Ketika Bahasa dan Usia bertemu; Bahasa Remaja di Era Teknologi

bahasa I luvv yu
today.line.me

Bahasa. Ya. Seperti yang kalian ketahui, Bahasa merupakan kebutuhan vital dalam kehidupan kita. Dengan Bahasa, kita dapat menyampaikan isi hati kepada orang lain, berbagi sudut pandang, dan menerima pengetahuan yang tak terhitung jumlahnya.

Bahasa merupakan hal yang unik, karena hal tersebut dapat bertambah jumlahnya, berubah makna tergantung konteks peletakan kalimat dan nada yang diucapkan. Seperti dalam kalimat berikut dimana peletakan tanda baca dan nada dapat merubah makna keseluruhan kalimat.

  1. “Kemarin katanya, tetangga saya meninggal.” dan “Kemarin katanya tetangga, saya meninggal.” hal ini merupakan contoh dari peletakan tanda baca yang dapat merubah makna kalimat.
  2. Lalu ada juga kata “memerah” yang memiliki arti berbeda tergantung nada seperti berikut “memerah sapi” dan “pipimu memerah”.

Dalam Bahasa, kita juga tak hanya menggambarkan peristiwa hanya dengan sebuah kata, namun juga ada kata lain serupa yang dapat digunakan untuk menggantikan kata tersebut agar beragam. Seperti kata “cantik” yang juga bisa diganti dengan kata “elok, indah, ayu, anggun, jelita”. Di zaman sekarang yang sudah dipenuhi dengan teknologi dan adanya media sosial, menimbulkan banyaknya perubahan dan terciptanya hal-hal baru, tak terkecuali untuk Bahasa.

Pengguna media sosial yang kini didominasi oleh kaum remaja, menciptakan kata dan sistem bahasanya sendiri. Bahasa remaja yang digunakan pada era 80/90-an tentu berbeda dengan Bahasa remaja di era teknologi, karena saat ini dunia telah dipenuhi dengan adanya media pertukaran komunikasi di antara mereka pada era teknologi ini. Jika kita melihat dari segi linguistik, Bahasa remaja ini digolongkan sebagai Bahasa yang “diakronis” atau bahasa yang dituturkan dan digunakan oleh sekelompok orang dalam kurun waktu tertentu.

Penggunaan Bahasa remaja di era teknologi dapat kalian lihat dan cermati dengan gambar di bawah ini.

image
dok. pribadi

WhatsApp Image 2021-12-17 at 20.19.36
dok. pribadi

Contohnya pada percakapan sehari-hari melalui aplikasi seperti Whatsapp, penggunaan Bahasa remaja terdapat beberapa versi seperti:

  1. Penggunaan Bahasa daerah maupun Bahasa asing yang bercampur dengan Bahasa Indonesia. Contohnya ada pada gambar di atas yaitu “Nek aku panik mas”. Kata “nek” merupakan Bahasa daerah jawa yang berarti “kalau”.
  2. Penghilangan huruf pada awal kata. Seperti kata “gimana” dan “udah” dari kata yang semula “bagaimana” dan “sudah”
  3. Mengganti huruf pada kata. Penggantian huruf “a” dengan huruf “e”. Contohnya adalah kata “denger” yang seharusnya “dengar”
  4. Bertambahnya huruf di akhir kalimat untuk memunculkan suatu kesan atau ekpresi tertentu dari pengetik.

Seperti kata baru yang ditambahkan untuk mengekspresikan emosi seperti kata “wkwkwk” yang sejujurnya tidak dapat dibaca namun hal ini sudah terkenal luas di kalangan remaja Indonesia. Kata yang tidak dapat dilafalkan itu akhirnya dibaca dengan “wokwokwokwok” yang sebenarnya berasal dari singkatan “we ketawa”. Kata “we” ini bukanlah kata yang diambil dari Bahasa Inggris yang berarti “kita” melainkan diambil dari Bahasa gaul di Indonesia yaitu “gue” yang berarti “aku”.


dok. pribadi

Jadi penambahan kata “wkwkwkwk” di akhir percakapan secara daring oleh pengetik dapat diartikan dan dipahami sebagai “aku ketawa aku ketawa aku ketawa”.

Nah, kira-kira seperti itulah penggunaan Bahasa remaja di era teknologi ini. Terima kasih sudah membaca sampai akhir

1 Like

"Bahasa remaja yang digunakan pada era 80/90-an tentu berbeda dengan Bahasa remaja di era teknologi, karena saat ini dunia telah dipenuhi dengan adanya media pertukaran komunikasi di antara mereka pada era teknologi ini. "

Setuju banget sih. Dulu wktu saya SMP, tahun 2000an. masih banyak tuh yang kirim surat cinta pake kertas bergambar bunga dan wangi lagi :sweat_smile:
.
Kalau sekarang, sudah gak jaman nampaknya.