Langkahku, Mengalah Untuk Selangkah Lebih Maju

Halo semua, salam kenal ya aku Aggni. Apa kalian pernah mendengar kalimat ini sebelumnya, “Jika kamu terlalu menginginkan sesuatu, mungkin kamu tidak bisa mendapatkannya.” Kemarin aku baru saja tahu kalimat ini melalui sebuah postingan sosial media, dan mungkin kalimat ini sedikit sesuai dengan cerita yang kutulis di sini. Disini aku menceritakan bahwa aku teramat sangat menginginkan sesuatu agar terjadi dalam hidupku, namun pada akhirnya aku sama sekali tidak mendapatkannya, untuk lebih jelasnya yuk simak ceritaku.

Aku seorang mahasiswa semester 2 di PTN Surakarta, salah satu PTN favorit yang diminati. Namun, dulu aku belum berminat meskipun aku tahu jika PTN itu termasuk salah satu PTN favorit setiap tahunnya, dan aku lebih berminat untuk mengejar PTK (Perguruan Tinggi Kedinasan). Bekerja di bidang keuangan khususnya di Kementrian Keuangan adalah impianku sejak SMP, dan aku berniat untuk melanjutkan kuliah disalah satu PTK di bawah naungan Kementrian Keuangan. Seharusnya, aku mengambil jurusan IPS. Namun, saat SMA aku mengambil jurusan IPA karena dulu aku berpikir jika di jurusan IPS banyak materi hafalan, sedangkan aku merasa kurang dalam kemampuan menghafal. Tapi ternyata setelah dijalani pun jurusan IPA dan IPS sama saja.

Orang tuaku memang mendukung sepenuhnya apa yang aku impikan, termasuk melanjutkan kuliah di PTK tersebut. Namun, entah karena apa saat aku kelas 12 tiba-tiba orang tuaku melarang aku untuk berkuliah di PTK tersebut dengan alasan letak PTK tersebut terlalu jauh, dan katanya PTK tersebut bukan satu-satunya jalan untuk mewujudkan impianku. Mungkin memang benar apa yang dikatakan orang tuaku, tapi saat itu aku tidak bisa berpikir dari sudut pandang orang tuaku karena aku pikir masih ada peluang untuk meyakinkan orang tuaku dan aku sudah yakin jika itu adalah jalan terbaik dari Tuhan. Namun apa yang terjadi? Semakin hari untuk memperjuangkan PTK itu semakin berat, selain adanya desakan dari orang tua dan keluarga, juga terjadi kendala sehingga menyebabkan PTK tersebut tidak membuka pendaftaran di tahun 2020 lalu. Hal itu membuat kecewa, dipatahkan dan hancur bagi calon pendaftar termasuk aku. Bagaimana tidak, banyak yang memperjuangkannya dari bertahun-tahun lalu, bahkan ada yang rela mengeluarkan uang yang tidak sedikit dari kantong demi mengikuti bimbel khusus, eh ternyata tahun 2020 PTK tersebut tidak membuka pendaftaran.

Setelah mendengar kabar tersebut, aku juga tidak mau berlarut dalam kesedihan. Dengan segera aku mempersiapkan diri untuk mengikuti Seleksi masuk PTN. Awalnya aku memang tidak tahu harus mengambil jurusan apa dan di PTN mana, namun akhirnya aku berinisiatif untuk mengambil jurusan yang sekiranya relevan dengan impianku untuk bekerja di Kementrian Keuangan, dan akhirnya aku masuk di salah satu PTN favorit setiap tahunnya meskipun tidak melalui jalur SBMPTN melainkan melalui jalur SM khusus Diploma. Aku sangat bersyukur bisa berkuliah di tahun ini tapi jujur, sebenarnya setelah aku mendapatkan PTN ini namun masih terbesit dalam benakku untuk mengejar PTK itu di tahun 2021 nanti. Aku berpikir bahwa masih ada kesempatan di tahun ini, dan aku pun masih bersemangat untuk mewujudkan impianku berkuliah di PTK tersebut. Tapi lagi dan lagi aku harus mengalah dengan keadaan.

Aku merasa sangat bersyukur karena tahun lalu aku memutuskan untuk mengikuti saran dari orang tuaku dengan berkuliah di PTN ini. Sebab jika tidak, mungkin saja aku akan menyesali atas penolakan itu. Dari sini aku mencoba memahami maksud orang tuaku dan mungkin benar PTK tersebut bukanlah jalan satu-satunya untuk aku mewujudkan impianku. Seperti kata orang, “Banyak jalan menuju Roma, banyak jalan menuju kesuksesan.” Mungkin dimulai dari sini di PTN ini adalah jalanku menuju kesuksesan dan aku bisa mewujudkan satu-persatu impianku, serta dari sini juga aku paham, bahwa yang teramat sangat kita yakini bahwa itu yang terbaik belum tentu terbaik menurut Allah SWT.

Sekian cerita yang dapat saya sampaikan saat ini, dan ini merupakan tulisan artikel pertama saya. Apabila ada penulisan, pemilihan kata yang kurang pas, dan kurang berkenan di hati pembaca, saya mohon maaf yang sebesar-besarnya. Terima kasih sudah menyempatkan waktu untuk membaca artikel saya, semoga bermanfaat.
See you next time :blush: