang terbesar yang diuraikan atas klausa sebagai pembentuk kalimat. Kemudian klausa diuraikan atas frasa yang membentuk kalimat serta frasa yang diuraikan atas kata-kata pembentuk frasa. Sebagai bagian dari ilmu bahasa, sintaksis dapat menjelaskan sekaligus hubungan antar unsur satuan kata, frasa, klausa, dan kalimat berdasarkan fungsional maupun makna.
Betuk kata, urutan kata, penggunaan kata dalam kalimat adalah alat yang digunakan dalam sintaksis. Susunan dan penempatan suatu kata dalam kalimat dapat mempengaruhi makna yang dihasilkan. Pemindahan kata yang terletak pada akhir, tengah, maupun awal kalimat tidak menjadi masalah selama makna yang dihasilkan dapat diterima secara gramatikal. Dalam fungsi kajiannya, fungsi kajian sintaksis terdiri atas subjek, predikat, objek, pelengkap, dan keterangan yang masing-masing sebagai kata memiliki peran dalam pembentukan frasa yang menjadi kalimat. Disisi lain, sintaksis memiliki kategori yang dianggap sebagai kelas kata, yaitu verba (kata kerja), nomina (kata benda), adjektiva (kata sifat), dan adverbial (kata keterangan) yang semuanya dapat menjadi pembeda berdasarkan kategori sintaksisnya.
Sintaksis dalam linguistik memiliki hubungan maupun kesamaan dengan bidang lain dalam linguistik, salah satunya adalah morfologi dan wacana. Sintaksis memiliki kesamaan dengan morfologi yang sama-sama masuk dalam bagian tatabahasa atau gramatikal. Yang menjadi pembeda antara keduanya adalah morfologi yang membicarakan tentang morfem, kata, dan pembentukan kata, sedangkan sintaksis membicarakan mengenai frasa, klausa, dan kalimat sebagai satu kesatuan sistemis. Di atas ilmu sintaksis terdapat wacana yang mempelajari unsur bahasa yang lebih luas dari sintaksis. Wacana terletak pada strata tertinggi dalam kebahasaan. Beberapa kata hingga membentuk kalimat yang dipelajari dalam sintaksis dapat dijadikan satu kesatuan yang dipelajari dalam bidang wacana.

Referensi:
Chaer, A. (2015). Sintaksis Bahasa Indonesia (Pendekatam Proses). Jakarta: PT. Gramedia.
Supriyadi. (2014). Sintaksis Bahasa Indonesia. Gorontalo: UNG Press.
Tarmini, W., & Sulstyawati. (2019). Sintaksis Bahasa Indonesia. Jakarta Selatan: UPT HAMKA Press.