Pada suatu siang yang cerah terdapat segerombolan anak SMA yang berjumlahkan 7 orang sedang menunggu kereta. Mereka mendapatkan tugas dari gurunya untuk mengobservasi perbedaan alokasi tempat dari Jakarta Kota menuju Bogor dengan menggunakan KRL (Kereta Rel Listrik). Salah satu dari mereka ada seorang perempuan yang baru pertama kali naik KRL dan dia pun merasa senang bisa jalan-jalan di tengah numpuknya tugas-tugas sekolah.
Perjalanannya dengan teman-temannya dimulai dengan menaiki KRL dari arah Lenteng Agung menuju ke Jakarta Kota. Sesampainya KRL tersebut mereka langsung menaikinya dan mereka mendapatkan tempat duduk karena kereta tidak terlalu ramai. Di dalam kereta perempuan tersebut yang bernama Dira berbincang-bincang dengan teman-temannya, lalu seperti biasa Dira menelaah keadaan sekitar karena baru pertama kalinya dia naik KRL. Dia memang terbiasa untuk menelaah keadaan sekitar kalau tempat itu baru dia liat. Kereta tersebut berbeda dengan kereta biasanya yang dia naiki namun wajar karena harga KRL hanya Rp. 3000.-. Sesampainya di Stasiun Jakarta Kota, dia dengan teman-temannya langsung menuju swalayan untuk membeli beberapa snack dan minuman. Keadaan Stasiun Jakarta Kota sangatlah ramai namun masih beraturan. Selesainya membeli kopi, dia dengan teman-temannya langsung mencari kereta menuju Bogor. Kereta tersebut datang dan mereka langsung mencari gerbong khusus wanita. Di dalam kereta dia dengan teman-temannya masih bisa untuk duduk dan keadaan di dalam kereta sudah lumayan ramai. Perjalanan dari Jakarta Kota menuju Bogor memerlukan waktu sekitar 2 jam. Di perjalanan dia dengan teman-temannya kesulitan untuk mengobrol karena tempat duduk masing-masing dari mereka terlalu jauh. Di tengah perjalanan, keadaan gerbong kereta sudah dipenuhi orang, lalu Dira mengajak teman-temannya untuk berdiri karena dia merasa tidak enak bahwa banyak ibu-ibu yang berdiri, Dira juga takut jika nanti ditegur satpam karena mereka masih muda harus mengalah pada yang lebih tua untuk duduk. Dengan kondisi berdiri, Dira dengan teman-temannya berdekatan lagi dan mengobrol dengan kondisi masih dalam keadaan senang.
Sesampainya di Stasiun Bogor merekapun turun dan tak lupa untuk mendokumentasi keadaaan sekitar untuk tugas mereka. Dira dengan teman-temannya bingung harus kemana karena mereka tidak briefing sejak awal kalau mereka akan kemana. Setelah berbincang-bincang akhirnya mereka menuju tempat andalan mereka di manapun mereka berada yaitu Gacoan. Mereka menuju Gacoan dengan menggunakan transportasi umum. Sesampainya disana mereka makan dengan hati senang padahal mereka tidak tau nantinya akan ada masalah yang menimpa mereka. Selesainya mereka makan dengan kondisi kekenyangan, merekapun harus buru-buru ke stasiun lagi untuk pulang karena hari sudah mau gelap. Sesampainya di stasiun Dira tiba-tiba memiliki feeling yang tidak enak apalagi kondisi stasiun sangat ramai, Dira ingat akan omongan orang-orang bahwa KRL kalau ramai seperti itu maka untuk masuk ke kereta akan sangat sulit dan harus war tempat duduk, padahal kondisi Dira pada saat itu sudah tidak karuan. Dan benar saja saat kereta datang dengan kondisi orang-orang sangat pecah namun Dira dengan teman-teman berada di posisi paling depan agar memudahkan mereka untuk masuk dan mendapatkan tempat duduk. Akhirnya pada saat mereka masuk merekapun langsung mendapatkan tempat duduk dengan mudah di antara banyaknya orang yang berlarian untuk mendapatkan tempat duduk. Kondisi di dalam KRL sangat ramai bahkan tidak seperti sebelumnya, Dira yang sedang kekenyanganpun merasakan sesak akibat terlalu ramai dan kurangnya tempat untuk bernafas. Agar meminimalisir sesak nafas dan kekenyangannya, Dira pun tidur dengan kondisi seperti itu di tambah dia mendadak merasa pusing. Namun, lagi-lagi sifat gaenakan dan khawatir pun muncul karena banyaknya orang tua yang berdiri, walaupun Dira sedang dalam kondisi tidak memungkinkan tetapi daripada mendapatkan teguran dari satpam lebih baik Dira inisiatif untuk berdiri. Dira pun mengajak teman-temannya untuk berdiri kembali dan alangkah terkejutnya Dira bahwa tempat duduknya yang seharusnya di duduki oleh orang tua malah di tempati oleh anak kecil. Dira berdiri dengan perasaan badmood dan lelah, juga kondisi kereta pun tidak memungkinkan untuknya karena jalan kereta tidak rata yang membuat Dira pun ikut mual. Perjalanan kereta tersebut menuju Stasiun Lenteng Agung hampir memakan waktu sekitar 1,5 jam dan hal itu membuat Dira dengan teman-temannya sangat lemas di karenakan selama 1,5 jam mereka tidak duduk sama sekali dengan kondisi mereka sama-sama lemas, juga merekapun tidak ada semangat untuk mengobrol kembali. Sesampainya di Stasiun Lenteng Agung merekapun turun dan langsung pulang karena hari sudah malam.
Walaupun sesampainya di rumah Dira langsung jatuh sakit dan akhir dari perjalanan tersebut tidak mengenakan namun perjalanan tersebut sangat seru karena banyak lika-liku menyenangkan dan tidak menyenangkannya apalagi Dira mendapatkan tugas tersebut dikala dia sedang pusing tugas-tugas sekolah yang menumpuk sekali dan membuat perjalanan tersebut adalah healing baginya. KRL dapat memudahkan masyarakat untuk berpergian kemana-mana dengan tarif yang murah agar masyarakat dapat memudahkan pemakaian transportasi umum dan juga dapat mengurangi kemacetan akibat pemakaian transportasi pribadi yang berlebihan. Pesan yang dapat diambil bagi Dira yaitu seharusnya Dira dengan teman-temannya melakukan briefing sejak awal kemana akan pergi dan berangkat lebih awal agar setelah makan bisa beristirahat dulu untuk meminimalisir tidak terjadi kekenyangan yang menyebabkan sakit yang menjalar kemana-mana.